05.

68 15 6
                                    

Usai Sudah.

****

Moona meregangkan otot-otot tubuhnya ditemani dengan Iofi yang berada di sampingnya tengah memakan cemilan miliknya. Matahari pagi pun sudah menunjukkan sinarnya, pertanda hari sudah memasuki pagi. Keadaan asrama sekolah pun masih tetap sama, tidak ada suara berisik yang biasanya selalu memeriahkan suasana, kini hanya ada suara sunyi menyelimuti seluruh sudut asrama maupun gerbang sekolah.

Kematian Suisei dan Miko masih menimbulkan banyak pertanyaan dibenak semua orang, tengah malam tadi kedua orang tua Miko benar-benar datang untuk membawa jasad anaknya dengan diiringi tangisan patah hati seorang ibu karena kehilangan anak kesayangannya. Pemadaman listrik pun kini sudah kembali menyala, namun pihak sekolah masih bungkam seakan tidak ingin memberitahukan alasan mengapa pemadaman listrik bisa terjadi.

Moona terdiam ditempatnya, pandangan kosong menatap kearah depan sehingga membuat Iofi yang sebelumnya fokus memakan cemilannya seketika meletakan cemilan tersebut disamping nya, gadis itu menepuk pundak temannnya pelan, membuat Moona yang sebelumnya sedang terdiam sedikit terlonjak kaget.

"Moona kenapa?" Tanya Iofi lembut.

Moona menoleh sekilas lalu tersenyum.

"Ga, gapapa kok lagi ngelamun aja tadi."

"Kalo lagi ada masalah cerita aja siapa tau aku bisa bantu kan." Seru Iofi meyakinkan Moona agar mau memberitahu kepadanya tentang apa yang sebenarnya sedang Moona lamun kan.

Namun Moona kembali terseyum. Menolak untuk memberitahukan apa yang sedang dirinya lamun kan sekarang.

"Gapapa kok Yop serius, oh ya berangkat bareng yuk? Udah mau jam 8 soalnya."

Moona mengambil tas punggung milik nya diikuti oleh Iofi. Keduanya memilih untuk berangkat ke gedung sekolah karena memang bel masuk akan dibunyikan sebentar lagi.

Keduanya berjalan beriringan sembari sesekali melempar guyonan sekedar untuk menemani perjalanan mereka, saat keduanya mulai memasuki area sekolah pun sudah terlihat beberapa murid yang sedang fokus dengan kegiatan mereka masing-masing dibumbui dengan obrolan ringan. Moona dan Iofi hanya bisa tersenyum, keduanya tahu apa yang sedang dibicarakan.

"Kiara? Ngapain mondar-mandir gitu? Terus muka kamu kenapa gitu?" Tanya Moona saat melihat Kiara yang terlihat sedang mondar-mandir dengan ekspresi wajah khawatir.

Melihat Kiara yang terlihat seperti orang yang sedang kebingungan itupun membuat Moona dan Iofi akhirnya memutuskan untuk menghampiri gadis tersebut, sekedar hanya untuk bertanya.

Kiara yang dipanggil dan ditanyai oleh Moona pun menoleh cepat melihat Moona dan Iofi secara bergantian. Sesekali Kiara menggigit jarinya cemas.

"Kenapa? Apa ada sesuatu?" Seru Iofi yang akhirnya bertanya.

Kiara menunduk, wajah cemas terlihat begitu jelas dimata Moona dan Iofi yang melihatnya.

"Calli, aku ga liat Calli dari kemarin bahkan hp nya gabisa dihubungin Moon." Ujar Kiara tanpa menghilangkan ekspresi wajah cemasnya.

"Bukannya Calli kemarin dihukum beresin perpus ya?" Seru Iofi yang diangguki oleh Moona.

"Iya itu bener tapi sampe malem aku ga ngeliat Calli bahkan sekarang pun juga, aku takut dia kenapa-kenapa Moon, Yop."

"Kamu tahukan keadaan sekolah sekarang lagi kacau kayak gini? Suisei dan semalem Miko juga ditemuin tewas, aku takut terjadi sesuatu sama dia, tolong aku bantu aku cari Calli." Lirih Kiara memohon pertolongan pada Moona dan Iofi untuk membantunya mencari Calli.

EYES [Hololive]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang