𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈
***
Keesokan harinya, seluruh siswa berkumpul di lapangan untuk menghadiri upacara pengumuman pemenang lomba class meeting dan penghargaan untuk siswa yang berprestasi di lomba antar sekolah. Cahaya matahari pagi yang cerah dan suasana lapangan yang ramai membuat semua orang tampak bersemangat.
Michelle berdiri di barisan kelasnya bersama teman-temannya, termasuk Juan, Angelina, dan Devano. Mereka semua berdiri dalam barisan yang rapi, menunggu dengan antusias untuk mendengar hasil pengumuman.
"Siapa menurutmu yang bakal menang lomba basket kemarin, Mich?" tanya Angelina dengan nada penuh harap.
Michelle tersenyum. "Kalau feeling-ku sih, tim kelas kita menang! Juan dan Devano mainnya bagus banget kemarin"
Juan, yang berdiri tak jauh dari mereka, mendengar percakapan itu dan ikut tersenyum. "Eits, jangan terlalu berharap, ya. Kalau kita kalah, nanti malah kecewa," ucapnya merendah, meski jelas terlihat ia juga penuh harapan.
Tak lama kemudian, Pak Heri, guru olahraga sekaligus pembina upacara, naik ke podium untuk memulai pengumuman.
"Selamat pagi, anak-anak!" ucap Pak Heri dengan suara lantang. "Terima kasih sudah berpartisipasi dengan semangat di kegiatan class meeting tahun ini. Saya senang melihat antusiasme kalian semua, baik dalam lomba olahraga, pentas seni, hingga tari"
Suasana lapangan menjadi tenang, dengan setiap siswa menanti-nantikan siapa saja yang akan disebut sebagai pemenang. Pak Heri melanjutkan dengan pengumuman per kategori.
"Pertama, untuk pemenang lomba basket, kita punya persaingan yang sangat ketat antara kelas XI MIPA 1 dan kelas XII MIPA 2," ucap Pak Heri, dan semua orang menahan napas. "Dan pemenangnya adalah... kelas XI MIPA 1!"
Sorakan riuh langsung terdengar dari siswa kelas XI IPA 1, termasuk Michelle dan teman-temannya. Mereka bersorak kegirangan, menepuk punggung Juan dan Devano yang telah berjuang di lapangan.
Juan tersenyum sambil menatap Michelle, yang tampak sangat bahagia. "Lihat, kan? Ternyata kamu benar, Chel," katanya.
Michelle tertawa kecil. "Aku bilang juga apa, kalian hebat kok!"
Setelah itu, Pak Heri mengumumkan pemenang untuk lomba-lomba lainnya, seperti futsal, estafet, dan pentas seni. Beberapa teman Michelle juga berhasil meraih kemenangan di berbagai kategori, dan suasana lapangan penuh dengan tepuk tangan serta sorakan bangga.
Setelah seluruh pengumuman selesai, Pak Heri menutup acara dengan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh siswa yang telah berpartisipasi. "Kalian semua telah menunjukkan semangat sportifitas yang tinggi, dan saya bangga pada kalian semua. Teruslah belajar dan berusaha, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik!"
Upacara selesai, dan seluruh siswa pun bubar kembali ke kelas masing-masing untuk menerima rapor semester. Di kelas, suasana berubah menjadi sedikit tegang. Meskipun mereka sudah berusaha belajar keras, tetap saja momen penerimaan rapor membuat beberapa siswa merasa cemas.
Ketika Michelle duduk di bangkunya, Angelina menepuk bahunya. "Nervous gak, Chel?"
Michelle tersenyum sambil mengangguk. "Sedikit sih. Tapi, aku yakin usaha kita semua kemarin gak sia-sia"
Satu per satu, wali kelas mulai membagikan rapor. Ketika nama Michelle dipanggil, ia berjalan ke depan kelas dengan hati berdebar, lalu kembali duduk dan membuka rapornya. Dia merasa lega melihat hasilnya yang cukup memuaskan.
Tak lama kemudian, Juan juga membuka rapornya di bangku sebelahnya. Ia melirik ke arah Michelle dan berbisik, "Gimana, aman?"
Michelle tersenyum lega. "Aman, alhamdulillah. Kamu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/375746745-288-k412277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Senja ✓
Teen FictionMichelle tak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan seorang pria bernama Juandra Mahesa di sekolah akan mengubah hidupnya. Juandra, dengan senyum manis yang selalu ia tampilkan. Di balik sikapnya yang pendiam, ada perhatian yang tulus dan kehang...