2. Ayah angkat yang baik 🔞

10.6K 49 0
                                    

Cantika tak hentinya mengusap syukur atas hal-hal baik yang terjadi padanya setelah menjadi bagian dari keluarga Pras dan Sarah. Meski hanya sebatas anak angkat, ia diperlakukan dengan begitu baik.

Tidak hanya itu, Mark dan Jendral yang sempat membuatnya takut hadirnya ditolak, ternyata tidak semenyeramkan itu. Di pertemuan pertama saat ia diperkenalkan, mereka memang terlihat kurang bersahabat. Si sulung Mark saja sempat marah dan pergi begitu saja. Namun berkat pendekatan yang diperantarai oleh Sarah, perlahan ia bisa dekat dengan mereka.

Kedekatan itulah yang mengubah penilaiannya pada mereka. Mereka baik, banyak membantunya beradaptasi dengan lingkungan baru, dan turut berperan dalam menciptakan suasana yang nyaman. Kecanggungannya pada mereka juga sudah mulai berkurang. Hanya saja sifat pemalunya masih melekat kuat. Pada dasarnya ia memang pemalu, tidak pandai bergaul, dan lebih sering menyendiri.

Cantika baru selesai mandi dan bergegas membuka pintu lemari yang dipenuhi oleh pakaian pemberian Sarah, Pras, Mark, dan Jendral. Mereka memang sebaik itu, padahal ia tidak pernah meminta dibelikan apa-apa. Beberapa potong saja sudah cukup untuk digunakan sehari-hari. Tidak perlu sampai satu lemari besar.

Walaupun pakaian pemberian mereka bukan seleranya yang masih terbawa kebiasaan saat di panti, Cantika tidak pernah sekalipun melayangkan protes.

Gadis itu tetap mengenakan apapun pemberian mereka sebagai bentuk menghargai. Tidak jarang ia sampai memaksakan diri mengenakan pakaian yang sebetulnya tidak nyaman untuknya karena terlalu terbuka. Dua tahun menjadi bagian dari keluarga mereka nyatanya belum cukup untuk mengubah dirinya secara total.

Ceklek.

Mendengar suara pintu kamar dibuka, gadis dengan tubuh dililit handuk putih yang hanya mampu menutupi area dari dada sampai sebatas paha itu pun menoleh ke sumber suara. Di sana ia mendapati ayah angkatnya yang menerobos masuk ke kamarnya. Semua orang memang bebas keluar-masuk ke kamarnya tanpa terkecuali. Cantika jarang sekali mengunci pintu kamar.

"Ada apa Pah?" tanya Cantika begitu gugup sekaligus malu seraya mengeratkan lilitan handuk di dadanya, memastikan itu aman dan tidak merosot. Kegugupannya semakin bertambah saat Pras melangkah mendekat usai mengunci pintu.

"Nggak ada apa-apa," jawab Pras seraya mengusap sensual lengan telanjang anak angkatnya yang terasa begitu halus di telapak tangannya yang sedikit kasar. Meski terlihat sekali kalau Cantika merasa tidak nyaman dengan tindakannya, namun gadis itu hanya diam saja.

Pras paham.
Anak angkatnya segan untuk menolak ataupun protes atas apapun yang ia lakukan. Sejak diangkat menjadi anak, Cantika memang selalu pasrah dan patuh pada apapun yang terjadi padanya. Seperti yang Pras duga.

"Papah cuma mau ngasih ini buat kamu Can," ujar Pras. Paperbag berwarna hitam yang ia tenteng pun diberikan pada gadis di hadapannya.

"Ini apa Pah?"

"Liat aja sendiri."

Begitu mengeluarkan isi dalam paperbag, Cantika tersenyum paksa. Seminggu ini berarti sudah dua kali ia mendapatkan gaun tidur tipis dengan model tali spageti dengan potongan dada rendah berenda. Kalau dua hari yang lalu ia mendapatkan warna putih tulang, malam ini ia mendapatkan warna merah.

"Terima kasih Pah," ucap Cantika lalu memasukan gaun tidur itu kembali ke paperbag.

"Kok dimasukin lagi? Nggak langsung dipake aja?" tanya Pras.

"Iya nanti dipake kok Pah."

"Sekarang aja Can," bujuk Pras lalu kembali menyentuh lengan Cantika. Tak hanya sekedar menyentuh, Pras tanpa ragu mencium aroma segar khas baru mandi di sekitaran bahu, leher, dan dada anak angkatnya.

pemuas keluarga angkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang