Jika Mark Haechan Jaemin Jeno dan Chenle sedang berkeliling melihat lihat sanggar tari tersebut maka berbeda dengan Chanyeol Wendy Jisung dan Renjun yang tadi memaksa ikut, kini mereka berada di ruangan pribadi Arya."Sebenarnya kalau memang untuk modern dance sendiri itu masih baru, karena awal mulanya ya hanya untuk tari tradisional saja, saya baru membuat tim untuk modern dance ini 5 tahun yang lalu, biasanya kami melakukan promosi dengan mengadakan dance cover di tempat umum atau mengikuti ajang perlombaan saat ada event, tapi nanti masih ada evaluasi lagi dan tes, kalau memang dancenya masih pemula dan belum menguasai dasar dasar dance itu sendiri, mereka akan di latih terlebih dahulu hingga di anggap sudah oke baru bisa mengikuti tim dance untuk melakukan dance cover ataupun di ikut sertakan dalam lomba, nanti nak Jisung bisa di tes terlebih dahulu sama pelatihnya, memang di sini mereka berhak memilih mau bergabung ke seni tari tradisional atau modern dance, tapi ketika sanggar kita mengadakan pentas seni, biasanya itu di lakukan satu tahun sekali, dan saat itu, mau yang modern dance atau tidak mereka wajib berpartisipasi di pentas seni tersebut, jadi otomatis nak Jisung juga harus belajar tari tradisional setidaknya satu jam, dan itu wajib di sini, apakah siap?" Arya sudah menjelaskan semuanya yang berhubungan dengan sanggar tari miliknya.
Jisung sendiri hanya diam sambil menatap kertas formulir di depannya, berbeda dengan Renjun yang justru sibuk dengan mainan alat musik tradisional yang tadi di berikan Arya agar mood nya kembali baik.
"Atau kalau memang masih ragu, bisa mengikuti masa percobaan lebih dulu" ujar Arya.
"Maksudnya masa percobaan itu seperti apa ya?" Tanyanya Wendy dirinya menatap putra bungsunya yang hanya diam saja sedari tadi.
"Masa percobaan seperti nak Jisung mencoba mengikuti kegiatan atau masuk saja dulu sampai dua atau tiga pertemuan, kalau memang tidak nyaman nak Jisung bisa berhenti" jelasnya.
"Jisung, papa tidak akan memaksa, seperti rencana awal kalau memang tidak nyaman tidak masalah papa akan buatkan ruang khusus dance nanti di rumah" Chanyeol mengusap punggung putranya membuat Jisung langsung menatap papanya.
Dengan ragu Jisung mulai mengisi formulir tersebut sebelum dia menyerahkan ke papanya untuk di tandatangani.
Setelah proses mendaftar sekarang mereka ber empat langsung menuju ke ruang latian khusus dance, karena Jisung akan langsung di tes untuk mengetahui di kelas mana nanti Jisung berlatih.
Tidak hanya mereka ber empat tapi semua anak anaknya juga ikut.
Jisung sendiri sedikit gugup apalagi ada semua keluarga, entah kenapa biasanya dia tidak seperti ini.
"Ma, Jun ikut jie" ujar Renjun sedari tadi anak itu ingin mengikuti adiknya kalau saja Chanyeol tidak memeluk putranya dari belakang pasti Renjun sudah lari, takutnya nanti Jisung tidak bisa konsentrasi.
"Pha pas, Jun nali nali pha" sebalnya saat sang papa justru mengeratkan pelukannya.
"Bagus, kemampuan dance kamu sudah lumayan, tapi masih harus belajar lagi, sepertinya menengah dulu tapi melihat teknik dan kemampuan dance nya kemungkinan kamu bisa ikut serta ikut dance cover" ujarnya membuat Jisung sedikit tersenyum walaupun dia masih berusaha menetralkan nafasnya.
"JUN IKUT PAPA!"
Mereka semua menatap Renjun yang berteriak sehingga Chanyeol langsung melepaskan pelukannya membuat Renjun langsung berlari menghampiri adiknya.
"Astaga kenapa putraku semakin aktif" ujar Chanyeol menatap Renjun yang sudah memeluk putra bungsunya.
"Jie Jun kut nali nali" ujarnya bahkan coach dancenya sampai tertawa.
