"mayhen.."
...
"mayhen kumohon bangunlah.." sesegukkan suara gadis yang terdengar samar ditelinga mayhen.
tangan terinfus yang sedang digenggam ruby tiba tiba saja bergerak perlahan.
"mayhen!.. mayhen.. kau siuman?.."
wajah nampak panik bahagia dengan perasaan lega.perlahan lahan mata hitam pekat itu terbuka dan menatap gadis yang menggengam tangannya.
"apa yang terjadi?.. uhuk uhuk- ugh-.." ucap mayhen yang reflek mengelus kepalanya yang sakit.
"umnh- tenanglah, kau dirumah sakit, kau bodoh! kenapa kau menenggelamkan dirimu dilaut? apakau tidak waras?!" ruby memeluk erat mayhen sembari mengusap usap kepalanya.
"....."
"hampa.. tidak ada yang peduli jika aku mati sekalipun.." mayhen bergumam pelan.
"tidak peduli? aku peduli padamu! bodoh!" tegas ruby sembari menatap dirinya yang penuh kehampaan dengan dalam.
mayhen mencerna ucapan temannya itu.
1 detik
2 detik
10 detikpun terlewat, lagi lagi dada mayhen merasa berdebar debar juga pipinya yang merah merona.
"mayhen?" ucap ruby bingung kenapa daritadi mayhen diam saja.
"ya-?" mayhen tersentak kecil, matanya menatap sayup temannya itu, pikirannya terlintas (bolehkah aku hidup bahagia bersamanya? sekali saja..)
"mayhen? ada apa denganmu?.." pipi ruby ikut memerah karna ditatap oleh pria yang dihadapannya.
dan sejujurnya ruby pun memiliki ketertarikan kepada mayhen pada pandangan pertama, ia ingin menjadikan mayhen seorang kekasih, namun dia berpikir akan aneh jika langsung blak blakkan menyatakan perasaanya, nanti.. malah dikira gila kan?.
mayhen mulai berbicara dengan suara lembutnya "ruby.. bolehkan orang sepertiku mempunyai perasaan?"
"eh? tentu saja! kau tampan dan juga baik.." (dia pasti menyukai seseorang..) ruby tersenyum tipis
"apa ada seseorang yang mayhen suka? akan ku bantu sebisaku!" ucapnya dengan nada riang walau dibalik perasaanya cemburu.mayhen mengangguk "ada.."
"siapa itu?" ruby penasaran
"di..- gadis didepanku..-" pipi mayhen semakin memerah.
"tapi.. apakah boleh diriku yang buruk ini memiliki kekasih cantik dan sempurna sepertimu?" lanjutnya.ruby yang dari tadi terpaku mendengarkan mayhen dengan pipinya yang sangat memerah.
air matanya tiba tiba menetes tanpa sepengetahuannya.
"aku senang-.. aku mau! aku mau mayhen!" ruby memeluk hangat tubuh pria itu dengan erat.mayhen memeluk balik gadis itu dengan hangat, dirinya yang ikut merasa senang dengan respon ruby
"jadilah kekasihku, dan menikahlah denganku saat kita sudah lulus" tegas mayhen yang seketika pupilnya bersinar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kau mengubah Ku
Romancelangit malam yang gelap disinari oleh cahaya bulan nan menderang, dengan kelap kelip bintang kecil membuat langit gelap itu terlihat bersinar dengan indah. "Aku ingin mati!" Mayhen "Tidak! ada aku disini jangan takut.." Ruby seperti halnya seseorang...