"hah heungh eunghh-" Karel benar-benar sudah kehabisan tenaga untuk memberontak. Jari-jari panjang dan tebal milik Rayen, masih sibuk melonggarkan holenya dibawah sana
"HIKKHHH" Karel terbelalak kaget ketika sesuatu tersentuh.
Rayen yang mendapatkan jackpot tentu saja semakin mempercepat pergerakan nya.
"Ah ahh rayhhh unghh" Karel kembali menggeliat lasak. Kepala nya berputar merasakan sesuatu yang asing baginya
Lalu, Rayen menarik jari-jari nya begitu saja
"Hungh- ahh lu kenapa berhenti? Ray sakit" Eluh Karel yang mana putih nya tergantung begitu saja.
"Sabar" Rayen melepas kan seluruh pakaian tanpa terkecuali.
"Ngga! lu ngga mungkin kan?" Karel menatap horor Rayen
"Lu lupa kalau ini hukuman?" Tanya Rayen balik dan melebarkan paksa kedua kaki Karel yang menutup
"GUA NGGA MAU!" Karel berusaha mendorong tubuh Rayen di hadapannya. Sayang, kedua tangan nya masih terikat dan tak memberikan dorongan kuat
"HUNGH-!" Karel membelalak kaget. Rayen benar-benar akan memasuki nya
"Ngga Ray arghh keluarin sialan! Ray sakit Ray sakit" Karel membenamkan wajah nya kesamping. Milik Rayen justru semakin masuk merobek holenya
"Sial, sempit banget" erang Ray. Ia sudah tidak tahan lagi
"Arghh-HUMMMHHH" Karel berteriak di balik bantal nya. Tubuh nya membeku sejenak karna terkejut.
Rayen mencengkram pipi Karel agar menatap nya.
"Ha-heuk ahh brengsek" isak Karel. Benar, Karel terisak saat ini.
Rayen tentu saja terkejut dengan pemandangan di bawah nya. Antara kagum dan merasa bersalah. Selama Karel berada di sisinya, baru kali ini Karel terisak dan terlihat begitu lemah. Sial, ia menikmati ini
Rayen mengecup dahi Karel yang sedikit basah
"Ahh hunghh ahh" Karel mendongak.
Hujaman penis Rayen benar-benar brutal di bawah sana. Kecupan-kecupan cinta mendarat di seluruh tubuh nya.
"Rayhhh udah rayyhhh" Eluh Karel yang benar-benar tak bisa
Tak ada jawaban sama sekali, justru penis Rayen dengan kasar menabrak titik kenikmatan Karel di bawah sana
"ARGHHH" Karel membusung. Pelepasan pertama nya akhir nya tejadi
"Udah puaskan?" Rayen menatap mata sayu Karel dibawah nya. Ah ia benar-benar menyukai ekspresi yang dibuat Karel.
Karel menatap mata tajam Rayen di hadapan nya. Tatapan binatang buas yang siap mencabik dirinya. Feromone Rayen semakin pekat dan menuntut
"RAY LU RUT!"
"Ahh gua? Ngga sayang" Rayen mengecup bibir Karel sepihak. Ia kembali menggerakkan pinggulnya
"Aunmhh umhh" Karel tak kuasa lagi. Ia benar-benar sudah berada di titik pasrah. Feromone Rayen mencekik dan melumpuhkan nya. Ia hanya bisa mengerang dan mendesah di bawah Kungkungan saat ini
.
.
.
"Rayhhh gua bisa matihh rayhh" Karel kehabisan tenaga nya. Sedangkan di belakang nya, justru tak ada tanda-tanda sedikitpun tenaga yang terkuras. Pagi ke 2 sudah menampakkan mentari nya
Rayen mencengkram pinggul Karel dan kembali menghentak kan penisnya semakin kuat.
"ARGHHH ahhh" lagi dan lagi, Karel ambruk setelah merasakan pelepasan. Namun tak berselang lama, posisinya kembali di rubah dan kini ia duduk di pangkuan Rayen.