Semua orang sedang bersantai sore ini, sang mama yang sedang melihat lihat majalah sedangkan Chanyeol menemani anak anaknya bermain game."Papa curang ya" gumam Haechan saat milik papanya justru menembaknya.
"Mana ada, papa gak curang, udah seharusnya musuh di basmi, Chenle bisa bisanya kamu nyerang papa sendiri hah" Chanyeol menatap sang pelaku yang hanya diam.
"Lah, katanya musuh harus di basmi, papa kan bukan tim nya Chenle, jadi harus Chenle matiin lah" ujarnya.
Ya mereka tengah bermain bersama dengan Chanyeol sendiri yang satu tim dengan Mark, Haechan dengan Jeno, dan Jaemin dengan Chenle, sedangkan Jisung, dia tidak pandai dalam bermain game jadi lebih baik melihat saja sambil nyemil katanya.
"JUN PUYANG!"
Mendengar teriakan Renjun mereka langsung menatap ke arah pintu, Renjun berlari dengan tasnya yang sudah dia seret, namun yang terlihat lucu adalah rambut Renjun yang di kuncir dua, entah siapa yang melakukan itu.
"Astaga kak Reno, mau jualan kah banyak banget bawaannya" Wendy terkejut melihat penampilan Reno yang terlihat sangat kesusahan membawa beberapa kreksek di tangannya ada beberapa paperbag juga dan jangan lupakan dua boneka yang di kempit di lengannya.
Renjun tersenyum manis dan langsung menatap mamanya padahal Chanyeol sudah berniat menerima pelukan dari putra manisnya itu.
"Ini semua milik anak mu Wen" ujarnya setelah meletakkan semua yang dia bawa di lantai dan langsung mendudukkan dirinya, sepertinya dia menyesal mengajak Renjun ke taman tadi.
"Jun, kok banyak banget itu, kasian om nya sayang" Wendy mengelus kening putranya yang berkeringat.
"Om dicit ma, Jun kashih kasih kakak tantik" gumamnya membuat mereka semua mengernyit bingung dan langsung menatap Reno.
Reno sendiri yang di tatap seperti itu hanya bisa menghela nafas panjang.
"Jadi gini, dengerin nih, tadi memang sengaja ngajak Renjun ke taman, ya dipikir taman sepi, kan bukan weekend, jadi Renjun bisa lebih tenang dan bebas kalau mau melukis, emang tadi kita beli cemilan dulu tapi hanya dua kreksek itu aja, gak banyak, tapi ternyata pas sampai taman tak lama ada beberapa anak SMA kayaknya menghampiri Renjun yang tengah melukis, ehh teman temannya ngikut jadilah tuh anak di kerumuni gadis SMA mana anaknya polos lagi, salah satu dari mereka tuh bawa ice cream, akhirnya Renjun luluh bahkan tuh anak diem aja pipinya di cubiti dan rambutnya itu hasil karya mereka, Renjun di kasih begituan ya mau lah tuh, bahaya banget ini kalau ada penculikan anak, di kasih coklat ilang anakmu Yeol" ujar Reno.
Mendengar hal itu Chanyeol langsung melemparkan stick PS nya dan langsung melihat keadaan putranya.
"Ya ampun apa putra manis papa ternodai nak" ujarnya menangkup pipi putranya yang terlihat sedikit merah, mungkin karena di cubiti tadi.
"Gak usah lebai" gumam Wendy.
"Kakak tantik ma, Jun cuka" ujarnya bahkan semuanya langsung menggelengkan kepalanya.
"Eehh Jun gak boleh suka suka sayang, Jun nya papa masih kecil ya nak" ujar Chanyeol.
"Waahh kayaknya kalau pergi keluar harus pengawasan ekstra nih" gumam Haechan membuat yang lain mengangguk lucu.
"Ma Jun antuk" Renjun menduselkan wajahnya di perut mamanya yang sedang duduk.
"Udah sore, kalau tidur sekarang takut rewel entar, jam tidurnya ke ganggu" Wendy menatap Chanyeol yang juga bingung tapi tidak tega melihat putranya yang sudah mengantuk parah.
"Gak apa apa, kalau rewel biar aku aku aja yang jaga nanti" Chanyeol langsung menggendong putranya yang sudah pasrah dan bersandar nyaman di pundaknya.
"Ngantuk banget anak papa, langsung merem gini" dirinya terkekeh pelan, putranya sangat lucu begini di bilang gak normal.
