Bughhh
Satu bogeman mendarat mulus di rahang sang alpha yang paling dominan (enigma), Rayen Tarta.
"Gua udah bilang, jangan pernah ngeganggu hubungan gua sama, Dean. Lu ngga ada hak sama sekali!" Tunjuk alpha lain nya, Karel Erthan.
Kekehan terdengar dari Rayen yang kini menggusap sudut bibirnya. Langkah nya justru mendekat kepada Karel yang masih menggebu-gebu.
"Eunghh- akhh le-pass" Karel berusaha melepaskan tangan Rayen yang tiba-tiba menyambar lehernya. Bahkan kini, punggungnya terbentur keras di dinding.
"Ngga ada hak? coba lu bilang sekali lagi" tanpa belas kasih, Rayen semakin menekan leher, Karel yang membuat sang empu tak bisa lagi bergerak. Wajah Karel memerah dengan sudut mata yang mulai berlinang.
Tak ada jawaban dari, Karel. Ia benar-benar tak bertenaga saat ini, nyawanya perlahan-lahan seakan di cabut.
Brukh
Tubuh Karel di hempas begitu saja di atas lantai.
"Sial. Persetan yang namanya terpaksa. Yang udah jadi milik gua, ngga akan gua bagi-bagi ke siapapun. Owh.. dan yah-" Rayen mengubah posisi nya untuk berjongkok dan sedikit memajukan diri untuk mencengkram kuat pipi Karel ke hadapan nya. Kedua alpha saling bertatapan
"Lu-" Rayen mendekat kan wajahnya
"Gua dan keluarga gua yang beli. Seharusnya, lu tau diri, bangsat" maki Rayen dengan penuh penekanan
"Kembaliin gua!" Bentak Karel
Rayen menghela nafas kasar nya. Lalu bangkit dengan jambakan kuat diatas kepala Karel untuk mengikuti dirinya.
"LEPAS BRENGSEK! SAKIT!" Karel berusaha melepaskan jambakan yang ingin mencabut seluruh rambutnya.
Brakhh
Kali ini, tubuh Karel di hempas kasar diatas ranjang.
"Lu emang harus di kasih pelajaran berharga"
Rayen ikut menaiki ranjang dan mengukung tubuh Karel di bawah nya.
"LU MAU APA?!" Karel berusaha menjauh. Sayang, pakaian atas yang ia kenakan, robek dalam satu tarikan.
"Anghh-NGGA ARGHH" lagi-lagi, Rayen mencekik nya
Bau feromone mengisi kamar mereka. Bau yang benar-benar mampu menaklukan siapapun. Bahkan tubuh Karel terasa panas saat ini
Lidah kasar Rayen menjilat dan mengesap nipple tegang, Karel. Karel menggeleng kuat dan semakin berusaha melepaskan cekikan, Rayen.
"HAHH AHH HAH NGGAAA BERHENTIHHHH" Akhirnya, cekikan tersebut terlepas.
Rayen masih sibuk meninggalkan tanda kepemilikan nya di dada hingga ke leher Karel yang terus melenguh dan memberontak.
"Heukkk akhhh berhenti, Ray.." pinta Karel yang kini suaranya benar-benar terdengar lemah.
Rayen mengangkat tubuh nya. Kini, mata keduanya bertemu lagi. Namun kali ini, tatapan mereka berbeda dari sebelumnya. Rayen dengan tatapan puas nya dan Karel dengan tatapan sayu.
"Eumhh hah humhh" Rayen melumat rakus bibir Karel. Karel hanya membalas semampu nya di sisa-sisa kekuatan.
Butuh waktu lama, akhirnya Rayen menghentikan lumatan nya. Senyum nya terbit. Ya, memang harus seperti ini cara menjinakkan Karel.
Karel tertidur lelap di tengah lumatan mereka tadi.
"Hah, lu benar-benar" Rayen menjatuhkan diri di sebelah Karel. Lalu mendekap tubuh kekasih nya tersebut