Hari yang dinanti akhirnya tiba. Setelah berbulan-bulan persiapan dan harapan, Jungwon merasakan gejala yang membuatnya yakin bahwa saatnya telah tiba. Pagi itu, saat matahari baru mulai terbit, dia terbangun dengan perasaan tidak biasa di perutnya."Jay, bangun!" Jungwon berbisik, mengguncang bahu Jay lembut. "Aku rasa... ini saatnya."
Jay, yang baru terjaga, mengerjapkan matanya. "Apa? Saatnya? Apakah kau yakin?" tanyanya, segera duduk dan menatap Jungwon dengan cemas.
Jungwon mengangguk, napasnya mulai cepat. "Ya, aku merasakannya. Kita harus pergi ke rumah sakit sekarang."
Jay segera melompat dari tempat tidur, berlari ke ruang tamu untuk mengambil tas yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Sementara itu, Jungwon berusaha tetap tenang, meskipun rasa cemas dan kegembiraan bercampur aduk dalam dirinya.
"Ambil napas dalam-dalam, Won. Kita sudah siap untuk ini," kata Jay, kembali ke kamar sambil membawa tas dan membantunya berdiri.
Setelah memastikan semua barang telah dibawa, mereka berdua segera berangkat menuju rumah sakit. Dalam perjalanan, Jungwon merasakan kontraksi yang semakin kuat, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang.
"Ini akan baik-baik saja," bisik Jay, menggenggam tangan Jungwon dengan erat. "Kita akan melalui ini bersama."
Sesampainya di rumah sakit, mereka segera menuju ruang pendaftaran. Jungwon merasa tertekan, tetapi melihat wajah Jay yang tenang memberinya sedikit ketenangan. Setelah mendaftar, mereka dibawa ke ruang bersalin.
Perawat menyambut mereka dengan senyuman hangat. "Selamat datang! Mari kita lihat bagaimana keadaanmu, Jungwon," katanya sambil memeriksa Jungwon
Setelah beberapa pemeriksaan, perawat menyatakan bahwa semuanya berjalan dengan baik. "Kau sudah dalam proses. Kami akan memantau perkembanganmu," jelasnya.
Jungwon merasakan campuran rasa cemas dan harap. Dia melihat ke arah Jay, yang tetap di sampingnya, memberikan dukungan yang sangat dibutuhkan. "Aku tidak tahu apa yang harus dilakukan," ujarnya.
"Cukup dengarkan tubuhmu, dan ingat, kita ada di sini untuk saling mendukung," jawab Jay, menatap dalam-dalam ke mata Jungwon.
Setelah beberapa jam berlalu, kontraksi Jungwon semakin kuat dan lebih sering. Dia mulai merasa kelelahan, tetapi tidak ada jalan mundur. Jay tetap berada di sampingnya, memegang tangannya dan memberikan semangat.
"Bisa kau lakukan ini, Won. Ingat semua usaha yang kita lakukan. Ini untuk si kecil," Jay berbisik, berusaha menenangkan Jungwon.
Dengan setiap kontraksi, Jungwon merasakan rasa sakit yang mengikis energi dan keberaniannya. Namun, dia terus mengingat kata-kata Jay dan semua yang telah mereka lakukan untuk sampai ke titik ini.
Setelah beberapa waktu, dokter masuk dan memeriksa kondisi Jungwon. "Bagaimana perasaanmu, Jungwon? Apakah kau siap untuk melahirkan?" tanyanya.
"Ya... aku rasa aku siap," jawab Jungwon dengan suara pelan, berusaha menahan rasa sakit.
Dokter mengangguk. "Baiklah, kita akan memulai prosesnya. Pastikan untuk mengatur napas dan berikan semua yang kau punya."
Dengan bimbingan dokter dan perawat, Jungwon mulai melalui proses melahirkan. Setiap kontraksi datang dan pergi, dan dia merasakan rasa sakit yang tak terlukiskan. Namun, dia tidak sendirian. Jay berada di sampingnya, terus memberikan dukungan dan semangat.
"Fokus pada napasmu, Won. Kau bisa melakukannya. Kita akan melihat wajah bayi kita segera," kata Jay, menatap Jungwon dengan penuh cinta.
Dengan setiap dorongan, Jungwon merasakan harapan dan rasa sakit bercampur. Dia berusaha keras untuk tetap fokus, mendengarkan instruksi dokter dan perawat. Setelah beberapa waktu yang terasa seperti selamanya, Jungwon merasakan dorongan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky Family
Fiksi PenggemarSelamat datang di dunia Jay dan Jungwon! Dua pria muda yang sedang berjuang membangun keluarga kecil mereka. Jay, si fotografer ceria, dan Jungwon, si penulis penuh imajinasi, siap menghadapi suka duka hidup bersama. Tapi, ketika anak mereka, muncu...