4.

54 17 2
                                    

Pagi itu terasa aneh bagi Sakura. Udara sejuk menyelimuti ruangan, namun tidak ada satu pun sinar matahari yang menembus gorden kamarnya. Suara burung di taman yang biasanya menyambut pagi pun tak terdengar. Semua terasa hening, seolah seluruh dunia masih terlelap. Tidak ada langkah kaki pelayan atau suara ibunya yang biasanya membangunkannya dengan lembut. Hanya keheningan.

Tanpa banyak kata, Sakura perlahan bangkit dari tempat tidur. Ia menatap bayangan dirinya di cermin-pucat, lelah, seperti seseorang yang baru saja melewati malam yang berat. Ia mengusap wajahnya, mencoba menyingkirkan sedikit keletihan yang terasa begitu berat.

"Demi Tuhan... Wajahku seperti mayat hidup," gumamnya pelan, nyaris tak percaya melihat lingkaran hitam di bawah matanya.

Ketukan pelan terdengar di pintu, mengalihkan perhatian Sakura. Suara lembut dan halus yang ia kenali langsung menyusul ketukan itu.

"Sakura, aku membawakan pakaian ganti untukmu," suara Hinata terdengar.

Sakura membuka pintu, melihat Hinata berdiri dengan pakaian yang sudah disiapkan rapi. Wajah Hinata tampak tenang, tapi matanya menyiratkan kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan.

"Terima kasih, Hinata," ucap Sakura dengan senyum lemah, mencoba menyembunyikan keletihan yang masih menyelimuti dirinya.

Hinata melangkah masuk dan menatap Sakura sejenak. "Kau baik-baik saja? Dapat tidur semalam?" katanya dengan suara yang menenangkan.

Sakura hanya mengangguk sambil menerima pakaian itu, tetapi di dalam hatinya ada perasaan hangat. Ia tidak ingin membebani siapapun, namun kehadiran Hinata pagi ini memberinya sedikit kekuatan.

Hinata memperhatikan Sakura sejenak, kemudian tersenyum lembut. "Sakura, basuh dirimu terlebih dulu. Aku akan menunggu di sini, dan setelah itu, kita bisa sarapan bersama," katanya, suaranya begitu tenang dan penuh perhatian.

"Baiklah," balas Sakura sambil menghela napas panjang.

-----------

Saat tiba di ruangan yang Sakura kira sebagai ruang makan, Hinata menuntunnya menuju sebuah meja panjang yang telah diisi oleh beberapa orang agen. Sakura memperhatikan bahwa mereka tampak seumuran dengannya, wajah-wajah asing namun tampak ramah.

"Selamat pagi," sapa seorang gadis berambut pirang panjang yang duduk di ujung meja, suaranya ceria namun tenang.

"Pagi, Ino-chan," balas Hinata dengan senyum lembut, sambil meletakkan nampan yang dibawanya. Sakura, yang mengikuti di sebelah Hinata, ikut mengangguk sopan, dirinya merasa menjadi pusat perhatian pada yang lainnya.

Hinata tersenyum mengerti, memberi isyarat kepada teman-temannya di meja. "Teman-teman, ini Sakura. Dia akan bergabung bersama kita."

Sakura membungkukkan sedikit kepalanya, merasa sedikit gugup namun berusaha menunjukkan sikap sopan. "Senang bertemu dengan kalian," ucapnya dengan suara pelan.

Gadis berambut pirang yang tadi menyapa, tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Aku Ino. Selamat datang, Sakura! Aku yakin kita akan jadi teman yang baik."

Di sebelahnya, seorang pria dengan rambut hitam pendek dan mata yang tenang mengangguk. "Namaku Sai. Kita bertemu kemarin malam," katanya sambil tersenyum ramah, meskipun ada kesan misterius dalam caranya berbicara.

Di samping Sai, seorang pria dengan rambut berantakan dan sikap penuh energi menyeringai lebar. "Aku Kiba! Senang bisa ada agen baru di sini!"

"Dan aku Tenten," kata seorang gadis dengan rambut diikat dua yang duduk tidak jauh dari Ino. "Aku harap kau cepat menyesuaikan diri di sini."

Di ujung meja, seorang pria dengan rambut cokelat diikat dan mata yang terlihat sedikit malas hanya melambaikan tangannya. "Shikamaru," katanya singkat. "Selamat datang. Semoga harimu tidak begitu merepotkan."

THE SEALS || SasusakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang