𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰!!!
Stella masih belum bisa mencerna apa yang terjadi sekarang, kenapa tiba-tiba Alghafar baru melindungi Alethea saat Aristella sudah bergerak seolah pria itu hanya akan melindungi dirinya?
Bukankah dalam cerita Alghafar akan bertindak Impulsif jika sesuatu yang buruk menyangkut Alethea pujaan hatinya? Harusnya sejak awal melihat Juliet membentak dan menampar gadis itu Alghafar langsung membalas hal serupa sampai membuatnya memasuki ruang bk dan karena hal itu juga ia bisa mendapat perhatian dari Alethea.
Tapi lihat sekarang, sapuan lembut jempol dikulit pipinya bukanlah sekeder ilusi semata! Laki-laki itu benar-benar menjadikan tubuhnya tameng untuk melindungi dirinya dan sang Kakak!
"Algha ... Algha maaf ... " Juliet bergerak selangkah namun Alghafar langsung berbalik badan, "Ayo kita bersihin dan obatin luka dikepala kamu."
Alghafar tak menjawab bahkan tatapannya lebih redup dari sebelumnya, ia melirik beberapa temannya, "Lo urus dia."
"Al, Algha maafin aku Al--ck lepas!"
Setelah berkata seperti itu Alghafar langsung pergi meninggalkan kantin yang masih ricuh, Juliet hendak menyusul namun segera kedua tangannya ditahan Ren dan Levan.
Stella memandang jauh punggung kotor Alghafar yang keluar dari kantin ini entah untuk kemana tapi sungguh, adegan ini harusnya tidak ada dalam cerita!
"La lo baik-baik aja kan?!" panik Ziva mengambil kesadaran Stella.
"Gue baik-baik aja Ziv," ia lantas berbalik melihat sang Kakak yang nampak syok terduduk dibawah, segera Stella ikut berjongkok merapihkan rambut Alethea, "Kakak gausah takut sekarang aku gak bakal biarin mereka lukain Kakak lagi."
"Harusnya aku gak nyium Algha tadi cuman karena taruhan," lirih Alethea memijit pelipisnya.
"Udah Kakak jangan terlalu dipikirin, ayo duduk di kursi dulu Kakak belum sarapan kan?"
Aristella membantunya berdiri dan membawa Ale ke meja nya diikuti Ziva.
Keempat pria yang masih disana tanpa sadar mengulas senyum melihat tindakan itu, terlebih mereka baru kali ini melihat seorang Alghafar yang dikenal akan ketidakpedulian nya mengorbankan diri hanya untuk melindungi gadis itu, hanya saja tindakan Alghafar sedikit ditatap tak suka oleh salah satu diantara mereka.
Setelah semuanya berlalu kini didalam kelasnya yang berletak di lantai dua, Aristella dan yang lain mengucapkan terimakasih pada guru pengajar yang hendak undur diri, ia kembali membereskan bukunya yang berserakan di meja.
"Eh, La. Gue kaget loh waktu Alghafar tiba-tiba ngelindungin lo tadi, kayak ... Langka aja gitu cocok masuk ke sepuluh daftar keajaiban dunia!" ungkap Ziva melebih-lebihkan.
"Lo ada-ada aja paling Kak Algha cuman refleks karena setiap orang pasti punya sisi pedulinya juga, lagian dia bukan suka sama gue tapi Kakak gue."
"Hah?!" pekik Ziva membuat beberapa murid melirik ke meja mereka, "Lo serius?! Jadi selama ini Alghafar--"
Mulutnya dibekap Stella dengan cepat, ia memberikan cengiran tak enak pada semua murid, "Mulut lo kadang emang perlu gue jait ya lama-lama, berisik banget gausah pake teriak juga nanti kedengeran orangnya."
"Ya kan gue kaget La, tapi lo beneran?" tanya lagi Ziva memastikan dan dibalas anggukan Stella, "Oh shit! Gue gak nyangka si, lo tau dari mana info ini?"
"Gue ... Gue ini pinter nebak gelagat orang lain tau, tadi juga dia mungkin cuman mau caper sama Kak Althea," balas Stella bersedekap dada dengan dagu terangkat menyombongkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonis't Little Sister
General Fiction(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 6) ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ______________ Dalam novel berjudul 'kisah untuk Alghafar' karakter laki-laki itu digambarkan sebagai sosok dingin yang tak suka menebar senyum...