Perubahan!? Meong!?

22 2 4
                                    

     Ciiiiiitttttttt!!!!Brakkkkk!!!!!

     Dentuman keras yang memekakkan telinga tedengar keras bagai petir di siang bolong. Seakan-akan semuanya terhenti dan fokus pada satu pemandangan yang cukup mengerikan. Terlihat sebuah truk oranye yang meluncur cepat berusaha menghentikan laju kendaraannya dengan menekan rem secara mendadak. Sesaat dua tubuh terlihat terpental dan melayang tinggi bagaikan layangan yang putus dari senarnya. Semua orang di sekitar terdiam. Keheningan yang mencekam menyelimuti dan tidak lama kemudian jeritan kepanikan dan ketakutan terdengar di mana-mana. Seorang ibu memeluk dan menutup telinga putrinya sembari menepuk punggung putrinya yang menangis ketakutan melihat kejadian naas di depannya. Beberapa orang terdekat menutup mulutnya sambil menunjuk dua tubuh yang tergeletak lunglai bersimbah darah. Ada yang sigap menelpon ambulans. Beberapa yang pemberani segera berlari menuju korban untuk segera memberikan pertolongan pertama. Sesampainya di sana, mereka tertegun dan mengernyitkan dahi mendapati perbedaan mencolok kedua korban. Merekapun segera berpindah haluan, menolong salah satu korban dan ironisnya, mereka seakan-akan buta, mengabaikan tubuh korban satunya yang tergeletak tak jauh dari mereka. Mereka yakin bahwa korban sudah tidak bernyawa dan sia-sia untuk menolongnya. Tanpa mereka sadari korban yang mereka abaikan itu perlahan menunjukkan pergerakan.

     Sophie merasakan sekujur tubuhnya yang kesakitan. Sangat sakit melebihi rasa sakit pasca operasi yang dijalaninya di Singapura. Terutama di bagian kepalanya yang berdenyut-denyut. Dia berusaha membuka matanya, hanya saja pandangan kabur yang tampak. Rasa mual dan pusing menyerang dan semakin menjadi-jadi ketika hidungnya mencium bau amis darah yang pekat. Sophie seketika panik. Suara-suara asing yang bising pun memenuhi telinganya. Amarah dan panik hampir takterbendung lagi. Sophie menarik dan menghembuskan napas. Perlahan dia menggerakkan tangannya berniat menutup hidungnya,menjauhkannya dari bau yang mengganggu tersebut. Namun tidak berhasil. Kedua tangannya terbujur kaku seakan menyatu dengan aspal di bawahnya. Sophie mencoba kembali. Gagal. Tidak kehilangan akal, Sophie sekali lagi  berusaha mencoba menggerakan kedua kakinya, namun percobaannya kali ini juga gagal. Kelelahan menyelimutinya. Mungkin dia mengalami kecelakaan. Dugaannya bertambah kuat karena kali ini dia mencium bau asap kendaraan tidak jauh dari dirinya. Sophie kembali melihat sekitar, memusatkan pada suara bising kerumunan yang didengarnya sembari meminta pertolongan.

     'Tolong!'  rintih Sophie. Anehnya,tidak ada uluran tangan, bahkan jawaban.  Menyembunyikan keraguannya, Sophie berteriak sekali lagi, dengan nada yang lebih tinggi. Tapi kali ini dia tertegun. Suara asing namun familiar yang malah melintas dari mulut ke telinganya. Bahkan ketika otaknya mengatakan mustahil.

     "Meoongg!"

     Bagaikan disambar petir, Sophie terdiam mematung. Mulutnya yang hendak berteriak lagi hanya bergerak tanpa suara. Hanya bola matanya yang semakin melotot, memperlihatkan isi hati pemiliknya yang bertambah bingung dan kacau. Rasa bingung, tidak percaya, takut, dan panik seakan bercampur menjadi satu, mencambuk hati Sophie yang takhentinya bergetar tak karuan.

     "Meeeooong!"

     Sekali lagi Sophie mencoba, dan hanya keputusasaan yang meluap dan menjalar keseluruh tubuhnya. Seakan tersadar, pelan-pelan dia menundukkan kepalanya, melihat tangan dan kakinya yang entah kapan sudah mengecil dan berbulu.

     'Ada apa denganku? Kenapa aku bisa berubah menjadi..!?' batin Sophie, tidak berani menyebut sosok dirinya sekarang. Sophie merasa aneh. Dia berusaha keras mengingat-ingat kejadian yang menimpanya, berharap menemukan petunjuk dari keanehan dirinya. Sophie mengingat betul dirinya manusia, bukan kucing. Nama, keluarga, rumah, teman-teman dan kenangan masa kecil hingga dewasa melekat kuat, tapi...kecuali ingatannya hari ini, persis sebelum dia berubah menjadi kucing. Sophie yakin ingatannya hanya tertambat di malam kemarin saat dia di bandara menuju rumah orang tuanya. Setelah itu...blank. Dia merasa seakan-akan ingatannya terhapus sebagian. Ketika pikirannya masih di tempat lain, matanya tak terarah menelusuri kerumunan orang-orang di sebelahnya. Namun dia hanya bisa menelan pil pahit. Tidak ada yang ia kenali.

Yum Yum MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang