"umhh" Karel membuka matanya. Tubuh nya terasa hangat didalam dekapan Rayen yang berada di hadapannya.
"Gini dulu aja ya, rel?" Pinta Rayen yang semakin mengeratkan dekapan nya. Ia mengecup puncak kepala Karel
"Gua mimpi"
Rayen membuka mata nya.
"Mimpi apa?" Tanya Rayen yang sedikit memberikan jarak diantara mereka
"Gua mimpi mutiara cantik" ujar Karel yang menatap manik mata Rayen
"Lu mau beli mutiara ngga?" Tawar Rayen
"Ngga" tolak Karel
"Warna apa mutiaranya?"
"Biru laut. Cantik" puji Karel lagi.
Rayen menatap manik mata indah Karel dihadapan. air mata Karel perlahan jatuh
"Hiks cantik banget rayy" Isak Karel
"Iya, cantik. Sore nanti kita cari ya mutiara yang mirip gitu. udah, jangan nangis" Rayen mengecup dahi Karel sedikit lebih lama. Mood Karel masih berantakan jadi, ia dapat memaklumi.
"Shut shut shutt udah, yok tidur lagi" Rayen kembali mendekap tubuh Karel dan mengusap-usap punggung kecil tersebut.
Tak butuh waktu lama, isakan Karel mengecil, menyisakan segukan dengan nafas yang mulai teratur. Karel kembali tertidur...
Rayen mengusap anak rambut Karel yang mulai lepek karna keringat.
"Hah, gua bingung..."
.
.
.
"Gua mau pergi" ujar Karel yang sudah bersiap
"Kemana?" Tanya Rayen
"Kepo amat, lu" Karel hendak membuka pintu, sayang, tubuh nya langsung di dekap dari belakang
"Mau kemana?" Tanya Rayen kembali sembari mengecup tengkuk leher Karel
"Nongkrong"
"Pulang jam berapa?"
"Mana gua tau. Se mood-mood gua aja" jawab Karel malas
"Jam 10 balik" ujar Rayen yang kini beralih mengecup puncak kepala Karel.
"Jam 10 pagi?" Tanya Karel
"Malam, sayang"
Setelahnya, ia melepaskan dekapan nya.
Karel tentu saja langsung berlalu pergi."Hah, lu emang ngga ada berubah nya, rel" gumam Rayen yang kini kembali merebahkan diri diatas ranjang.
"BACOT LU, CENGENG AMAT! TINGGAL LEMPAR BALIK AJA PAKAI BATU. SEORANG ALPHA ITU HARUS KUAT!"
Senyum Rayen terlihat lebar. Sial, ia mengingat masa kecil nya.
.
.
.
"Gua capek, Tro" Eluh Karel yang kini mendekap tubuh Petro.
"Hmm"
"Gua udah muak banget"
"Hmm"
"Apa gua isdet aja ya, Tro"
"Hmm"
"Ham hem ham hem mulu, lu" kesal Karel yang beralih memukul pundak Petro
"Lu pakai parfum?" Tanya Petro yang membuat Karel mengerenyit.