"Davi .. Elea .. Ayo cepat turun!" Panggil Sheila dengan suara keras memanggil kedua anaknya yg sedang bersiap-siap ke sekolah.
"Iya, Maaa." Jawab mereka berdua
Ini hari pertama Elea memasuki sekolah jenjang SMA, anak itu masuk sekolah kecepatan satu tahun, yg harusnya masih kelas sembilan SMP, sekarang malah sudah kelas sepuluh SMA.
Elea bersekolah satu tempat dengan Davi- kakaknya, sang kakak kini kelas dua belas akhir, yg sebentar lagi akan lulus, dan dirinya yg baru masuk SMA.
"Biar aku susulin tuyul-tuyul itu." Ujar Jonathan yg mengundang lirikan mata Sheila,
"Terserah!" Jonathan tertawa, ternyata masih sama saja perilaku wanitanya kalau marah.
Jonathan berlari ke atas melalui tangga, kedua anaknya masih di dalam kamarnya masing-masing, kini Davi yg baru saja keluar.
Jonathan menatapnya dengan nyerngitan, anak laki-lakinya itu terlihat rapi sekali, semua atribut sekolah lengkap, Jonathan membenarkan dasi anak itu yg agak sedikit mengsle.
"Badan kamu tambah kurus gini, makan yg banyak!" Ujar Jonathan
"Makan banyak juga tetep aja, gini-gini aja, Pa!" Jawab anak itu,
Jonathan menghela nafas, entah kemana perginya makanan yg di makan anak itu, Davi tumbuh menjadi pemuda tampan, yg tinggi dengan kulit putihnya, dan jangan lupakan badan cungkring nya,
Jonathan merapikan dasi yg di pakai anak laki-lakinya itu, terlalu ketat, Jonathan takut membuat anak itu sesak nantinya kalau di biarkan saja seperti itu, sekaligus tangannya menutupi bekas sayatan di dada anak itu, dengan merapikan seragam dan dasi yg di pakainya.
Setelah ini jangan lagi, ya tuhan ..
Cukup terakhir waktu itu saja ..Batin Jonathan bersuara, melihat bekas sayatan di dada putranya itu membuatnya ngilu, dan ngeri mengingat masa-masa pedih waktu itu,
Davi operasi transplantasi jantung sampai dua kali, pertama saat anak itu usia lima tahun , dan kedua saat anak itu kelas sebelas, satu tahun lalu.
Tak hanya itu, anak itu juga sudah beberapa kali melakukan operasi, di serangkaian pengobatannya yg terbilang kurang efektif, untuk mengatasi jantung nakalnya.
"Dek, udah belum?" Tanya Jonathan di luar kamar anak bungsunya
"Bentar .."
"Papa sama kakak tunggu di luar ya!" Ujar Jonathan
"Iya."
"Buruan, cil!" Sungut Davi yg ikut berjalan bersama papanya
"Iya!"
Sheila menoleh mendengar langkah kaki, ia sudah duduk rapi menunggu suami dan anak-anaknya untuk sarapan bersama.
"Elea mana?" Tanya wanita itu
"Masih dandan kayaknya, biasalah wanita." Ujar Jonathan
Baru juga di omongin, anaknya datang dengan senyuman khas di wajahnya.
Keluarga kecil itu melakukan sarapan dengan tenang, damai, dan tentram. Sesekali di iringi bercandaan kecil yg menghadirkan senyum tawa di sela-sela makan, benar-benar gambaran keluarga cemara.
Setelah sarapan, baik Jonathan dan kedua anaknya berpamitan untuk sekolah.
Davi berangkat sendiri dengan sepeda motornya, sedangkan Elea di antar berbarengan dengan papanya yg berangkat kerja.
Kenapa mereka tidak berangkat bareng saja? Davi hari ini akan pergi ke perpustakaan di lingkungan sekolahannya, ada tugas yg mewajibkan mengambil dari buku sejarah yg ada di perpustakaan, kebetulan anak itu kehabisan di perpustakaan sekolahnya, mau tidak mau pinjam dari perpustakaan luar sekolah, mau beli Davi sayang duit, cuma ke pakai sekali.
YOU ARE READING
Perhaps
Teen FictionLangsung baca aja, tidak ada deskripsi. #sickstoryarea Jangan salah lapak, berakhir menghujat.