"Apakah adik manis ini mau ikut menari hm" ujar coach tersebut menatap Renjun yang langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Jun nali nali, jie" ujarnya sedangkan Jisung hanya bisa tersenyum sembari memeluk hyungnya.
Akhirnya mereka membiarkan Renjun yang ikut berlatih walaupun sebenarnya coach yang menuntun dan menggerakkan tubuh Renjun.
"Daftarin juga saja pak, anaknya yang lucu itu" ujar Arya namun Chanyeol langsung menggelengkan kepalanya.
"Makasih pak, tapi putra saya yang satu itu gak boleh kelelahan, biar adiknya aja yang suka dance" ujar Chanyeol.
"Loh, jadi Jisung adiknya tak kira justru abangnya" ujar Arya terkekeh pelan.
Setelah tadi mengantar dan melihat lihat sanggar tari milik temannya Mark.
Kini mereka semua sedang berada di sebuah restoran untuk makan siang, Chanyeol sendiri sudah memesan ruangan VVIP untuk mereka agar lebih nyaman dan tempatnya juga luas.
"Sayang, kemarin sudah banyak makan coklat loh ya, jadi sekarang gak ada ice cream" ujar Wendy setelah kemarin sempat kecolongan hanya gara gara Jeno yang lupa menutup kulkas kembali hingga Renjun yang datang ke dapur sendirian tanpa pengawasan dan langsung memakan semua coklat yang sudah dia sembunyikan.
"Jun mama" Renjun cemberut saat tidak ada ice cream di depannya.
"Gak ada, Injun minum ini saja ya enak kok" Wendy mendekat jus alpukat yang tadi dia pesan.
"Jisung ini pesananku" ujar Chenle menatap Jisung yang menyembunyikan nasi goreng seafood dan pasta ekstra pedas.
"Ini punyaku hyung, hyung tadi pesan apa sih" ujarnya berusaha menyembunyikan makanan.
"Chenle itu punya adiknya nak. Ini punya Chenle nasi goreng biasa sama pasta yang sedang pedasnya" ujar Wendy dirinya juga menatap suaminya yang terlihat sedikit santai.
"Haechan, jangan ngambil udang kamu alergi, itu mama udah pesen seafood yang lain, astaga Chanyeol ngapain diem aja" kesalnya melihat suaminya yang hanya diam saja sedari tadi.
"Siapa bilang aku diem aja nih liat" Wendy langsung menatap suaminya yang sedang memegang empat hp milik putranya.
Chanyeol merampas hp milik Mark Jeno Haechan dan Jaemin karena tadi mereka terlalu sibuk dengan benda persegi panjang tersebut.
"HUWAAA mama sakit" Renjun langsung menangis setelah tidak sengaja bibirnya kena gigit.
"Ya ampun berdarah" gumam Wendy sedangkan Renjun masih menangis di pangkuan papanya.
"Jun mam" lirihnya bahkan dia masih terisak membuat mereka gemas melihatnya.
Renjun makan sambil menangis karena rasa perih di bibirnya tapi makanan itu tetap habis.
"Pelih pha hiks" adunya yang sekarang sudah memeluk papanya erat bahkan matanya sudah sangat sayu.
Chanyeol mengerti putranya itu pasti mengantuk sekarang, itu sebabnya dia hanya diam saja sembari mengelus punggung putranya agar tertidur.
"Jaemin hyung itu minuman jie" Jisung menatap nanar jus alpukat yang dia pesan hampir habis.
"Jaemin, punya kamu sendiri mana nak" ujar Wendy sebelum ada pertengkaran di antara putranya.
"Punyaku di minum mark hyung ma" ujarnya membuat Mark langsung menatapnya.
"Katanya tuker tadi" ujar Mark dia tidak terima di tuduh seperti itu.
"Ya kan gak tau kalau punya hyung itu smoothies strawberry"
"Ya kamu gak nanya dulu" jawabnya sedangkan Jaemin sudah menatap hyung nya itu kesal.
"Hyung kan tau aku gak suka strawberry" Jaemin hanya melirik hyungnya.
"Seharusnya tukar lagi, napa lanjut di minum"
"Aahkkk BELICIK! Jun antuk"
Ayo jangan lupa vote sama komen oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...