Satu

49 6 1
                                    

Basmalah dulu sebelum baca, setelah baca cerita ucapkan hamdalah dan tekan bintang di pojok kanan bawah.





"Tapi Erika suka. Pacaran yuk om."

Zaidan melotot mendengar ucapan adiknya. Begitupula Erlangga, pria tampan itu menahan napas saat wajah Erika sangat dekat dengannya.

"Rika! Munduran, teman gua takut itu." Zaidan menarik tangan Erika agar kembali ke posisinya.

"Lo jangan bikin ulah." Bisik Zaidan.

Alis Erika berkerut, "yang bikin ulah siapa? Gua serius." Ia menatap Erlangga penuh minat.

"Gua suka sama dia." Tekan Erika disetiap katanya.

Zaidan ingin mengumpat, "nih sikap bar-barnya turunan siapa sih?" Gumam Zaidan.

"Om." Erika kembali bersuara setelah beberapa menit.

"Jangan panggil saya om, saya bukan om kamu." Erlangga sedikit kesal.

"Halah bentar lagi juga jadi sugar daddy aku." Ucap Erika enteng.

"Heh bahlul!" Spontan Zaidan menempeleng mulut Erika.

"Apasih lo!!" Kesal gadis cantik itu.

"Makanya mulut lo di jaga."

"Lah, gua kan udah bilang gue suka. Ya emang salah kalau gua ngomong gitu?" Erika membela diri.

"Saya duda." Tiba-tiba Erlangga berujar.

"Beneran?" Mata Erika berbinar.

Erlangga mengernyit mendengar respon Erika.

"Iya, kenapa?"

Erika melompat, ia berpindah posisi ke sisi kanan Erlangga. Ia bahkan merangkul pria itu, kemudian membisikkan sesuatu.

"Gua malah lebih suka sama duda, goyangannya hot soalnya."

"Bocah edan mesum!!"



Kini, Elena duduk dihadapan papa, mama dan abangnya.

Abi menatap putri bungsunya, "benar kamu ngegoda temannya abang?"

"Aku cuma ngomong suka ke temannya abang. Itu udah ngegoda?"

"Kamu katanya ngajakin dia pacaran, itu juga benar?"

"Iya." Jawab Erika sembari menggigit martabak buatan mamanya.

Ingin rasanya Abi menjerit. Kenapa sikap Elena dulu kini menurun di anaknya.

"Dia duda Rika." Kini Zaidan bersuara.

"Lah, papa dulu duda pas nikahin mama."

"Sialan." Umpat Abi dalam hati.

"Nggak salah kan, kalau aku suka sama duda. Kan turunan dari mama." Terang Erika, hingga membuat Abi dan Elena serempak mengumpat dalam hati.

Erika menatap Zaidan, "sekarang tugas abang bantuin aku biar aku bisa deket sama temen abang yang gagah perkasa itu."

"Ogah." Tolak Zaidan mentah-mentah.

Mendengar itu, ide licik muncul di otak Erika.

"Pa, abang tiap malam ngoco..." Mulut Erika langsung ditutup oleh Zaidan.

"Oke gue bantu."

Mata Abi memicing, "ngocok apa?"

"Ngocok pen...."

"Pen, pen. Pulpen, iya pulpen pah. Papa tau sendirikan aku direktur di perusahaan papa. Hari-hari tanda tangan berkas mulu." Kekeh Zaidan sembari mencubit bibir Erika dengan penuh perasaan.

"Sakit goblok!!" Erika sontak menendang betis Zaidan.

Erika berdiri, "kalau papa mama ngelarang aku buat deketin temannya abang, aku nggak bakalan ngomong sama mama dan papa."

"Papa nggak ngelarang sayang. Tapi kamu pikir dulu mateng-mateng."

"Yang penting aku mau sama temennya abang. Titik!"

"Kenapa kamu ngebet banget sama dia sih?"

"Pantatnya semok soalnya."

"Erika!!"













Duta perdudaan udah comeback gaes. Mohon dukungannya.

Ngomong-ngomong ini squel Duda Keren itu, Suamiku. Semoga kalian sukaa....

Thank you and lope sekebon ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Say yes! Mr. DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang