Bagian 1

49 6 0
                                    

Di sebuah ruangan terdapat dua
orang pria paruh baya yang kini tampak tengah asik berbincang.

"Jadi kamu mau sampai kapan sendiri terus sen? Padahal semua teman seangkatan kamu itu udah punya banyak cucu " ucap seorang pria dengan kaca bername teg Dr. Johan.

"Blm tau, lagian blm tentu ada perempuan yg mau sama saya " ucap arsen

"Pasti ada lah kamu ini tampan, mapan apa lagi yang di cari " ucap dr. Johan

"Mungkin klw masalah tampan saya memang tampan tapi mau bagaimana pun juga saya sudah tua perempuan jaman sekarang lebih suka dengan yang lebih muda klw pun ada yang mau sama yang lebih tua itu pasti karena hartanya saja " ucap arsen.

"Terus kamu mau bagaimana? " tanya dr. Johan

"Entah, mungkin melajang seumur hidup tapi klo saya ada kesempatan kedua untuk kembali ke masa lalu, saya akan lebih meluangkan waktu untuk mencari pendamping hidup, sebab selalu sendiri itu tidak enak " ucap arsen

Mendengar jawaban arsen dr. Johan pun hanya bisa menghela napas.

"Terserah kamu saja klw begitu, saya sudah sering mengingat kan kamu tapi bagaimana pun itu keputusan kamu jadi saya tidak bisa memaksa " ucap dr.johan

Saat sedang serius membicarakan masalah pasien, tiba-tiba ada seorang perawat yang masuk secara tergesa-gesa.

"Dr.arsen pasien di ruang rawat 132 mengalami kritis " perawat

"Klw begitu kita kesana sekarang " ucap arsen.

"Saya pergi dulu, ada pasien kritis " ucap arsen pada dokter johan.

"Baiklah, pergi segera " jawab dr. Johan







Sekarang pukul 21:30 wib dan kini arsen tengah mengendarai mobilnya menuju apartemen nya.

"Ahh.. Sangat lelah, kapan semua ini berakhir? " gumam arsen sambil mengemudi dengan santai.

Drrrrt.... Drrrrt..

Ponsel milik arsen bergetar menandakan adanya panggilan telpon masuk, sambil mengemudi arsen mengangkat panggilan tersebut.

"Tolong beri tau bahwa saya sudah tidak ada jadwal, jadi kamu bisa hubungi dulu dr. Septi, ya baiklah " ucap arsen dengan seseorang di telpon.

Saat telah mematikan ponsel nya, betapa terkejut nya arsen saat melihat di depan nya ada sebuah truk, dengan reflek arsen membanting stir namun sayang hal itu menyebabkan mobil arsen menabrak pembatas jalan dan berguling beberapa kali.

Bruk...

Brugg

Brugg

Brugg

Rembesan darah mulai keluar dari sela-sela mobil arsen yang kini dalam keadaan terbalik.

"Uhuk.. Se.. Peer.. Ti.. Nya ini.. Adalah... Ak... Hir... Un.. Tuk... Ku... Uhuk... Uhuk.... " lirih arsen sambil terbatuk mengeluarkan darah .

Tak lama mata itu mulai terpejam dan tak terbuka lagi, lalu nafas dan detak jantung nya pun ikut berhenti menandakan bahwa nyawa sudah tak ada lagi dalam raga.

Selamat tinggal dr. Arsen terimakasih atas semua usahamu untuk menolong banyak pasien.








Di sebuah kamar terbaring seorang pria yang kini tengah di tangani oleh seorang dokter.

"Bagaimana keadannya, jefri? " ucap seorang pria paruh baya

"Arzen hanya kelelahan, dia hanya butuh istirahat yang cukup dan coba untuk membuat nya mengurangi meminum minuman beralkohol terlebih dahulu, itu tidak baik untuk kesehatan nya " ucap dr. Jefri

"Ah syukur lah klw begitu " ucap seorang wanita paruh baya

"Klw begitu aku pamit, masih ada pasien yang harus aku tangani, dam, rose " ucap dr. Jefri

"Terima kasih telah datang " ucap Damian.

"Tak masalah, aku sudah menganggap arzen sebagai putra ku juga " jawab dr. Jefri

"Sekali lagi terimakasih, jef " ucap rose

"Sudah cukup kalian terus saja berterimakasih, aku pergi by " jawab dr Jefri sambil meninggalkan kamar tersebut.

Setelah dr. Jefri pergi kini masuklah seorang pria dengan jas yang masih membalut tubuh tinggi nya.

"Bagaimana dengan kaka mom, dad? " tanya Sebastian

"Syukur lah kaka mu hanya kelelahan saja bas, jadi dia hanya perlu beristirahat " jawab rose sambil membenarkan rambut Sebastian yang sedikit berantakan..

"Syukur lah klo begitu " jawab Sebastian

"Untuk beberapa hari kedepan, bisa kau bantu pekerjaan kakak mu dulu boy? " tanya Damian pada Sebastian..

"Tentu, lagi pula selama ini kak arzen terlalu banyak mengambil tanggungjawab "jawab Sebastian

" terimakasih telah mau membantu bas " ucap rose

"Apa yang mommy katakan, kita adalah keluarga jadi sudah seharusnya saling membantu " ucap Sebastian sambil tersenyum.

"Lebih baik kita keluar, kita biarkan arzen untuk beristirahat lagi pula istri mu pasti sudah menunggu " ucap Damian.

"Kau benar mas, ayo kita keluar " jawab rose.

Setelah itu Damian, rose dan Sebastian pun keluar dari kamar yang di tempat pria bernama Arzen.

Kini di dalam kamar itu hanya ada Arzen seorang, saat merasa sudah benar-benar sendiri mata itu mulai terbuka secara perlahan.

"Hahhh... " helaan nafas keluar dari bibir sexi yang kini agak sedikit pucat.

"Jadi aku bertransmigrasi? " ucap Arzen atau lebih tepatnya jiwa arsen yang kini menempati raga seorang pria bernama Arzen Yashua Fernandez, pria berusia 34 tahun.

"Baiklah karena Arzen telah menyerah kan raganya untuk ku, maka akan aku Terima dengan senang hati, mungkin di kehidupan kedua ku aku bisa merasakan yang namanya cinta dan menemukan seorang pendamping hidup " ucap arsen

"Dulu aku tidak menikah karena aku terlalu sibuk dan fokus bekerja dan bocah ini tidak mau menikah hanya karena blm bisa melupakan seorang wanita penghianat, sungguh bodoh " ucap arsen sambil beranjak dari ranjang sambil membawa tiang infusan.

Tangannya membuka sebuah laci dan dapat arsen lihat di sana ada sebuah ponsel tergeletak.

Dengan perlahan arsen mengambil dan membuka ponsel tersebut, kening arsen berkerut melihat isi ponsel tersebut.

"Cih dasar bucin, sudah tau di hianati tapi masih saja berharap padahal perempuan ini tidak cantik sama sekali " ucap arsen sambil menghapus foto seorang wanita di ponsel Arzen.

Arsen bukan hanya menghapus foto tentang wanita itu tapi semua yang berhubungan dengan wanita itu.

Setelah selesai, kini arsen sedang menghubungi seseorang.

"Hallo, hentikan pengintaian dan juga hentikan semua penjagaan untuk wanita itu tarik semua tanpa terkecuali " ucap arsen pada seseorang

"Hmm... Lakukan, dan cepat kembali " ucap arsen setelah itu panggilan di putus sepihak oleh arsen .

"Arzen gila, bahkan bocah ini sampai memata-matai wanita jalang itu, saking cintanya, menggelikan " ucap arsen yang kini melangkah kembali menuju ranjang nya.

Saat akan membaringkan tubuhnya..

Tiba-tiba.....







Bersambung....


See you next chapter

Arsen to Arzen transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang