Raelo menekuk wajahnya, berada di UKS dengan pengawasan yang ketat membuatnya merotasikan mata. "Elah kadal Afrika kenapa nggak mau pergi si? Wer kewer kewer hilangkan pemuda penyuka semangka ini!"
Pemuda bermanik cokelat itu hanya tak suka jika harus beristirahat, lagipula hanya demam sedikit tapi sudah seperti ini, apalagi kalau Raelo berdarah-darah, mungkin bisa mati berdiri si kadal itu.
"Adek, Abang Andra mau ke toilet sebentar ya? Istirahat aja di sini, Abang nggak bakal lama kok," ujar Keenan yang langsung mendapatkan anggukan malas dari sang adik.
"Bjir mantra gue berhasil, kalau gue buka jasa nyantet orang laku gak ya?"
Melihat kepergian sosok si alis camar tersebut membuatnya tersenyum kemenangan, kalau diingat dari beberapa chapter pertama yang dibaca. Kemungkinan besar tokoh utamanya selalu berada di kantin untuk menunggu kedatangan pujaan hati yang tak peka terhadap perasaannya.
Segera Raelo loncat dari ranjang, tempatnya ia beristirahat tadi, setelah celingukan untuk memastikan situasi aman. Segera Raelo memberhentikan murid yang tengah berbincang.
"Misi Bang, kantin di mana ya?" tanya Raelo tanpa memperhatikan orang yang ia ajak bicara, karena dirinya harus waspada kalau kakaknya tiba-tiba datang.
"Lho? Lo lebih tua dari gue, Kakak kecil." Raelo masih celingukan dibuat berjengit kaget dengan penuturan orang yang ia berhentikan, seketika matanya beralih untuk menelisik sosok yang tingginya bahkan seperti tugu Kabupaten.
"Buset dah monster, pergi aja dah daripada di ngap gue," celetuknya dalam hati,
Karena tidak ingin membuang waktu, lantas Raelo memilih untuk melanjutkan larinya. "OKE NICE INPO, THANKS." teriaknya.
"Itu Kak Rael bukan sih?" Sontak sang kekasih mengangguk. "Vin, kalau gitu ayo cepet ke kantin. Mau liat Kak Rael lagi, dia makin manis aja sih!" pekik Chelo, lelaki berkulit putih bak salju ini sepertinya adalah fans tersembunyi Raelo.
Kaki pendek Raelo berhasil membawanya ke kantin dengan mengikuti rombongan siswi-siswi yang tengah menggosip. Raelo tak ikutan, hanya telinganya saja. Tapi, lumayan seru karena ia tak sengaja mendengar gosip terbaru di sekolah, yang isinya tentang kelakuannya saat pagi hari tadi, dan lainnya.
Di tengah keramaian, Raelo menelisik satu-persatu yang kemungkinan besar adalah pujaan hati sang tokoh utama. Seharusnya sudah berada di kantin sekarang tetapi tidak ditemukan. Hal ini membuat Raelo membuang nafasnya.
"Kenapa cewek itu nggak ada? Kalau si tokoh utama udah berani pdkt sama ceweknya, gue bisa langsung siap-siap buat nyari si pelaku, karena itu terjadi seminggu setelahnya." batin Raelo seraya menunduk menatap perutnya yang keroncongan.
"Duit nggak ada, hp gue juga nggak tau ke mana, nasib pindah tubuh jadi miskin mendadak gue, setidaknya kalau ada hp kan bisa gue gadein." Raelo mulai merenungi nasibnya.
Ketika sedang meratapi perutnya yang terus bernyanyi, Raelo terkejut ketika tangannya ditarik oleh sosok yang tak ia kenali, menuju meja kosong dengan beberapa macam makanan di atasnya.
"Tunggu sebentar, gue ke sana dulu." Setelah memastikan Raelo duduk, remaja itu melangkah pergi entah ke mana.
"Coklat atau keju?"
"Keju."
Karena refleknya yang cukup cepat, Raelo menangkap sebungkus roti perisa keju yang membuat matanya semakin berbinar. Sang detektif nampaknya sangat merindukan rasa yang membuatnya candu. Keju itu memang kekasihnya!
"Kopi atau susu?"
"Kopi."
Raelo kira akan mendapatkan seperti apa yang ia jawab di awal, tetapi malah sebuah susu kotak yang ia dapat membuatnya sedikit murung. Namun tak terlalu di permasalahkan karena susu full cream tetap rasa kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Volitient [Noren]
FanfictionSeorang detektif masuk ke dalam novel milik rekan kerjanya. Dan ia sangat dibuat terkejut karena dirinya bukan menjadi karakter utama, melainkan menjadi karakter figuran yang mengetahui pelaku pembunuhan di sekolahnya. Desclaimer. • Fiksi. • BxB...