Awalan

82 10 3
                                    

Kerumunan manusia itu tengah menunggu kelahiran anak kedua di dalam keluarga besar Alrescha, di tengah bahagia akan menyambut kedatangan anggota keluarga baru, ada anak pertama mereka yg berusia tiga tahun sedang mengalami masa kritisnya di ICU, di tambah kelahiran sang buah hati kedua yg kata Dokter mengalami masalah.

Akibat si ibu yg tidak menjaga pola makan, pikiran, dan kesehatannya. Yg berakibat keselamatan ibu dan bayi nya di dalam ruang operasi sana terancam.

Jonathan-Ayah dari dua anak itu, mondar mandir dari ICU, dan balik lagi ke ruang operasi, menunggu putrinya yg akan segera lahir.

Laki-laki jakung itu mondar mandir di depan pintu ruang operasi, dirinya sama sekali tidak bisa tenang, Istrinya melahirkan, dan terdapat komplikasi di kelahiran kali ini, yg membuat wanita itu harus melakukan operasi sesar.

Di lain tempat, putranya sedang dalam kondisi kritis di dalam ICU sana, sang putra memiliki penyakit bawaan dari lahir, bahkan dari kandungan diagnosa itu sudah dinyatakan.

Dan yg di takutkan Jonathan, anak keduanya yg akan lahir hari ini, ikut memiliki penyakit bawaan yg di sebabkan ibunya kurang peduli terhadap dirinya sendiri di kala hamil.

Tapi Jonathan tak bisa menyalahkan istrinya, Sheila-istrinya, bagaimana pun wanita itu masih memikirkan nasib anak pertamanya, wanita itu dibuat kelimpungan tiap detik memikirkan nasib putranya yg sedang berjuang.

Tak ayal, terkadang wanita itu menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga dengan baik putranya.

"Jo? .. " Panggil wanita tua yg menyadarkan nya dari lamunan, saat pintu operasi di buka.

"Bagaimana Istri dan anak saya, Dok?" Tanya Jonathan spontan

"Keadaan ibunya masih dalam pengaruh bius, detak jantungnya stabil, tapi tekanan darahnya menurun. Sedangkan bayi nya sangat lemah, saturasi oksigen di paru-paru bayi rendah .. " Ujar Dokter yg mengoperasi Sheila di dalam.

Jonathan menghela nafas panjang dan menjambak rambutnya sendiri, bagaimana ini? Istri dan kedua anaknya tidak ada yg baik, dirinya bingung harus melakukan apa.

"Tapi istri saya gak papa kan, Dok? Dia akan sadar kan, dok? Lalu bayinya .. Tidak ada penyakit bawaan atau semacamnya, dan semuanya lengkap kan, Dok?" Tanya Jonathan

Dokter itu mengangguk, "Ibu dan anak baik, bayinya lahir dengan sehat dan lengkap, tidak ada penyakit serius bawaan lahir, hanya pernafasannya saja yg masih belum bisa di katakan baik, karena terlalu lama di dalam rahim sedangkan sudah waktunya si bayi untuk lahir."

"Bayinya akan kami bawa ke NICU, untuk sementara waktu sampai mencapai titik normal pernafasannya. Sedangkan ibunya akan kami pindahkan ke kamar rawat inap biasa." Ujar sang Dokter, Jonathan mengangguk.

Di kamar rawat inapnya, Sheila yg belum sadarkan diri, di temani oleh ibu dan ibu mertuanya. Sedangkan suaminya-Jonathan, kembali lagi ke ICU dengan ayahnya, mengamati perkembangan putranya di dalam sana dengan pengawasan Dokter.

Dua hari sebelum kelahiran adiknya, yg bahkan Jonathan sendiri belum sempat memikirkan namanya, dua hari lalu keadaan sang putra benar-benar turun, anak kecil itu mengalami gagal jantung di sepertiga malam, anak kecil itu membutuhkan jantung baru, tapi belum ada donor yg masuk, dan sulit juga mendapatkan jantung kecil seukuran dengan milik sang putra.

Terkadang Jonathan berpikiran tidak waras, ia menginginkan kecelakaan anak kecil seumuran dengan sang putra, atau meninggalnya seorang anak kecil seumuran putranya, agar ia bisa memberikan jantung sehat itu untuk putranya.

Dan memberikan imbalan, untuk keluarga yg di tinggalkan.

"Aku benar-benar bingung harus ngapain, Pa!" Ujar Jonathan pilu

"Satu anakku di dalam sana sedang berjuang untuk hidup, satunya lagi sedang sama-sama berjuang untuk hidup seperti kakaknya, walau tidak ada penyakit bawaan atau komplikasi, tapi aku tetap takut .. Juga istriku yg belum sadarkan diri, mereka bertiga kekuatan ku .. " Ujar Jonathan

Selang satu Minggu, Sheila sudah sadar dan tentunya sudah baik, bahkan wanita itu sudah di perbolehkan untuk pulang.

Putranya sudah sadar, tapi belum boleh untuk sekedar keluar dari ICU, bahkan keluarganya tidak bisa menjenguknya sesuka hati, mereka di beri durasi.

Sedangkan putrinya sudah bisa di bawa pulang, perlu tiga hari bayi mungil itu menetap di ruang NICU dengan begitu banyaknya peralatan medis yg menyelimuti tubuh mungilnya.

Dan dua hari menjalani rawat inap biasa, lalu bayi kecil itu di perbolehkan untuk pulang.

"Perut mama udah kecil .. " Ujar anak itu, tangan mungilnya seperti ingin meraba perut mamanya yg dulu buncit.

Sheila tersenyum dengan tangisnya, "Iya .. "

"Adik aku udah keluar? .. " Tanya anak itu lagi

"Iya, adik kamu udah keluar, kamu udah jadi kakak, selamat ya!" Ujar Sheila, sejak hamil anak keduanya kemarin, putranya itu jadi ingin lebih dekat dengannya, mengelus perut buncitnya seolah mengajak calon adiknya bermain dan berbicara bersama, terkadang membawakan bunga untuknya, ya walaupun bunga itu putranya petik dari taman bunga miliknya.

"Ayo semangat, biar cepat sembuh dan pulang, terus ketemu sama adik kamu." Ujar Jonathan,

"Adik aku gak bisa di bawa kesini? .. " Tanya anak itu dengan suara parau nya, dan helaan nafas panjangnya, Jonathan menggeleng,

"Nggak bisa, adik kamu gak boleh masuk kesini, jadi kamu harus cepet-cepet keluar dari sini ya! Kita bermain sama adik!" Ujar Jonathan.

"Adik kamu cewe loh, sayang .. Kamu pengennya adik cewe kan?" Ujar Sheila, mata anak itu semakin berbinar dan menjawabnya dengan anggukan yg semangat, Sheila tersenyum melihatnya, bisa ia pastikan putranya ini pasti akan jadi seorang kakak yg penyayang.

"Pasti cantik .. Kayak mama .. " Sheila tersenyum lagi,

"Kalo ganteng kayak papa kan kamu .. " Ujar wanita itu mengelus pipi gembul yg mulai hilang sedikit demi sedikit.

Tbc.


Jangan lupa vote komennya ya kawan, saya baca semua kok komen kalian, kalo ada waktu saya jawab 😊🫶

Perhaps Where stories live. Discover now