Musim semi telah tiba, dan dengan itu, langit di atas rumah Jay dan Jungwon semakin cerah. Setiap hari, mereka merasakan kegembiraan yang meningkat seiring mendekatnya hari kelahiran si kecil. Taman di sekitar rumah dipenuhi bunga-bunga yang bermekaran, menciptakan suasana penuh warna dan kehidupan. Jungwon merasa inspirasi untuk mengubah taman mereka menjadi tempat bermain yang sempurna untuk anak mereka.“Jay, kita harus mendekorasi taman! Bayangkan jika si kecil bisa bermain di sini saat dia tumbuh besar,” kata Jungwon penuh semangat sambil mengamati taman dari jendela.
Jay yang sedang menyiram tanaman di luar menengok ke dalam. “Kau benar, Won! Mari kita buat area bermain yang aman dengan ayunan dan semua yang dia butuhkan,” jawabnya, terlihat bersemangat.
Setelah sarapan, mereka mulai merencanakan segala sesuatu yang mereka perlukan untuk taman. Jungwon mencatat semua ide di buku catatannya, dan Jay dengan antusias menggambar desain taman.
“Bagaimana kalau kita membuat area berpasir di sudut sana?” saran Jungwon. “Dan ayunan di dekat pohon besar itu?”
Jay mengangguk. “Itu ide bagus! Kita juga bisa menambahkan beberapa kursi untuk kita duduk dan mengawasi dia saat bermain.”
Hari-hari berikutnya dihabiskan dengan berbelanja peralatan taman, bahan bangunan, dan dekorasi. Mereka menghabiskan waktu bersama, memilih warna cat dan memilih tanaman yang sesuai untuk taman. Setiap keputusan yang mereka buat adalah langkah kecil menuju kehidupan baru yang akan datang.
Suatu sore, setelah seharian berbelanja, mereka pulang ke rumah dengan penuh barang. “Wah, sepertinya kita benar-benar membawa pulang kebun!” ledeknya.
“Setidaknya kita tidak perlu lagi berkunjung ke toko!” Jungwon tertawa, merasa lelah tetapi bahagia. “Mari kita mulai mengerjakan ini besok.”
Keesokan harinya, mereka berdua bangun lebih awal, penuh semangat. Dengan alat dan bahan yang sudah disiapkan, mereka mulai bekerja di taman. Jungwon menggali tanah, sementara Jay menyiapkan struktur untuk ayunan.
“Won, hati-hati dengan punggungmu. Jangan terlalu membebani dirimu,” kata Jay, mengkhawatirkan keadaan Jungwon yang semakin membesar.
“Tenang saja, Jay! Aku baik-baik saja. Ini semua bagian dari persiapan!” jawab Jungwon, tersenyum.
Setelah beberapa jam kerja keras, mereka akhirnya selesai. Taman itu kini dipenuhi dengan area bermain, ayunan, dan tempat duduk yang nyaman. Jungwon berdiri di tengah taman, menatap hasil kerja mereka dengan bangga. “Ini luar biasa, Jay! Aku tidak sabar untuk melihat si kecil bermain di sini.”
“Begitu juga aku,” balas Jay, merangkul Jungwon dari belakang. “Kita benar-benar melakukan ini bersama.”
Dengan proyek taman selesai, Jungwon beralih ke persiapan lainnya. Dia mulai merencanakan kamar bayi, memilih warna cat yang lembut dan memilih dekorasi yang ceria. Setiap kali dia mengunjungi toko perlengkapan bayi, dia merasa semakin bersemangat.
Suatu hari, saat berbelanja, Jungwon menemukan baju bayi yang sangat lucu. Dia tidak bisa menahan diri dan membelinya. Ketika pulang, dia menunjukkan baju itu kepada Jay dengan senyuman lebar.
“Lihat! Aku menemukan ini di toko hari ini. Ini sangat lucu, kan?” katanya, menggenggam baju kecil itu.
Jay tertawa, melihat betapa antusiasnya Jungwon. “Itu benar-benar lucu! Aku tidak sabar untuk melihat si kecil memakainya.”
Malam itu, mereka berdua duduk di lantai kamar bayi yang sedang didekorasi. Mereka mulai menyusun semua barang yang telah mereka beli, dari mainan hingga pakaian. Jungwon merasa terharu saat melihat semua persiapan ini. “Bayangkan betapa bahagianya kita saat melihatnya tidur di sini,” ujarnya, suaranya penuh haru.
