Mind #42

7 1 0
                                    

Tentang value dan harga diri. Sebenarnya apa yang membuat diri kita bernilai dimata orang lain? apakah tentang bagaimana kita bertindak? apakah tentang bagaimana kita bekerja? atau seberapa banyak prestasi dan kecerdasan yang kita punya?

Kebanyakan orang menilai value atau kebernilaian seseorang adalah dari kecerdasan intelektual dan bagaimana ia terlihat pintar dan berbakat dimata orang banyak. Dan orang akan menilai begitu mudah, satu orang saja berbicara bahwa orang itu berbakat, maka beberapa orang akan mempercayainya (dalam konteks orang-orang ini belum pernah bertemu langsung). Tapi tidak semua berlaku, secara psikologis orang-orang yang telah dipercaya hampir semua ucapannya dapat dengan mudah dipercayai oleh orang lain. Ini yang sering terlihat pada kebanyakan orang. Mungkin juga ini cara orang-orang bekerja dalam menilai seseorang.

Kembali lagi ke value atau nilai, ada beberapa orang yang masih berfikir bahwa apakah mereka mempunyai value yang baik? apakah mereka cukup bernilai ? jujur pertanyaan ini juga sering aku tanyakan pada diri sendiri. Apa sebenarnya value yang aku punya? apakah skill yang aku punya cukup bernilai bagi orang-orang? apakah aku punya nilai plus yang bisa aku banggakan dan tunjukkan?

Sejujurnya, ketika memasuki dunia kerja, pandanganku tentang dunia dan orang-orang menjadi lebih terbuka. Entahlah, tapi diriku yang naif dulu dan ego yang besar perlahan mulai berkurang. Setelah memasuki usia dewasa, bertemu banyak orang dan mendapat banyak pengalaman yang berharga, aku menyadari bahwa menjadi dewasa adalah proses tentang bagaimana kita tetap bertahan ketika dunia mungkin semakin menyesakkan. Ketika kita masih bisa makan saat apa yang kita telan rasanya tidak enak, ketika berangkat kerja saat jalan saja terasa berat. Ketika masih mempedulikan sekitar saat orang-orang bahkan tidak pernah bertanya tentang kabar kita. Mungkin ini tentang bagaimana kita masih 'hidup' dimomen yang kita jalani sekarang dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang ikhlas, dengan tulus, dengan sabar, dan juga hati yang lapang. 

Sulit sekali memaafkan ketika hati kita bahkan masih terasa sesak, ketika memberi ucapan seperti "aku memaafkanmu" terasa tidak memungkinkan. Tapi, mungkin untuk orang-orang berhati besar dan mampu berlapang dada, hal itu bisa terjadi. Mungkin untuk orang-orang semacam ini membalas seseorang yang menyakiti mereka  bukanlah tujuannya. Mereka marah, kesal, tapi mereka tidak melampiaskannya pada orang lain. Ada hal-hal yang ketika mereka fikir orang-orang yang menyakiti mereka adalah "orang jahat", mereka punya persepsi lain. Orang-orang yang telah menyakiti mereka mungkin tidak bermaksud melakukan itu. Mungkin mereka telah disakiti orang lain hingga mereka bertindak tanpa sadar karena mereka juga terluka, atau mereka berbuat itu karena ada beberapa dari sifat kita yang tidak mereka sukai. Ini tentang bagaimana mereka masih melihat hal positif terhadap orang yang menyakiti mereka. Ini tentang bagaimana mereka masih melihat kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan seseorang bisa bertindak seperti itu. Kepercayaan bahwa masih ada hati yang baik dibalik topeng luarnya yang ketus, sinis, dan arogan. 

Mungkin ketika aku memikirkan kembali tentang value atau kebernilaian seseorang, ada banyak versi. Seperti tentang bagaimana dia bisa menunjukkan berbagai macam skill yang dia punya. Dan menurutku ini sudah membuktikan bahwa orang tersebut benar-benar bernilai. Ada juga orang yang ramah, baik, berempati tinggi dan senang membantu. Mungkin orang-orang yang terbantu olehnya akan berbicara bahwa dia sangat berarti dan penting, serta kehadirannya sangat dinantikan. Orang-orang mencintainya sehingga ia pasti sangat berharga bagi sekitarnya. Atau mungkin ada juga orang yang dia tidak cukup cerdas, tidak juga cukup berbakat. Kehadirannya biasa saja, bahkan untuk beberapa orang ada dan tidaknya orang itu tidak terlalu berpengaruh. Tetapi, ketika ada seseorang yang menyakitinya, atau bahkan mungkin ketika semesta tidak mendukungnya dalam segala arah, dan orang ini masih tersenyum, masih tetap menjalankan kehidupannya yang menyesakkan, masih tetap berbesar hati karenanya, kebernilaian dirinya bukan lagi dari orang-orang yang melihat, tapi Tuhannya yang sudah memilihnya menjadi hamba yang disayangiNya.

Bandung, 30 Oktober 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Mind Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang