Serenity Portian Hael merupakan perawat dan budak pilihan untuk North Tadeus Willston, pewaris tunggal Willston yang disegani, hanya itu yang dia tahu. Pria dengan perangai keras serta buruk sepanjang masa hidupnya berinteraksi dengan orang lain.
Ketika malam datang bersamaan dengan hujan yang menyapa. Serenity harus merelakan ketenangan malam saat ketukan pintu kamar terdengar kencang dengan ritme beruntun. Dia menyibak selimut tebal, piyama sutra tipis yang dia pakai membuatnya meringis dan memeluk tubuhnya sendiri begitu telapak kaki menapaki lantai yang sedingin es.
Kehadiran North dibalik pintu dengan sejumlah luka dan sisa-sisa darah melekat membuat Serenity — yang memindai kekacauan tersebut spontan menghembuskan napas panjang.
“Lagi?” Bertanya pada angin. North masuk dengan tenang tanpa menerima izin.
Serenity mengikuti. Tabiat itu sudah biasa dia terima. Segera mengambil kotak obat-obatan di dalam lemari, dan kemudian mendekati North yang telah duduk di tepi ranjang. Berdiri tepat diantara kedua kaki jenjang pria tersebut.
“Buka bajumu.” perintah Serenity.
Pria itu melepaskan pakaiannya dengan seringai sombong. Ada luka besar di dada kanan menyilang sampai ke perut, sayatan panjang yang membuat darah terus merembes keluar, tapi sepertinya tidak sampai harus dijahit. Serenity yakin kalau kemeja hitam pria tersebut menyerap setengahnya cairan amis. Orang waras mungkin akan segera datang ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif, tetapi pria ini malah mendatanginya yang memiliki bakat seadanya.
Serenity segera melakukan tindakan, mengambil kain setengah basah dan membersihkan lukanya lebih dulu, membubuhkan sejumlah antiseptik dan obat pereda nyeri, baru kemudian menutup sempurna dengan perban elastis. North duduk begitu tenang, tidak ada rintihan sakit atau protes, hanya mengangumi fitur Serenity dengan sorot tajam. Wajah Serenity terlalu serius, hingga mulut kecilnya meringis serta mengernyit tak nyaman ketika tangan dingin dan lentik sedang menutup lukanya.
Tawa serak keluar dari bibir North.
Serenity terkejut sekejap. “Apa yang lucu?”
Tangan kekar itu mencengkram leher Serenity tiba-tiba, membuatnya langsung menahan napas dan bergerak kaku begitu jaraknya dipersingkat. North menatap dingin, mengalahkan suru ruang. Dia menarik wajah Serenity hingga ujung hidung mereka saling bersentuhan, berbisik rendah penuh makna. “Membayangkan seorang wanita yang memiliki luka seperti ini. Mungkin akan merengek demi kematiannya, kau mau mencobanya?”
ミミ
hai semua.
sebelum sampai pada bab satu, aku beritahu kalau cerita ini berlatar pada suatu negara luar dan menggunakan bahasa kaku, jadi kalau kalian merasa nggak cocok boleh singgahi cerita lainnya.see u later.
(you can listen Body Loud — SWIM) ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Eleftheria
ChickLitBerada dalam belenggu sosok penguasa membuat si jelita harus menelan kepahitan runtuhnya harga diri dan menjadi budak yang di permainkan demi keselamatan keluarganya - tekanan yang tidak bisa dia sepelekan hingga hari yang tak diinginkan justru terj...