Aula Besar serentak bubar sesaat setelah makan malam. Aku memakan makanan malam Hogwarts dengan sangat telaten. Kembali menjaga sifat anggun ku yang mencerminkan seorang Beauxbatons. Berkali-kali aku merasa tidak nyaman ditatap oleh sebagian di sana. Aku tahu, pesonaku sebagai seorang Veela membuat daya tarik yang begitu hebat.
"Kita akan kemana sekarang?" aku bertanya dengan di sebelahku. Dengan sopan. "Masuk Ruangan Rekreasi. Tentu saja," jawabnya ketus. Aku tidak tahu apa yang salah dariku jadi ia menjawab ketus seperti itu. Yang pasti aku hanya memutar mataku malas.
Mataku melirik sekitar. Aku masih mengingat apa yang dikatakan Harry soal dimana saja Ruang Rekreasi. Salah satunya Ruang Rekreasi Slytherin yang berada di bawah tanah. Walaupun aku sama sekali tidak tahu itu dimana.
"Halo, Delacour," aku menoleh. Mengernyit heran. "Aku Millicent Bulstrode. Salam kenal," sapanya. Aku tersenyum. "Halo Bulstrode. Salam kenal. Aku Lily Delacour," sapaku balik. Sepertinya ia akan menjadi teman pertamaku di Slytherin.
"Membutuhkan teman?" tanyanya, terlihat seperti menggodaku. Aku mendesis pelan. Ayolah, aku terlihat seperti itukah? "Kurasa. Aku tidak mau menjadi buta disini," Bulstrode tertawa kecil. Aku cukup tersentuh ia pindah dari yang paling belakang menjadi berjalan ke muka hanya untuk berkenalan denganku.
Kami berbicara santai mengenai hal-hal apa saja seiring berjalan beriringan. Aku bisa menebak bahwa aku dibawa menuju Ruang Rekreasi Slytherin olehnya. Setidaknya aku bisa kesana tanpa bertanya dengan yang lain. Berkenalan dengan Bulstrode tidak seburuk itu.
"Dia Draco Malfoy, selalu seperti itu. Biarkan saja," sahutnya ketika punggungku ditabrak kencang oleh seorang berambut pirang itu dengan sengaja. "Itu sakit, tahu!" pekikku. Untungnya tidak banyak orang yang berjalan di sekitar kami.
Bulstrode menoleh. "Kau jangan bersangkut paut dengannya jika kau ingin hidup aman," aku mengernyit heran. Kulihat Bulstrode tampak mendesah akan ketidakpahaman ku dengannya. "Malfoy sangat suka mengganggu orang lain. Terlebih dari yang bukan asrama Slytherin," aku hanya mengangguk paham. Sepertinya, aku memang tidak boleh berurusan dengannya.
Aku melirik. Mengernyit heran. Semuanya jadi berhamburan dan berubah menjadi panik. Koridor tiba-tiba jadi sangat berdempetan. Bulstrode langsung menarik tanganku menjauh. "Semuanya pergi ke Aula Besar!" seru Professor Dumbledore.
"Kenapa?" tanyaku. "Aku dengar si Nyonya Gemuk menghilang," jawabnya masih setia menarik tanganku menuju Aula Besar. Aku mengernyit. "Siapa itu?" aku rasa Harry tidak pernah menjelaskan soal itu. "Penjaga pintu asrama Gryffindor,"
"Sirius Black ada disini."
Setelah penjelasan panjang dari Bulstrode aku baru saja sedikit mengerti. Kami dikumpulkan di Aula Besar oleh Professor Dumbledore. Dan sepertinya malam pertamaku di Hogwarts bukanlah tidur di asrama, melainkan tidur di Aula Besar.
Mataku masih terbuka. Entah kenapa, sepertinya aku sedang sulit tidur malam ini. "Sshht, Bulstrode!" seruku pelan. Tidak mungkin aku berseru nyaring disaat orang-orang sedang nyenyak dengan tidur mereka. Terlebih ada dua Professor dan satunya lagi yang sedang berjalan mengawasi kami.
