Pagi harinya di saat yang lain masih bersiap bahkan beberapa masih terlelap di kamar masing-masing, si gadis blonde telah berada di meja makan, menyantap roti panggang keju yang sengaja ia minta pada asisten rumah tangga mereka juga segelas susu coklat hangat. Rambut panjang yang biasa ia ikat kini di biarkan terurai menutupi separuh wajahnya yang teramat pucat dengan kedua kantung mata yang terlihat bengkak dan sembab.
"Nona, apa Nona baik-baik saja?" Haram menoleh pada si wanita paruh baya dan tersenyum tipis
"Gwaenchana Ahjumma, terimakasih sudah bertanya"
"Tapi wajahmu sangat pucat, kau sakit?"
"Aku hanya kurang tidur semalam Ahjumma" Balasnya tenang dan lemas, si wanita masih menatap lekat wajah tenang Haram yang baru saja menghabiskan selembar roti panggang kesukaannya kemudian bangkit dari kursinya.
"Ahjumma, terimakasih untuk roti panggang lezatnya, terimakasih sudah mau bertanya keadaanku dan terimakasih banyak telah mencemaskan aku" Ia membungkuk sopan sedikit lama membuat si wanita dengan cepat menegakkan tubuh si gadis
"N-Nona.."
"Aku akan berangkat Ahjumma, jika ada yang bertanya katakan saja aku pergi bersama Anna tapi jika tidak ada yang bertanya, Ahjumma diam saja tidak usah memberitahukan apapun" Tuturnya, Haram tersenyum kemudian berbalik dan berjalan keluar dari rumah meninggalkan si wanita paruh baya yang kini menyentuh dadanya merasa sesak hanya karena ucapan dan wajah pucat anak majikannya itu.
Bohong saat Haram bilang jika ia pergi bersama Anna, buktinya sekarang ia tengah terduduk di halte bis yang tak terlalu jauh dari rumahnya, gadis itu bangkit dan masuk ke dalam bis. Belum banyak siswa atau siswi yang terlihat di sana karena waktu masih menunjukkan pukul 6.30 pagi dan biasanya pukul 7 tepat bis baru akan sesak dengan para murid sekolah.
15 menit perjalanan akhirnya Haram sampai di halte terdekat sekolahnya, ia turun kemudian berjalan santai menuju sekolah. Kedua tangannya ia masukan ke dalam saku jas dengan masker hitam yang menutup separuh wajah. Haram sampai di ruangan kelasnya, ia terduduk kemudian merebahkan kepala di atas meja dengan kedua tangan sebagai bantalan.
Tak berselang lama dari kedatangannya, Anna pun datang. Ia mengernyitkan dahi melihat sahabatnya berada di tempat duduk mereka kemudian mengarahkan pandangan pada bangku Ahyeon yang masih kosong, Anna berjalan ke arah Haram, terduduk di sebelahnya dan menatapnya lekat.
"Sejak kapan kau datang?" Tanyanya pada Haram yang memejamkan mata
"Baru saja" Balas Haram lemah, Anna mengernyitkan dahi, tangannya terangkat menyentuh kening Haram dan membelalak
"Y-yakk! Kau demam Haram-aa"
"Benarkah? Woahh~" Balas Haram bercanda tanpa membuka matanya, Anna berdecak sebal
"Bangunlah, aku akan membawamu ke ruang kesehatan"
"Aku lemas, Anna"
"Apa aku harus menggendongmu?" Haram membuka matanya perlahan kemudian menegakkan tubuh
"Kau kan lemah, mana bisa menggendongku"
"Aishhh~ menyebalkan sekali"
"Sudahlah ayo, aku akan memapahmu saja" Anna bangkit dan menarik lengan kiri Haram, si gadis dengan pasrah menerimanya saat Anna melingkarkan lengan di pinggangnya.
"Anna, bisakah aku berjalan sendiri saja? Aku malu"
"Diamlah!" Kesal Anna, Haram menghela nafas lelah tanpa menghentikan langkahnya menuju ruang kesehatan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Babymonster Rami || So Far Away [END]
FanfictionCeritaku hanya sampai disitu, tak ada kelanjutannya kalian menutup paksa buku yang masih berusaha ku tulis dengan tinta kalian menghentikan cerita yang baru akan ku mulai dengan aksara penuh makna semakin ku berusaha kembali meng-eja-nya, semakin ka...