---Pagi yang cerah menyapa Jay dan Jungwon, sinar matahari menerobos masuk ke jendela kamar mereka, menyelimuti ruangan dengan kehangatan. Jungwon bangun lebih awal, merasakan kegembiraan yang masih membara setelah baby shower yang sukses. Dia tersenyum mengingat wajah-wajah bahagia dari teman-teman dan keluarga yang datang merayakan kehamilannya.
Jungwon melirik ke arah Jay, yang masih terlelap dengan wajah tenang. Dia merasa bersyukur memiliki Jay di sampingnya-sosok yang selalu memberikan dukungan dan cinta. Dengan lembut, Jungwon membangunkan Jay.
"Jay, bangunlah. Hari ini kita ada janji dengan dokter," ujarnya sambil mengelus rambut Jay.
Jay menggerakkan tubuhnya, membuka matanya sedikit demi sedikit. "Hmm... apa sudah pagi?" tanyanya sambil menguap. "Kau sudah membuat sarapan?"
"Belum, tapi aku akan membuatnya setelah kita selesai dengan janji dokter," jawab Jungwon, bersemangat. "Ayo cepat, jangan sampai kita terlambat!"
Setelah beberapa menit, mereka bersiap dan keluar dari rumah. Di jalan, Jungwon merasa berdebar-debar, campuran antara antusiasme dan sedikit kecemasan. "Jay, bagaimana jika ada yang salah?" tanyanya, suaranya penuh keraguan.
"Tidak ada yang salah. Kita hanya akan memeriksa kesehatan bayi kita," jawab Jay, mencoba menenangkan. "Aku yakin semuanya baik-baik saja."
Sesampainya di klinik, mereka disambut oleh perawat yang ramah. Setelah mengisi beberapa formulir, mereka dibawa ke ruang tunggu. Jungwon merasakan ketegangan yang tak bisa dihindari, namun saat melihat Jay di sampingnya, dia merasa lebih tenang.
Setelah beberapa menit menunggu, dokter akhirnya memanggil mereka masuk. Jungwon dan Jay duduk di kursi yang disediakan, dan dokter menyapa mereka dengan senyuman hangat. "Selamat pagi! Bagaimana kabar kalian hari ini?"
"Pagi, Dok! Kami sangat bersemangat," jawab Jay. Jungwon mengangguk setuju, meskipun masih merasakan sedikit gugup.
"Baiklah, kita akan melakukan pemeriksaan rutin hari ini," kata dokter. "Mari kita lihat bagaimana perkembangan si kecil."
Jungwon berbaring di ranjang pemeriksaan, dan dokter mulai melakukan ultrasonografi. Dengan hati-hati, Jungwon menggenggam tangan Jay, merasa berdebar-debar menunggu hasil.
Akhirnya, layar menunjukkan gambar bayi mereka. "Ini dia," kata dokter sambil tersenyum. "Ini adalah gambar si kecil. Dan, wow! Ia sangat aktif."
Jungwon tidak bisa menahan air mata bahagia. "Apakah semuanya baik-baik saja, Dok?" tanyanya, suaranya bergetar.
"Segalanya terlihat normal dan sehat," jawab dokter. "Berat badan dan ukuran bayi juga sesuai dengan usia kehamilan. Kalian berdua melakukan pekerjaan yang hebat."
Jay mencengkeram tangan Jungwon dengan erat, merasakan kebahagiaan yang meluap-luap. "Kami sangat bersyukur, Dok. Terima kasih banyak!"
Setelah pemeriksaan selesai, mereka keluar dari klinik dengan perasaan lega dan bahagia. "Kau tahu, aku merasa kita harus merayakan kabar ini," kata Jay, tersenyum lebar.
"Merayakan?" tanya Jungwon, bingung.
"Ya! Mungkin kita bisa pergi makan malam di tempat favorit kita atau melakukan sesuatu yang spesial," jawab Jay, bersemangat.
Jungwon berpikir sejenak. "Aku suka ide itu. Mari kita lakukan!"
