"Aku ingin tidur lebih lama jika mimpinya seindah itu"
一 Airelle Atmaja
Bu Desy yang tak tega melihat Air, ia ingin menghampiri Air yang berada di depan pintu sedang memohon untuk meminta di bukakan pintu.Tetapi, saat hendak menghampiri Air tiba-tiba seorang wanita membuka pintunya. Itu Mama. Bu Desy sedikit lega, ia pun kembali ke mobil karena ia menganggap jika sudah ada sang ibu Air akan aman.
Namun siapa sangka? Ternyata Sang ibu bukannya menolong justru malah semakin membuat Air semakin seperti Binatang. Mama menendang tubuh Air hingga gadis kecil itu terpental. Tulang-tulang Air terasa semuanya remuk.
Air sangking merasakan sakit, tangisnya sudah tak bersuara. Sang ibu tidak sampai disitu saja menganiayanya, Ia juga menyiram Air menggunakan air bekas rebusan telur yang terasa masih panas.
"Mama stop mama ampun" Air terus menangis
"Terima itu akibatnya, karena pergi ga pamitan!" Mama terus mengguyur tubuh Air dengan air bekas rebusan telur itu.
Setelah itu, sang ibu meninggalnya begitu saja. Air mengesot menuju pintu. "Mama buka, maafin Air" air matanya terus mengalir deras.
Namun tidak ada jawaban dari orang di dalam sana, Air yang sudah basah kuyup memeluk dirinya sendiri di depan pintu. Ia masih menangis.
Hingga malam tiba, jam menunjukkan pukul 23.00 Ayah baru saja pulang. Sang Ayah melihat Air yang masih menangis. Ayah melihat sekelilingnya aman dan lalu ia duduk di sebelah putrinya yang malang itu.
"Ayah.. Jangan sakiti aku.. aku sudah tidak punya tenaga lagi" lirih Air
"Kenapa seluruh tubuhmu kuyup?" tanya Ayah dengan suara yang sedikit berbisik
"Mama menyirami aku dengan air rebusan telur" Jawab Air
"a-air nya masih panas?" tanya Ayah lagi
Air mengangguk,
Ayah terdiam, Ia juga melihat ke kiri kanan tidak menemukan kursi roda milik Air.
"Dimana kursi rodamu?" tanya Ayah
"Di dalam"
"Mengapa bisa di dalam? sedangkan kamu berada di luar"
"Adik yang membawanya masuk"
Tiba-tiba suara kunci yang sedang di putar terdengar, Ayah segera berdiri dan seolah sedang menelepon temannya. Dari dalam sana keluar seorang gadis yang berusia 17 tahun, itu adalah Kakak.
Ia sambil membawa kursi roda milik Air, "ayah.. boleh aku memberikan perhatian padanya? kali ini saja, aku kasihan padanya" pinta Kakak pada sang ayah dengan nada pelan.
"Silakan, Aku tidak melarangmu. Asal jangan sampai Ibu dan adik bungsu mu mengetahuinya" ingat sang ayah.
"Mereka sudah tertidur" Jawab Kakak
Saat itu Air sudah benar-benar lemas, seluruh tubuhnya terasa sakit.
"Ayah, bisakah kamu menggendongnya ke dalam?" Tanya Kakak
"Kamu harus memastikan kalau Mama dan Adik bungsumu benar-benar tertidur"
"Aku akan mengunci mereka dari luar, Kamu bawakan dia ke kamarnya" Ucap Kakak
Kakak berjalan masuk dan mengunci pintu kamar Mama dan Adik dari luar. Ayah menggendong gadis kecil yang lemas itu untuk masuk.
"Badanmu sangat ringan" batin Ayah
Saat Ayah sudah membawa Air ke kamar, Kakak pun segera membuka kembali kunci kamarnya.
"ayah.. terima kasih" ucap Kakak
KAMU SEDANG MEMBACA
GORESAN WAKTU
Teen FictionAirelle Atmaja adalah seorang gadis lumpuh sejak kecil, Ia selalu di asingkan oleh keluarganya. Air pernah menuntut ilmu di sekolah khusus orang disabilitas atau berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa (SLB), namun saat itu terjadi kebakaran di s...