“Ya, Won. Ini adalah tempat yang akan menjadi rumah bagi anak kita. Kita akan menciptakan banyak kenangan indah di sini,” jawab Jay, mengelus punggung Jungwon.
Saat menjelang tidur, Jungwon tidak bisa tidur nyenyak. Pikiran tentang menjadi orang tua berputar di benaknya. Dia tahu bahwa ini adalah tanggung jawab besar, dan kadang-kadang, rasa takut mulai menggelayuti hatinya. Namun, saat melihat Jay yang tertidur di sampingnya, dia merasa tenang. Dia menyadari bahwa mereka akan melalui semua ini bersama.
Hari-hari berlalu, dan minggu-minggu kehamilan Jungwon semakin mendekat. Keduanya terus bekerja sama dalam semua persiapan, dari memilih perabotan hingga merencanakan dekorasi. Mereka bahkan menghadiri kelas persiapan melahirkan, di mana mereka belajar banyak tentang proses kelahiran dan merawat bayi.
“Ini sangat membantu,” kata Jay, mencatat semua informasi penting. “Aku merasa lebih siap setelah mengikuti kelas ini.”
Jungwon tersenyum, merasakan dukungan penuh dari Jay. “Aku juga. Rasanya lebih baik ketika kita belajar bersama.”
Suatu malam, mereka berdua duduk di sofa sambil menonton film. Jungwon mengelus perutnya, merasakan gerakan bayi yang semakin kuat. “Jay, aku tidak bisa percaya kita akan menjadi orang tua segera,” ujarnya.
“Dan kita akan melakukan hal-hal dengan cara kita sendiri,” jawab Jay, menatap Jungwon dengan penuh cinta. “Kita akan membesarkan si kecil dengan semua cinta yang kita miliki.”
Mereka saling bertukar senyuman, mengingat kembali semua momen indah yang telah mereka lalui. Keberanian dan cinta mereka satu sama lain memberikan kekuatan dalam setiap langkah menuju kehamilan.
Beberapa minggu kemudian, saat mereka sedang mengatur semua barang di kamar bayi, Jungwon menerima telepon dari ibunya. “Sayang, kami akan datang mengunjungimu besok!” kata ibunya dengan antusias.
Jungwon bersemangat. “Iya, Bu! Kami sangat menantikan kedatangan Ibu dan Ayah.”
Jay mendengar percakapan itu dan tersenyum. “Keluargamu akan sangat senang melihat semua persiapan kita.”
Keesokan harinya, keluarga Jungwon datang dengan penuh antusiasme. Mereka membawa hadiah dan makanan, menciptakan suasana meriah di rumah. “Wah, lihat betapa cantiknya kamar bayi ini!” seru ibunya, memeluk Jungwon dengan hangat.
“Terima kasih, Bu! Kami sangat senang bisa menunjukkan semua ini kepada Ibu,” kata Jungwon, merasa bangga.
Saat mereka semua berkumpul di ruang tamu, Jay membantu menghidangkan makanan. Keluarga Jungwon saling bercerita, tertawa, dan berbagi harapan untuk masa depan si kecil.
“Aku tidak sabar untuk menjadi nenek!” kata ibunya, senyum di wajahnya. “Aku sudah menyiapkan banyak barang untuk si kecil.”
“Mereka akan sangat menyukaimu, Bu,” tambah Jay, berusaha menciptakan suasana akrab.
Hari itu penuh kebahagiaan dan kehangatan. Saat malam tiba, Jungwon dan Jay duduk berdua di teras, melihat langit berbintang. “Aku sangat senang mereka datang hari ini. Keluarga adalah segalanya,” kata Jungwon.
“Ya, kita akan membesarkan anak ini dalam cinta dan dukungan keluarga,” jawab Jay, merangkul Jungwon.
Malam itu, saat mereka bersiap untuk tidur, Jungwon merasa bersemangat dan berterima kasih atas semua persiapan yang telah mereka lakukan. Dia tahu bahwa perjalanan mereka sebagai orang tua baru saja dimulai, dan dengan Jay di sampingnya, semua terasa mungkin.
Dengan harapan dan cinta yang mengelilingi mereka, mereka bersiap untuk menyambut hari-hari indah di depan, ketika si kecil akhirnya hadir di tengah-tengah mereka.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Blue Sky Family
FanfictionSelamat datang di dunia Jay dan Jungwon! Dua pria muda yang sedang berjuang membangun keluarga kecil mereka. Jay, si fotografer ceria, dan Jungwon, si penulis penuh imajinasi, siap menghadapi suka duka hidup bersama. Tapi, ketika anak mereka, muncu...