Despacito

210 28 17
                                    

Warning 18+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning 18+

Ketika sudah berguling-guling sekian lama dan sudah lelah bermain kelitik-kelitik, Yibo dan Sean berhenti dan tanpa sadar posisi mereka kini, Yibo mengukung Sean di bawahnya.

Kedua mata mereka bertatapan dan saling menyelami pandangan mata masing-masing, keduanya terengah-engah karena usai bercanda bermain kelitik-kelitik dan tanpa sadar terbawa suasana, keduanya merasakan hawa panas di sekeliling.

Yibo pun mencium Sean dengan lembut dan menjilati bibirnya mengulumnya dengan pelan, Sean pun mengalungkan tangannya pada leher Yibo dan Yibo pun menarik tengkuk Sean memperdalam ciumannya, memasukkan lidahnya ke dalam mulut Sean dan memainkan lidahnya didalam mulut Sean sambil meraba-raba tubuh Sean lalu perlahan-lahan membuka setelan jas formal Sean dan membuka lapisan demi lapisan baju Sean hingga tubuh Sean benar-benar polos.

Setelah seluruh pakaian Sean terbuka seluruhnya hingga tak mengenakan sehelai pakaian pun ditubuhnya, Yibo pun kemudian membuka seluruh pakaiannya hingga tak mengenakan pakaiannya sama sekali.

Yibo pun menciumi leher jenjang milik Sean dan meraba nipple kemerahan Sean dan memberikan tanda kepemilikan berwarna merah keunguan di leher, bahu dan sekujur tubuh Sean serta menjilatinya membuat Sean merasakan sensasi geli dan nikmat sekaligus sehingga dirinya menggelinjang terlebih saat Yibo mulai meremas pantatnya perlahan-lahan dan kemudian memasukkan dua jarinya kedalam hole berkedut milik Sean.

Setelah dirasakan hole Sean melebar, Yibo pun melumasi kejantanannya dengan hand body lotion milik adiknya Putri Jennie yang dipinjamnya kemudian Yibo memasukkan batang kejantanannya yang berurat dan sudah menegang secara pelan-pelan, Sean meringis karena ukuran batang kejantanan Yibo yang super jumbo itu membuatnya kesakitan apalagi Sean baru kali ini bercinta dan itu dengan Yibo sahabatnya bukan dengan Dilraba tunangannya.

Namun pada akhirnya setelah mulai menemukan titik prostatnya, Sean bisa menikmati batang kejantanan milik Yibo yang sangat besar didalam hole miliknya maka Yibo pun memaju mundurkan batang kejantanannya sambil memegang pinggul Sean dan Sean pun bergerak sesuai ritme.

"Aaah...Sean" Yibo mendesah.

"Eeungh...Yibooo" Ujar Sean sambil mendesah.

"Lubangmu sempit sekali, aaah ini nikmat!" Kata Yibo.

"Aaah...lebih pelan...sakit!" Sean menggerutu sambil mendesah dan matanya merem melek.

"Ya my baby bunnyku" Yibo tersenyum lalu melanjutkan menumbuk hole Sean lagi, "Aah...uuh...oh...aaah lubangmu enak dan sempit" Yibo mendesah.

"Eeuungh...Yibooo" Sean mendesah.

"Aaah...ya Sean" Yibo.

"Ya teruuus di situ sentuh titik itu Yibooo!" Sean meracau karena nikmat dan kedua tangannya meremat seprai.

"Aaah...iya Sean" Kata Yibo.

"Yiboo...aaah...uuuh! Teruuus oooh Yibo" Sean mendesah sambil menggigit bibir bawahnya.

"Euuungh...Sean" Yibo terus menumbuk hole milik Sean hampir sejam lamanya.

"Aah...uuh....Yibo" Sean mendesah karena merasa nikmat.

"Aaah...Sean my baby bunny" Yibo mendesah sambil menumbuk hole Sean, Yibo tetap menciumi seluruh tubuh mulus Sean bahkan tanpa kurang satu inchi pun untuk di nikmati olehnya.

"Ooh....aku mau keluar Yibo!" Ujar Sean.

"Aaahh...Sean aku juga mau keluar" Kata Yibo.

"Aah...Yibo hhmm mau keluar" Kata Sean pelan.

"Bersama Sean!" Yibo memeluk erat Sean dan menggeram.

Tak lama cairan berwarna putih kental pun keluar, Yibo pun mengeluarkannya di dada Sean sedangkan Sean keluar di perut Yibo dan mereka pun berpelukan usai bercinta.

