Chapter 3

11 4 0
                                    

"Harry!" sapaku. Sekarang ada kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Kebetulan yang menyenangkan sekali, Slytherin dan Gryffindor tergabung untuk kelas ini. Bulstrode menyerahkan beberapa jadwal kelas selama semester kedepan. Setidaknya aku tidak selalu bertanya tentang pelajaran apa sekarang dengannya.

Harry tersenyum kecil. "Bagaimana hari pertamamu di Hogwarts, Lily?" tanyanya. Aku tertawa. "Sungguh tidak diprediksi," ujarku kembali mengingat bahwa malam pertamaku tidur di Aula Besar ketimbang di asrama.

"Harry, siapa si Slytherin ini?" bisik seorang berambut oren disampingnya. Astaga, aku baru saja ingat. Bahwa kebanyakan dari Gryffindor dan Slytherin sedikit beradu mulut. Terlebih dengan mereka bertiga dan Draco Malfoy.

Harry melirik ke arahku. Sepertinya ia terlihat bingung. Aku seorang Slytherin, dan mereka ialah Gryffindor. "Aku Lily Delacour, kurasa aku teman Harry?" sahutku percaya diri. Harry tersenyum kikuk.

"Teman? Harry. Kau tidak menceritakan apapun kepadaku," Harry menggeleng. Panik. "Bukan begitu, Ron. Kurasa aku akan memperkenalkannya di waktu yang tepat."

Yang dipanggil Ron itu menoleh ke arahku. Ia menatap dari atasku sampai bawah. "Ron, Ronald Weasley," aku tersenyum. Membalas uluran Weasley. "Salam kenal, Weasley," sahutku.

Perkenalan kami cukup singkat. Bulstrode menarik tanganku menuju meja Slytherin. Kami berpisah disana, untungnya aku mendapatkan kesan baik di pertemuan pertama dengan teman-temannya Harry.

"Kau dekat dengan mereka?" tanya Bulstrode. Aku menoleh. "Aku bahkan baru berkenalan. Kenapa?" Bulstrode mendesah pelan. "Tidak ada yang sedikit menyukai pertemanan antara Gryffindor dan Slytherin di tahun ajaran ini," aku mencibir. Memutar mata malas.

Kelas yang awalnya sedikit bersuara kembali menjadi menegangkan saat Professor Snape masuk dengan mengintimidasi. Ia bahkan menutup semua jendela kelas. Semakin menegangkan saja. Aku tahu ia adalah Kepala Asrama Slytherin.

"Buka halaman 394."

Aku melirik Bulstrode. Lalu membuka halaman yang diperintahkan. Netraku teralih kepada laki-laki berambut pirang yang berada tidak jauh dariku. Ia melirikku dengan menyeringai. Tidakkah ia tahu kalau seringainya itu sangat menyebalkan?

"Manusia Serigala?" tanya Weasley. Seseorang menyahut. "Tapi, Professor. Kami baru saja mulai belajar Red Cap dan Hinkypunk. Tidak seharusnya kami mulai mempelajari makhluk nokntural," bahkan aku tidak tahu kapan dia datang dan duduk di samping Harry.

"Sekarang, siapa diantara kalian yang bisa menceritakan perbedaan antara Animagus dan Manusia Serigala?" lagi-lagi aku melihat seseorang; mungkin itu teman Harry mengangkat tangannya.

Aku terkesima betapa lugasnya ia menjawab pertanyaan. Yang ku tidak suka hanyalah sikap Professor Snape yang sedikit begitu mengintimidasi ku. Bahkan aku ingin sedikit memprotes permintaan Professor Snape yang menyuruh kami untuk mengerjakan dua gulungan mengenai Manusia Serigala dengan penekanan khusus untuk mengenalinya.

"Aneh. Padahal ia sudah menjawab dengan benar," gerutuku. Bulstrode mengangguk mengiyakan.

Netraku lagi-lagi teralihkan dengan si Pemuda Pirang itu. Namun kali ini ia tidak menyeringai kearah ku. Ia menyeringai kearah Harry. Ku tangkap pergerakannya yang menerbangkan secarik kertas berbentuk burung itu. Tidak hanya Harry, ia menerbangkan nya kearah ku.

Aku menoleh kearahnya. Ku dapati ia yang sedang menyeringai dengan mengangkat alisnya. Aku mencemooh. Disana tergambar kejadian pagi tadi. Ia menarikku, kemudian meninggalkanku dan kantong tidurnya. Aku terlihat seperti pembantu olehnya.

Demi Merlin! Aku merasa aku tidak akan tahan di Slytherin selama aku masih berpapasan dengannya.

"Simpan itu, Delacour," bisik Bulstrode. Aku mengangguk. Lebih baik aku menyimpannya daripada Professor Snape merebutnya.

Pelajaran kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam sudah selesai. Aku menggerakkan tubuhku kaku. "Habis ini kita kemana?" Bulstrode mengangkat bahu. "Setahuku tidak ada kelas lagi," sahutnya. Aku mengangguk. Membereskan buku-buku ku.

"Lily," aku menoleh. Harry menyapaku. "Kenapa? Harry?" tanyaku. "Tidak, besok ada pertandingan Quidditch antara Gryffindor dan Hufflepuff. Aku ingin mengajakmu; untuk melihat pertandingan Quidditch sebenarnya," ah, aku baru ingat saat pertemuan pertamaku dengan Harry semalam. Aku sangat ingin melihat pertandingan Quidditch disini.

Beauxbatons memang memiliki tim Quidditch, tetapi aku tidak terlalu tahu bagaimana tim Quidditch mereka berjalan. Aku lebih tertarik kepada hal-hal di Hogwarts.

"Siapa itu? Harry?" aku melirik. Perempuan tadi, Granger. "Hermione, dia Lily Delacour. Yang ku ceritakan malam tadi," jawabnya. Weasley mengernyit. "Kau menceritakannya ke Hermione, tapi tidak menceritakannya padaku?" aku tertawa kecil. Sedangkan Harry hanya tersenyum.

"Hermione, Hermione Granger. Aku sudah dengar tentangmu dari Harry kemarin. Kau cantik sekali, benar-benar menggambarkan seorang Veela." pujinya. Aku tersipu.

"Terimakasih Granger, tapi itu terlalu berlebihan." Hermione menggeleng pelan. "Salam kenal, Delacour."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 11 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Draco Malfoy; Each Time You Fall In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang