Pagi ini Renjun kembali bangun lebih awal, bahkan anak itu langsung menuju kamar kedua orang tuanya dan langsung masuk ikut tidur di tengah tengah mereka, sehingga membuat Wendy sedikit terusik saat merasakan ada tangan yang menepuk nepuk dirinya.
Dan seperti sekarang, setelah Renjun menemani mamanya memasak kini Wendy harus sabar mengikuti langkah putranya menuju kamar saudaranya yang lain, dia mau ikut membangunkan hyung dan adiknya katanya.
"Hyung nya udah bangun belum?" Tanyanya saat melihat Renjun yang hanya mengintip dari pintu yang dirinya buka sedikit.
"Em gelap ma" lirihnya membuat Wendy hanya bisa menggelengkan kepalanya sebelum dia ikut masuk dan langsung menyalakan lampu kamar putra sulungnya itu.
Renjun yang melihat hyungnya masih bergelung nyaman di bawah selimut langsung saja berlari menghampiri hyungnya.
"Yung angun yung, dah paji, angun" ujarnya sembari mengguncang pelan tubuh Mark.
"Ma, sejak kapan ada rubah di rumah?" Mark dengan suara seraknya langsung saja menarik tangan Renjun dan memeluknya.
"Aaa yung acem, jun angi" Renjun berontak namun bukannya melepaskan nya Mark justru terkekeh pelan.
"Mangkanya hyung peluk, Jun wangi sih" jahilnya lihat saja bibir Renjun yang sudah maju membuat Wendy harus turun tangan.
"Lepasin Mark, nangis entar adiknya" ujar Wendy membuat Mark langsung melepaskan pelukannya dan mulai bangun.
"Mandi habis itu turun, ayo Injun kita berpetualang lagi" ajaknya membuat Renjun langsung menggandeng tangan mamanya.
"Sekarang kamar siapa ini?" Tanyanya.
"Nana" Renjun langsung masuk ketika mamanya membuka pintu kamar tersebut namun ternyata Jaemin sudah bangun dan sedang bermain handphone.
"Nana udah angun ma" lirihnya menatap mamanya yang hanya mengangguk saja.
"Nana acem lum andi" ujar Renjun membuat Jaemin terkekeh pelan dan langsung meletakkan hpnya.
Bagaimana Renjun tau Jaemin belum mandi? Tentu dari penampilannya yang masih acak acakan.
"Tau aja kalau Nana belum mandi hm, mentang-mentang Injun udah wangi, semangat banget sih, mau kemana emang?" Tanyanya membuat Renjun langsung tersenyum.
"Antel jie Nana"
Memang itu salah satu Renjun sampai bangun pagi, kemarin malam mereka sudah sepakat akan ikut semua melihat sanggar tari itu.
"Baiklah baiklah Nana akan mandi oke" ujar Jaemin.
"Oke Nana" setelah itu Renjun language berlari keluar bahkan meninggalkan mamanya yang masih berada di dalam kamar Jaemin.
"Kalau udah selesai langsung turun aja ya" gumam Wendy sebelum meninggalkan kamar putranya itu.
Kini dirinya berada di kamar Jeno.
"Huusstt Eno asih bobok mama" gumamnya pelan.
"Ma, Eno dak angun" adunya.
Padahal dirinya tau putranya itu hanya pura pura saja, dia sudah bangun.
"Angun Eno" sekali lagi tangan itu menepuk pipi Jeno namun tidak ada pergerakan sama sekali.
"Gimana dong?" Ujar Wendy.
"Jimana dong ma" Wendy terkekeh pelan saat putra manisnya itu justru mengikuti perkataannya.
"Coba cium pipinya bangun gak" ujar, diam diam Jeno tersenyum mendengar perkataan mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...