Mereka memutuskan untuk pergi ke restoran yang mereka sukai. Di sana, mereka duduk di meja di dekat jendela, menikmati pemandangan sambil berbincang. "Aku tidak sabar untuk melihat bayi kita," kata Jungwon, memandang Jay dengan penuh cinta.
"Begitu juga aku. Bayangkan semua momen indah yang akan kita lalui bersama," jawab Jay, memegang tangan Jungwon di atas meja.
Setelah makan malam yang menyenangkan, mereka pulang dengan perasaan bahagia. Saat tiba di rumah, Jungwon merasa lelah, tetapi hatinya penuh semangat. Dia berjalan ke kamar, lalu duduk di tepi tempat tidur.
"Jay, apa kau pikir kita sudah siap untuk semua ini?" tanya Jungwon, suara lembutnya menyiratkan keraguan.
Jay mendekat dan duduk di sampingnya. "Kita tidak akan pernah benar-benar siap. Tapi yang terpenting adalah kita akan melakukannya bersama. Kita saling mendukung, dan itu yang membuat kita kuat."
Jungwon tersenyum, merasa tenang mendengar kata-kata Jay. Mereka berdua berbaring di tempat tidur, merasakan kedekatan satu sama lain. Dalam keheningan malam, mereka berbicara tentang harapan dan impian mereka sebagai orang tua, merencanakan masa depan dan segala sesuatu yang ingin mereka lakukan untuk bayi mereka.
Hari-hari berlalu, dan dengan setiap minggu yang berlalu, Jungwon semakin merasakan perubahannya. Tubuhnya mulai berubah, dan meskipun terkadang merasa tidak nyaman, dia selalu merasa bersemangat saat membayangkan si kecil.
Di suatu sore, Jungwon merasakan gerakan pertama bayi di dalam perutnya. Dia terkejut, tetapi juga sangat bahagia. "Jay! Kau harus merasakan ini!" teriak Jungwon, menarik perhatian Jay yang sedang berada di dapur.
Jay berlari ke arah Jungwon. "Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?"
"Rasakan ini!" Jungwon mengulurkan tangan Jay dan menempatkannya di perutnya. Beberapa detik kemudian, mereka merasakan gerakan lembut itu.
"Oh wow!" seru Jay, matanya berbinar. "Dia bergerak! Ini luar biasa!"
"Ini terasa begitu nyata," ujar Jungwon, matanya berkilau dengan kebahagiaan. Mereka berdua tertawa, merasakan keajaiban yang baru saja terjadi.
Setiap hari yang berlalu, hubungan mereka semakin erat. Mereka berbagi tawa, kebahagiaan, dan terkadang juga keraguan. Namun, satu hal yang selalu ada di antara mereka adalah cinta yang mendalam.
Suatu malam, saat mereka bersantai di sofa setelah makan malam, Jungwon bersandar di bahu Jay. "Jay, terima kasih karena selalu ada untukku. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu," katanya lembut.
"Aku juga berterima kasih padamu, Won. Kita adalah tim yang hebat," jawab Jay, mengelus rambut Jungwon dengan lembut.
Malam itu, mereka berbicara tentang impian mereka untuk masa depan-berkeliling dunia, melihat tempat-tempat baru, dan membangun keluarga yang bahagia. Dengan setiap kata yang diucapkan, mereka semakin yakin bahwa mereka bisa mengatasi segala tantangan yang akan datang.
Kebahagiaan yang mereka rasakan semakin kuat seiring bertambahnya hari, dan di bawah langit biru, mereka merasakan kedamaian yang hanya bisa didapatkan saat berada bersama orang yang dicintai. Setiap langkah yang mereka ambil adalah untuk membangun keluarga yang akan selalu dikenang dengan cinta dan kebahagiaan.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky Family
FanfictionSelamat datang di dunia Jay dan Jungwon! Dua pria muda yang sedang berjuang membangun keluarga kecil mereka. Jay, si fotografer ceria, dan Jungwon, si penulis penuh imajinasi, siap menghadapi suka duka hidup bersama. Tapi, ketika anak mereka, muncu...