"Ma boleh kita liat kan itu isinya apa aja?" Chenle sudah penasaran apa saja yang ada di kreksek tersebut.
"Yang dari om Reno sendiriin, entar nyari anaknya" ujar Wendy membuat Chenle mengangguk mengerti.
"Kebanyakan coklat ma sama boneka" Jeno juga membantu mengeluarkan apa saja isi dalam kresek dan paper bag tersebut.
"Kalau mau ambil aja, sisain dikit, takutnya Renjun sakit gigi makan itu semua" Wendy menatap putranya yang tampak senang kecuali Mark dan Jeno yang tidak terlalu menyukai hal manis.
Benar apa yang di takutkan Wendy, jam tidur Renjun kurang sehingga sekarang mood anak itu sedang buruk.
Biasanya putranya itu akan tidur jam 2 lalu di bangunkan jam 5 atau 6, tapi tadi putranya baru tidur pulul 5 sore dan sudah harus di bangunkan pulul 7 malam, itupun yang lain sudah melakukan makan malam kini hanya tinggal Chanyeol dan putranya yang sedang berada di meja makan.
"Dikit aja ayo, aaaa pesawat mau terbang" sudah sedari tadi Chanyeol dengan sabar menyuapi putranya yang sedang dalam mood buruknya, bahkan Renjun tidak mau di sentuh saudaranya yang lain dan hanya nemplok di gendongannya, walaupun pinggangnya sudah nyeri, mengingat berat badan putranya terus naik.
"Hiks bobok pha, Jun antuk" lirihnya menyembunyikan wajahnya di dada bidang papanya yang sedang memangku nya.
"Waahh liat, Jeno sama adik jie dan adik Chenle bawa apaan tuh" ujar Chanyeol namun Renjun masih terus menyembunyikan wajahnya.
"Liat Jeno punya hadiah loh buat Injun, mau gak" tawarnya namun Renjun tetap menggelengkan kepalanya.
"Hanya dua suap loh Wen" Chanyeol menatap istrinya yang sedari tadi juga ikut membujuk putranya.
"Ya udah gak masalah yang penting ada yang masuk kan" ujarnya dari pada putranya tidak makan apa apa.
Chanyeol hanya mengangguk mendengar itu, dia menatap putranya yang kembali memejamkan matanya.
"Pa, Renjun tidur sama Jeno ya malam ini" pintanya karena dia belum pernah tidur berdua dengan Renjun sedangkan yang lain sudah pernah.
"Jangan sekarang ya, Renjun nya lagi rewel, besok malam aja" gumam Chanyeol.
"Hiks hiks HUWAAA Jun antuk" tangis nya membuat mereka semua terkejut.
"Haechan, ya ampun jail banget sih" Wendy langsung manarik telinga putra jahilnya itu.
Renjun masih terus terisak di gendongan papanya setelah tadi tiba-tiba Haechan mencubit kedua pipinya dengan kencang.
Mereka aslinya ingin tertawa melihat wajah Renjun dengan pipi yang memerah dan mata yang hampir tertutup tapi masih menangis.
"Huusstt, kita bobok ya" gumam Chanyeol mulai melangkah menaiki tangga, nanti saja dia memarahi putranya itu.
"Hiks Echan Jil papa" lirihnya dengan masih sesenggukan membuat Chanyeol bingung harus kesal dan marah atau justru merasa lucu.
"Anjil anjil terus sekarang putra papa" ujarnya, dia jadi kesal sendiri mengingat Reno, udah tau Renjun anaknya selalu mengingat apa yang di ajarkan orang lain.
"Umin Jun" lirihnya padahal matanya sudah tertutup.
"Tetap umin nomer satu ya nak" Chanyeol menggelengkan kepalanya dengan tingkah putranya yang selalu menggemaskan, dia mengambil boneka yang tadi terjatuh dan meletakkannya di pelukan putranya.
Setelah menemani Renjun yang sudah tertidur pulas Chanyeol langsung keluar tidak lupa memasang pembatas ranjang agar putranya tidak jatuh lagi, ngomong ngomong Renjun bisa membuka pembatas itu karena pernah di ajari oleh Mark kalau misal gak ada orang di kamar dan Renjun sudah bangun jadi tidak perlu nunggu yang lain, mengingat saking aktifnya putranya ketika tidur tengah malam mereka harus terbangun karena mendengar tangisan Renjun yang ternyata terjatuh dan sempat mengeluarkan darah walau dikit.
Jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...