Tidak ada pergerakan dari Bulstrode. Aku yakin ia sudah berjalan-jalan di mimpinya. "Tidak ada seorang Professor di dalam kastil ini yang akan membantu Sirius Black masuk ke dalamnya," lagi-lagi aku mendengar nama itu. Sirius Black.
Sebelum aku pergi menuju Hogwarts, aku sudah cukup diperlihatkan berbagai kertas yang menempel di dinding. Aku tidak terlalu tahu siapa itu Sirius Black. Dan apa yang terjadi dengannya. Yang aku dapatkan Sirus Black hanyalah seorang tahanan dari Azkaban yang kabur dari sana. Begitu informasi dari Bulstrode.
"Aku cukup yakin kastel ini aman. Dan aku lebih dari bersedia untuk mengirim para murid kembali ke rumah mereka," aku terpaku. Professor? Aku bahkan baru saja sehari; tidak sampai sehari di Hogwarts.
Mataku terpejam ketika salah seorang dari mereka kembali mengecek barisanku. Mataku memang terpejam, tapi telingaku masih mencoba mendengar Professor Dumbledore dari jauh. "Bagaimana dengan Potter? Haruskah dia diperingatkan?" aku mengernyit.
"Mungkin. Tapi untuk saat ini, biarkan dia tidur. Karena di dalam mimpi kita memasuki dunia yang sepenuhnya milik kita."
Untungnya pagi hari kami sudah diperbolehkan menuju asrama. Aku membangunkan Bulstrode yang tampak nyanyak. Kami berlari menuju Ruang Rekreasi, bahkan aku beberapa kali tidak sengaja menabrak yang lain. Termasuk dengannya.
"Maafkan aku!" seruku. Orang yang ku tabrak itu, Draco Malfoy. Aku bisa melihat tatapan tidak sukanya. Tentu dengan seringainya. "Aku minta maaf," tuturku pelan. Sedikit memelankan lariku.
Malfoy menyeringai. "Kau pikir aku akan memaafkanmu, Darah Campuan?" aku mengangguk pelan. Sejujurnya aku tidak ingin berurusan dengannya. "Aku minta maaf, Malfoy. Aku ingin segera menuju asrama," kataku, mencoba untuk menjauh darinya. Aku masih ingat peringatan dari Bulstrode yang menyuruhku untuk tidak berurusan dengannya.
"Siapa yang mengizinkanmu lari dariku?" sergahnya. Menarik kuat tanganku. Hampir saja aku ingin terjatuh jika ia tidak menopang bahuku. "Darimana kau tahu namaku, Darah Campuran?" tanyanya.
Aku mendengus. "Millicent Bulstrode." sahutnya. Iagi-lagi menyeringai. "Bawa kantong tidurku," terangnya, menyerahkan kantong tidurnya itu. Aku mengernyit. "Tapi, Malfoy. Aku sudah keberatan dengan kantong tidurku sendiri," tolakku.
"Siapa yang peduli?" cibirnya. Ia berjalan menjauh dariku dengan teman-temannya itu. Meninggalkanku yang sedikit memprotes ulahnya. "Delacour!"
Oh, terimakasih untuk itu. Beruntung Bulstrode kembali ke arahku sebelum benar-benar menuju Ruang Rekreasi Slytherin. "Punya Malfoy," terangku. Aku hanya melihat Bulstrode yang mendesah kecil sambil menggeleng kepala.
***
Halo, ketemu lagi! Di chapter ini,
see u on next chapter again buddies!
KAMU SEDANG MEMBACA
Draco Malfoy; Each Time You Fall In Love
FanficAku rasa menjadi murid pindahan dari Beauxbatons bukanlah hal yang buruk? "You have a beautiful name, Lily," 2024, mileschoco © J.K Rowling Draco Malfoy x Original Character