08 - Overtime +Boss

304 15 2
                                    

Kevin akhirnya selesai dengan urusannya di kandang ayam pertama. Hanya dirinya dan pemilik peternakan ayam, Kevin sudah mengusir Sueny pergi dua puluh menit lalu. Menyebalkan sekali sekretaris barunya itu, bisa-bisanya bersikap seperti itu di hadapan klien.

Tidak profesional. Tidak sopan. Tidak kompeten. Kalau seperti itu sekali lagi, Kevin memantapkan diri untuk memutus kontrak sekretaris payah anak-mami itu.

"Mari, Pak, kita lihat-lihat sebentar ke kandang kedua. Sebenarnya kondisinya sama saja, hanya kuantitasnya 70 persen dari kandang ini jadi sedikit lebih kecil."

Kevin mengangguk dan mengikuti langkah pemilik peternakan ayam tersebut. Mereka berjalan ke arah pintu keluar yang bersebrangan dengan pintu masuk. "Berarti tidak akan ada perbedaan kualitas telur sedikit pun ya sekalipun kandangnya berbeda? Kenapa dibedakan menjadi dua kandang?" tanya Kevin.

Klien tersebut tertawa kecil, "Soalnya dulu di bagian tengah itu yang punya lahannya gak mau jual, jadi kita terpaksa buat terpotong agak jauh begini kandangnya. Tapi sekarang sudah aman."

Pintu keluar pun terbuka, Kevin sedikit terkejut melihat kehadiran Sueny yang sudah dia usir tadi. Kevin melengos dalam hati, kenapa juga perempuan merepotkan ini kembali lagi? Mau membuat masalah baru lagi?

"Kenapa kamu di sini?" tanya Kevin kepada Sueny.

"Urusan saya sudah selesai, Pak. Sekarang saya bisa kembali ikut." Sueny tersenyum, bukan senyum tulus melainkan menyindir. Sueny hanya mengikuti alur cerita yang Kevin karang tadi.

"Oh bagus kalau begitu, mari saya tunjukkan tempatnya. Itu tidak jauh, kok," ucap pemilik peternakan ayam sembari menunjuk sebuah kandang yang dapat dilihat dari tempat mereka berdiri sekarang.

Pemilik peternakan itu melangkah terlebih dahulu, menyisakan jarak bagi Sueny dan Kevin untuk berbicara sedikit di belakang. Kevin jelas sekali tampak kesal dengan kehadiran Sueny.

"Aku sudah bilang kalau aku gak butuh kehadiranmu di sini, gak berguna. Sikapmu tadi itu malu-maluin aja," protes Kevin.

"Itu kan tadi Pak, bukan sekarang," jawab Sueny ngeyel.

"Kenapa pakaianmu?" tanya Kevin ketika melihat Sueny tak lagi memakai blazer seperti sebelumnya.

"Sedikit kotor jadi dilepas. Sini, Pak, biar saya yang bawa." Sueny pun mengambil papan jalar yang Kevin genggam di tangan kirinya.

Kevin pun bungkam setelah Sueny merebut papan jalar tersebut. Kevin merasa, mau dimaki seperti apa pun Sueny tak akan mau pergi lagi. Kalau begitu, Kevin akan mengawasi Sueny lebih dari sebelumnya supaya ketika perempuan itu tertangkap basah melakukan hal serupa, Kevin bisa langsung memarahi perempuan itu.

Tak lama berjalan, ketiga orang itu pun sampai di kandang ayam kedua sekaligus terakhir sebelum mereka pulang. Macet di jalanan tadi membuat Kevin dan Sueny sampai sedikit terlambat dan kini mereka juga pasti akan kembali ke kantor ketika matahari telah terbenam karena bersamaan dengan jam umum pulang kerja.

Di kunjungan kandang yang kedua ini sang pemilik tak memberikan begitu banyak informasi baru, dia hanya menunjukkan beberapa hal kepada Sueny dan Kevin. Sayangnya, perhatian Kevin sudah terpecah, kini fokusnya justru lebih banyak teralihkan kepada Sueny karena pria licik itu tak sabar untuk menangkap basah sikap tidak profesional dari sekretaris barunya.

Beberapa menit di dalam kandang, Kevin sadar kalau sepertinya tujuannya itu tak akan tercapai. Sueny kini seperti terlahir kembali. Kali ini, justru Sueny lah yang aktif mengobrol dengan pemilik peternakan ayam. Tak sedikit pun Sueny terlihat menutupi hidungnya seperti tadi, bahkan kini wajahnya berseri dan penuh senyum.

Kevin merengut dalam hatinya, dia kesal karena sepertinya tak akan mampu memergoki Sueny secara langsung lagi. Harusnya hal itu Kevin lakukan tadi, dia salah perhitungan. Lagi pula, memangnya bisa ya orang berubah dalam 20 menit?

[SS] Touch the Cold Boss [On Going New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang