Batas-batas Kata

22 9 10
                                    

Sampai juga pada bagian paling akhir cerpen ini. Tenang saja, ini bukan pemberitahuan sequel atau extra chapther.

Pitaloka tetap mati dan memang seharusnya mati.

Disini aku ingin menjelaskan hal-hal yang ku rasa harus dijelaskan.

Aku jelaskan tentang setting dari cerita ini dahulu.

1. Latar tempatnya adalah di alam atas, kahyangan, surga, mayapadya atau sejenisnya.

2. Secara fiksi, Mayapadya dibagi menjadi empat pemerintahan. Yakni Dewi Ratih (Tanjung Harapan), Dewi Sri (Bukit Asri), Dewi Bhagawati (Lembah Imajinasi) dan Dewa Bayu (Negeri Angin)

3. Dewi Ratih mengurus harapan manusia, Dewi Sri mengurus tanaman dan hasil panen, Dewi Bhagawati memberikan mimpi-mimpi kosong ataupun bermakna, dan Dewa Bayu mengatur musim.

4. Dalam wilayah mereka- Tanjung Harapan, Bukit Asri, Lembah Imajinasi dan Negeri Angin terdapat pula wilayah-wilayah lainnya. Sama halnya seperti sebuah kota yang memiliki blok-blok tersendiri.
Misalnya di Tanjung Harapan ada Paviliun Rembulan, Bukit Asmara dan Cakra (dibaca Cokro) Kembang

 Misalnya di Tanjung Harapan ada Paviliun Rembulan, Bukit Asmara dan Cakra (dibaca Cokro) Kembang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visualisasi Paviliun Rembulan di Tanjung Harapan.
Cr on Iqiyi.

5. Peri tingkat satu dan dua tinggal di masing-masing wilayah ke-Dewiannya. Sedangkan Peri tingkat satu atau Apsara atau bidadari tinggal di wilayah lain yang disebut Suralaya.

6. Suralaya sendiri juga memiliki wilayah masing-masing. Seperti Manggar Ayu dan Nawang Sutra.

7. Pekerjaan Peri tingkat satu, dua, dan tiga sama. Khusus Apsara, dia bekerja hanya untuk menghibur Dewa Dewi. Apabila berhasil melewati Musibah Petir, ia akan diangkat menjadi Dewi.

8. Surga, Suarga, atau Swargaloka adalah tempat tinggal Dewa dan Permaisuri Langit, merupakan kekuasaan tertinggi dalam dunia ini.

9. Hukum Surga, Pengadilan Agung, Petir Durga, dan lainnya dilaksanakan di area Swargaloka.

10. Makanan dan minuman untuk Para Peri adalah nektar, embun pagi, madu, buah-buahan dan kacang-kacangan. Lain lagi untuk Para Dewa, mereka dapat makan daging. Namun Kamaratih dan Kamanjaya memilih untuk tidak mengkonsumsinya.

11. Pohon Kehidupan di Paviliun Rembulan bisa mendapatkan kekuatannya dari seluruh elemen di kahyangan, dan bisa digunakan oleh semua Peri Bulan tingkat satu dan dua. Selain itu, silahkan berkultivasi sendiri.

12. Bahan baku Wabah Setan secara tidak sengaja adalah pemicu transformasi sempurna Manggararum menjadi Iblis.

13. Pembacaan untuk Manggar bersaudara adalah MANGGAR RANUM / MA-NGA-R-RA-NUM dan MANGGAR ARUM / MA-NGA-R-A-RUM.
Sengaja tidak ku tulis Manggar Ranum / Manggar Arum.

[✔️] Nyanyian Tanjung Harapan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang