Ada Kalanya

6 1 0
                                    

Ada kalanya aku tak ingin melakukan apa pun selain berbaring. Di saat-saat seperti itu, dunia di luar terasa terlalu berat untuk dipikul. Semua tuntutan, ekspektasi, dan harapan seolah menumpuk di atas bahuku, membuatku ingin mundur dan mencari tempat perlindungan dalam diri sendiri. Berbaring, membiarkan waktu berlalu tanpa rasa, adalah pelarian yang menghibur. Dalam keheningan itu, aku menemukan kenyamanan meski dalam keputusasaan.

Namun, ada kalanya aku termotivasi untuk melakukan sesuatu. Dalam momen-momen itu, semangatku membara, dan aku merasa bisa mencapai apa pun yang aku inginkan. Ada dorongan dalam diriku yang mendorongku untuk bangkit dari tempat tidur, mengejar mimpi, dan menjalani hidup sepenuhnya. Seolah setiap detik menjadi berharga, aku bertekad untuk tidak membiarkan waktu berlalu sia-sia. Dalam semangat itu, aku merasa hidup, merasa berarti.

Lalu datanglah kalanya ketika aku berpikir, "Mulai sekarang, aku akan hidup untuk diriku." Dalam momen pencerahan itu, aku menyadari betapa pentingnya mencintai diri sendiri, untuk mengutamakan kebahagiaanku di atas segalanya. Aku ingin merancang hidupku sesuai dengan keinginanku, tanpa terpengaruh oleh pandangan orang lain. Kemandirian itu memberikan kekuatan, memberi harapan bahwa aku bisa menciptakan kisahku sendiri. Namun, rasa takut dan keraguan sering kali mengintai, mencoba merusak tekad yang baru saja lahir.

Akan tetapi, adakalanya semuanya seakan sia-sia. Ketika usaha dan harapan tampak tidak membuahkan hasil, aku merasa terpuruk dalam kesedihan. Semua mimpi yang kuimpikan terasa jauh dari jangkauan, dan aku mulai mempertanyakan segala langkah yang telah kuambil. Mengapa aku berjuang jika semua ini seolah tak berarti? Rasa frustrasi ini menyelimuti jiwaku, dan seketika, semangat yang dulu membara memudar, kembali ke kegelapan.

Namun, dalam setiap kegelapan selalu ada cahaya yang menyala. Mungkin saat-saat terpuruk ini adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar. Mungkin setiap rasa sakit dan kehilangan mengajarkan aku untuk lebih menghargai momen-momen kebangkitan yang akan datang. Jadi, aku belajar untuk menerima setiap bagian dari perjalanan ini—baik saat berbaring dalam keputusasaan maupun saat berlari dengan semangat. Ini adalah hidup, penuh warna, dan aku memilih untuk tetap berjuang meski kadang terasa sia-sia.

🍁🍁🍁

Nadsyla/29.10.2024

Hidup dan Titik Balik: Mencari Arti di Setiap Sudut Perjalanan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang