PROLOG

8.6K 388 16
                                    

Bergantinya musim gugur ke musim dingin di wilayah kerajaan Agenor selalu tak berdampak baik, badai salju yang dahsyat akan membuat bangsa Hakeem memilih berlindung di dalam rumah hingga pagi menjelang. Keindahan salju baru akan terlihat ketika keesokkan harinya tetapi berbeda dengan sekarang ini, bangsa Hakeem yang merupakan bangsa asli kerajaan Agenor telah berjaga di depan gerbang istana menunggu kedatangan musuh yang telah menghancurkan tembok pembatasan wilayah mereka.

PENGAP DAN GELAP

Ratu Kaira berada di terowongan bersama seorang pelayannya untuk berlindung dari perang saudara yang sedang terjadi, ketakutan sangat menyelimuti mereka karena peran penting untuk melindungi incaran musuh agar tak dapat mengapai begitu mudah, incaran mereka adalah bayi, Bayi dari Ratu Kaira dan Raja Fernandes yang bernama Valencia. Bayi itu terlelap dalam pelukkan hangat Kaira. Bagaikan mengerti kejadian yang sedang mereka alami, tak terdengar suara tangisan Valen sedaritadi.

Ia mengingat kembali ucapan suaminya sebelum menutup rapat pintu terowongan hingga tak ada cela untuk dapat terbuka kembali, "jangan sampai menimbulkan suara yang berisik disini, pergilah dan bawalah ini bersama anak kita karena ini yang akan melindungi kalian" pikir Kaira sambil memandangi tangannya yang mengenggam perhiasan pemberian Fernandes untuk putri mereka, sebuah emas putih berbentuk burung hantu dengan dua batu Amethyst menghiasi mata burung itu sehingga warna ungu batu itu begitu terlihat indah. Itulah kalung penyelamat bangsa hakeem.

***

"MAJU!!!" Teriak Jendral Haris, seorang Jendral tertinggi yang memihak saudara lain Raja Fernandes, dialah yang termasuk penghianat. Ratusan prajurit menghantam pintu gerbang istana dengan kayu yang besar dengan ujung yang runcing, sampai hantaman yang ke lima membuat pintu yang kokoh hancur berkeping-keping dan akhirnya musuh berhasil memasuki pusat wilayah Kerajaan Agenor.

"SERANG!!!!" Teriakkan yang sangat bersemangat dari seluruh rakyat Agenor bagaikan bergema di telinga Kaira yang masih memilih terdiam diri di dalam dan tak beniat pergi, jika dirinya diberikan pilihan maka ia juga akan memperjuangkan hidupnya demi kerajaan yang begitu ia cintai.  Jesly yang merupakan pelayan setia Ratu Kaira terlihat tidak tenang melihat Kaira yang juga tak kunjung ingin pergi dari tempat ini. "Maaf Ratu, saya menyarankan sekarang kita harus keluar dari tempat ini" ucap Jesly dengan suara yang begitu pelan, Kaira hanya memandangi Jesly dengan pandangan nanar.

"Kita akan tetap menunggu hingga Raja Fernandes kembali kemari untuk menjemput anak ini" keputusan yang terdengar tak dapat dibantah lagi, dipandanginya wajah Valen yang masih saja tertidur pulas.

"Ketika nanti semua selesai, Raja Fernandes pasti menjemput kita kembali ke Agenor, sekarang lindungilah putrimu dari bahaya yang mengincarnya" ucap Jesly yang mencoba menggerakkan tubuh Kaira agar berdiri dari tempat itu. Kaira terlihat berpikir keras, masa depan putrinya sekarang berada di mereka berdua. "Baiklah" Kaira dan Jesly melangkah cepat untuk menemukan ujung terowongan.

Setelah mereka berada diluar goa, terlihat seekor kuda terikat dan itulah kuda yang telah disiapkan agar mereka dapat mudah untuk kabur.

"Biar aku yang menunganggi kuda ini, tolong peluk erat putriku" Jesly langsung menerima dan menunggu apa yang akan terjadi, seperti telah terlatih Ratu Kaira menaiki kuda berbulu perak itu tanpa halangan dan membantu dirinya duduk.

Ternyata semua itu tidak sesuai yang direncanakan, musuh berkuda diujung sana melihat Ratu Kaira yang berada di kegelapan jauh dari sinar rembulan.

Amethyst from CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang