Sore harinya mereka sudah bersiap untuk pulang hanya tinggal menunggu dokter Alan yang akan melepas infus di tangan putranya itu.Renjun sendiri tengah fokus menonton kartun kesukaannya sedangkan mama papanya justru sibuk mengemas barang mereka karena takut ada yang tertinggal.
"Hallo anak manis" dokter Alan masuk dengan satu suster di belakangnya yang membawa troli berisi peralatan yang akan di gunakan.
Renjun sendiri langsung menatap tajam dokter Alan walau terkesan lucu di mata mereka.
"Pha" lirihnya membuat Chanyeol langsung menghampiri putranya itu.
"Ada apa hm, kan dokter Alan mau lepas ini" Chanyeol menunjuk tangan putranya yang masih terlilit perban.
"Jun dak cuka" Renjun langsung memeluk papanya yang berdiri di depannya, sedangkan Chanyeol hanya bisa mengelus surai putranya.
"Katanya mau pulang, jadi harus di lepas dulu infusnya, iyakan dokter Alan" ujarnya namun Renjun tetap menggelengkan kepalanya.
"Nanti papa belikan umin yang besar ya, Injun nurut dulu dong" Chanyeol mengeratkan pelukannya dan menatap dokter Alan agar segera melepas infus di tangan putranya.
"Dak pha, hiks dak" Renjun mulai memberontak tapi dokter Alan memegang tangannya sangat kuat.
"Huuusstt"
"HUWAAA" jeritnya saat dokter Alan menarik jarum infus tersebut.
PLAK!
"aduh" dokter Alan langsung mengusap kepalanya yang menjadi serangan tangan gempal milik Injun.
Sedangkan Chanyeol dan Wendy yang melihat itu justru terkejut bahkan Chanyeol langsung mendekap kembali tangan Renjun yang satunya setelah anak itu tiba-tiba memukul dokter Alan.
"Dokter maaf" Wendy sendiri menjadi tidak enak pada dokter Alan, kalau saja yang menangani putranya itu Suho mereka akan membiarkan saja.
"Waahh anak manis ini sudah bisa nakal ya sekarang" dokter Alan hanya bisa tersenyum melihat Renjun yang terisak sembari bersembunyi di dekapan papanya.
"Hiks nakal, okter nakal hiks anjil okter anjil papa" Renjun terisak sambil sesekali melirik tajam dokter Alan.
"Ya ampun, gak sopan nak" Chanyeol membekap mulut putranya yang terus mengumpati dokter Alan.
"Nah, sudah selesai, Injun pintar ya, mau permen gak?" Dokter Alan menunjukkan permen yang sedari tadi di bawa.
"Mau" ujarnya dengan cepat membuat dokter Alan terkekeh pelan.
"Men Jun" Renjun terus fokus pada permen tersebut dan tidak sadar suster sedang menyuntikkan vitamin sebelum pulang di lengannya.
"Hiks anjil HUWAAA" baru saja Renjun berhenti menangis sekarang anak itu kembali histeris memeluk papanya dan melemparkan permen nya sembarang arah.
"Ini mau pake kursi roda atau tongkat saja, melihat bagaimana kakinya masih di perban?" Tanyanya membuat Chanyeol dan Wendy sedikit bingung.
"Kursi roda aja, gak apa apa" ujar Wendy sedangkan Chanyeol sendiri masih sibuk menenangkan putranya.
Sedangkan di rumah mereka semua sedang menunggu kedatangan Renjun bahkan mereka membeli kue khusus dan banyak makanan untuk Renjun.
"Om Reno ngapain sih ikutan segala" Chenle menatap sinis Reno yang terlihat santai sambil memakan cemilan yang tadi dia ambil dari kulkas.
"Suka suka om lah, lagian om kesini tuh mau jengukin anak om yang paling lucu, bukan kalian, om bosan liat wajah kalian" balasnya membuat Chenle mendengus pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness
Fiksi Penggemartidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...