Yibo mencium bibir Sean dengan lembut, "Aku mencintaimu Sean".

Sean menatap Yibo dengan pandangan yang sulit diartikan "Sejak kapan Yibo?".

"Mungkin sudah sejak lama, sejak kita kecil atau sejak kita tumbuh bersama, entahlah tapi yang pasti aku hanya mencintaimu Sean tak ada yang lain di hatiku" Yibo mengungkapkan perasaannya dengan jujur.

Sean menelan ludah dan tampak gugup, "Tapi apa yang kita lakukan saat ini salah, Yibo! Kau tau kalau kau adalah pewaris satu-satunya Kekaisaran ini dan aku juga pewaris satu-satunya duchy wilayah Bellaviti".

"Aku tak peduli dengan semua itu Sean yang ku butuhkan hanya dirimu" Ujar Yibo.

"Yibo kalau kita melanjutkan hal ini, maka itu hanya akan mempersulit kita berdua bahkan bisa saja aku di hukum mati oleh ayahmu!" Protes Sean.

"Tak akan ku biarkan kau di hukum mati Sean hanya karenaku! Jika mereka menghukum dirimu maka mereka juga harus menghukumku!" Tegas Yibo.

"Tapi Yibo..." Sean mendesah putus asa.

"Apa perasaanmu padaku juga sama? Apa kau mencintaiku? Tolong jawab jujur" Yibo bertanya.

"Aku juga mencintaimu Yibo entah sejak kapan" Jawab Sean sambil menunduk.

"Itu sudah cukup menjadi jawaban untukku, selama kita bersatu dan kau tetap menjadi milikku maka kau tak perlu mengkhawatirkan hal apa pun juga" Yibo memeluk Sean untuk mengurangi kekhawatiran Sean.

"Tapi bagaimana dengan penerus, karena keluarga kita pasti menginginkan penerus dan kalau kita bersama tak mungkin ada penerus! Ah! Andai saja aku terlahir wanita pasti bisa memberikan keturunan" Keluh Sean.

"Kan ada adikku Putri Jennie yang akan menikahi bangsawan jadi biar anaknya saja yang jadi penerusku" Jawab Yibo dengan santai.

"Lalu penerus Bellaviti?" Sean mengernyitkan kening.

"Kedua orang tuamu masih muda, kenapa mereka tidak membuat anak satu lagi sebagai penerus Bellaviti" Yibo mengusulkan dengan santai.

"Yibo!" Sean memukul lengan Yibo dan Yibo tertawa.

.

.

.

Dilraba selesai belajar dari menara sihir langsung ke mansion keluarga Bellaviti untuk menemui Sean namun Dilraba kecewa karena yang menemuinya Duchess Kimberly karena Sean berada di istana bersama Yibo.

"Ternyata Sean masih belum kembali dari istana ya, duchess?" Dilraba bertanya.

"Belum, tapi kau tidak usah khawatir, mari bersantai sejenak kita minum teh dan cemilan ringan sambil menunggu Sean, jika dia masih belum kembali juga, kau bisa menunggu sampai waktu makan malam disini" Duchess Kimberly dengan ramah menawarkan.

"Baiklah duchess aku tak keberatan" Jawab Dilraba dengan sopan.

Dilraba akhirnya menunggu Sean seharian karena Sean belum kembali juga, Dilraba melewati waktu ditemani oleh Duchess Kimberly walau dalam hatinya merasa kesal karena menunggu Sean yang tak kunjung datang.

"Bagaimana pelajaranmu di menara sihir?" Duchess Kimberly bertanya.

"Aku mendapatkan peringkat satu" Jawab Dilraba.

"Kau memang berbakat seperti ayahmu dan Sean beruntung memilikimu karena kalian akan menjadi kekuatan yang sangat kuat jika bersatu, Sean yang seorang Duke muda dengan istri seorang penyihir terkuat" Puji Duchess Kimberly.

"Duchess bisa saja, terima kasih pujiannya" Dilraba tersenyum.

Duke Kim datang dari kantornya dan melihat ada Dilraba di rumahnya, "Ada lady Dilraba disini? Dimana Sean, kenapa tidak menemani?".

"Sean belum pulang dan masih di istana menemui Putra Mahkota seharian ini, mungkin mereka sedang sibuk" Jawab Duchess Kimberly tenang.

Catatan penulis : Jangan lupa tinggalkan vote komentarnya biar authornya semangat

Story Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang