Bagian 4

29 4 1
                                    

Setelah menempuh waktu kurang lebih 30 menit, kini mobil sport milik Arzen telah terparkir di depan Dominic high school.

"Sudah sampai, mau sampai kapan kamu akan tetap di mobil saya? " ucap Arzen

"Tunggu bentar om, masih banyak orang " ucap gadis itu.

"Jangan panggil saya om, saya bukan om kamu lagi pula saya blm setua itu " ucap Arzen

"Emang nya berapa umur om? " tanya gadis itu

"Memangnya untuk apa kamu menanyakan umur saya? " ucap Arzen sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

"Ya siapa tau kan umur om udah ada 57 tahun gitu " ucap gadis itu

"Uhuk " Arzen terbatuk saat gadis di samping nya mengucapkan angka 57 tahun, itu mengingat kannya dengan tubuh lamanya.

"Umur saya tidak setua itu " jawab Arzen

"Iya tidak setua itu berapa om? " ucap gadis itu dengan sedikit ngegas

"34 tahun " jawab Arzen singkat

"Hah.. Udah tua dong, seumuran sama om gue " ucap gadis itu

"Diamlah " ucap Arzen

"Om.... "

"Oooom.. Omm.. Om " ucap gadis itu

"Apa? " ucap Arzen sedikit membentak

"Ishh.. Galak banget, mana uang ganti rugi gue " ucap gadis itu sambil menadahkan tangannya.

"Nich " ucap Arzen sambil memberikan satu buah black card

"Wow.. Om pasti orang kaya ya " ucap gadis itu sambil tersenyum.

"Bisa jangan panggil saya om, saya punya nama jadi kamu lebih baik panggil nama saja " ucap Arzen.

"Emang nama om siapa? "Ucap gadis itu

"Arzen Yashua, kamu bisa panggil saya Arzen " ucap Arzen

"Emmm.. Klw gue panggil mas shua gak masalah kan, gak enak klw gue panggil om pake nama aja " ucap gadis itu

"Terserah kamu saja " ucap Arzen

"Oke, berarti gue panggil om mas shua aja, btw kenalin nama gue zoya Caterina " ucap zoya sambil tersenyum.

"Arzen " ucap Arzen sambil menjabat tangan zoya.

"Klw gitu gue pergi dulu ya mas shua, mas hati-hati " ucap zoya sambil keluar dari mobil Arzen.

"Hmm.. " jawab Arzen .

Setelah melihat bahwa zoya telah memasuki area sekolah, Arzen memilih menjalankan mobilnya.

"Zoya Caterina, oya " gumam Arzen sambil tersenyum tipis.



Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 45 menit kini arzen telah tiba di sebuah bangunan yang cukup megah, langkah arzen membawanya ke sebuah ruangan dengan cahaya yang temaram.

Ceklek...

Saat pintu di buka, dapat arzen lihat di dalam ruangan itu terdapat 2 orang pria yang kini tengah sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Satu orang pria tengah asik meminum segelas wine dengan anggun dan satu orang lagi tengah sibuk berkutat dengan laptopnya.

"Tumben kau terlambat ar " ucap Jeren, pria yang sedang meminum wine

"Ada sedikit masalah " ucap arzen sambil mendudukkan dirinya di sofa

"Tunggu dulu " ucap Damon pria yang tadi sedang sibuk berkutat dengan laptopnya, kini mendekat ke arah arzen dan mulai mengendus arzen layak nya seekor anjing.

"Apa yang kau dapat? " tanya Jeren pada Damon

"Aku bisa mencium aroma parfum wanita, itu aroma buah persik dan sedikit bunga sakura "jawab Damon

"Sebenarnya apa yang kau lakukan? " tanya arzen dengan sedikit menjauh dari Damon

"Hem.. Seperti nya ini adalah alasan mengapa kau menarik pengintai dan penjaga untuk perempuan jalang itu kan, mengaku kau siapa wanita yang mampu membuat mu sadar dari hipnotis wanita jalang itu " todong Damon

"Tidak ada hubungan antara aku yang menarik semua orang kita dan bau parfum yang kau cium itu Damon " ucap arzen sambil menyulut sebatang rokok.

"Aku tak percaya " ucap jeren

"Terserah, bagaimana dengan masalah yang terjadi di daerah x, apa masih berlangsung? " tanya arzen

"Masalah di Sana sudah selesai, kita tinggal menjalankan tugas saja " jawab jeren

"Bagus klw begitu, lebih cepat lebih baik " ucap arzen.

"Akan aku perintahkan anak buah kita untuk memulai mengerjakannya" ucap jeren.

"Jangan sampai ada kesalahan dalam misi ini jeren " ucap arzen menatap jeren serius

"Baik tuan, akan saya lakukan sebaik mungkin " jawab jeren menunduk hormat.

"Bagus " ucap arzen








Di tempat lain lebih tepat nya di Dominic high school.

Kini zoya dengan riang tengah melangkah menuju kelas nya saat di lorong sekolah terdengar seseorang memanggil namanya beberapa kali dan juga terdengar langkah kaki menuju nya.

"Zoya... "???

"Zoya... Tunggu... "???

"Zoya Caterina Dominic.. Tungguin gue " ucap seorang gadis berambut hitam sepundak saat tepat berada di samping zoya.

"Apa sih aurel? " tanya zoya

"Apa sich, apa sich heh gara-gara elo gue di tahan sama kak sean sama bodyguard nya yang bejibun ya " ucap aurel

"biasa aja dong kan bukan pertama kali  aurel " ucap zoya sambil menggandeng tangan aurel

"Cih, oke sekarang kenapa elo kabur gak mau di anter supir? " tanya aurel

"Gimana gak kabur, masa penjagaan gue di tambah sih dari 25 orang jadi 75 orang kebayang gak sih terkekang nya hidup gue " jawab zoya

"Salah elo sendiri bikin masalah mulu, balap liar lah, berantem, tawuran gimana gak pusing itu om Alfredo ngurusin sebiji gadisnya yang punya kelakuan di luar nulur " ucap aurel

"Sebiji emang elo pikir gue telor " jawab zoya sambil merenggut

"Maaf dech maaf, jangan ngambek dong nanti gak cantik lagi " ucap aurel

"Iya, eh kak sean udah pergi kan? " ucap zoya

"Udah , tadi kayanya ada urusan penting dech makanya buru-buru pergi setelah ngeintrogasi gue " ucap aurel.

"Hehehe sorry ya (^v^)  " ucap zoya sambil tersenyum .

"Iye, eh tapi kayanya bodyguard yang biasa udah standby di tempat jaga mereka masing-masing, tuh contohnya itu " ucap aurel sambil menunjuk seorang bodyguard yang kini tengah berdiri tegap di samping pintu kelas zoya.

"Ck.. Kapan sih gue bisa bebas " ucap zoya prustasi

"Mungkin nanti klo elo udah punya suami kali " jawab aurel

"Eh tapi itu juga klo elo dapat yang gak overprotective kaya keluarga elo, klo dapat yang sama sih siap-siap aja " ucap aurel.

"Semoga aja nggak " jawab zoya .






Bersambung.....




See you next chapter....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arsen to Arzen transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang