jagad raya - 22

352 87 32
                                    

Maaf ya guys, baru muncul lagi. Aku sebenarnya udah ngetik bab ini dari seminggu yang lalu, tapi baru sempat edit-edit lagi hari ini😬

✨Selamat membaca✨

VOTE + komennya jangan melempem🔥🔥🔥

VOTE + komennya jangan melempem🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau ke mana?"

Suara Jagad yang datang dari ruang tengah mengagetkan Raya.

"Minimarket." Langkah wanita itu terhenti selama beberapa detik hanya untuk menjawab pertanyaan itu.

"Lapar?" Jagad mematikan TV yang tadi menyiarkan pertandingan sepak bola. "Masih ada makanan di dapur, tinggal dihangatkan."

Jagad pernah bilang bukan? Dia tidak akan lupa kebiasaan Raya yang suka tiba-tiba kelaparan di malam hari. Padahal tadi sudah makan sangat banyak. Bukannya Jagad sengaja memperhatikan. Raya yang menunjukkan dengan jelas, terus berebutan makanan dengan Eva dan Arjuna seperti bocah.

Namun, ternyata Raya menggeleng. "Aku mens. Lupa nggak bawa pads."

Biasanya, Raya menggunakan menstrual cup. Salah satu upayanya untuk mengurangi produksi sampah rumah tangga. Namun, Raya lupa membawanya.

"Eva nggak punya?"

Raya tidak tahu dan tidak bertanya. Eva bahkan tidak ada di kamar. Melihat Jagad yang terasingkan dari kamar yang seharusnya pria itu tempati dengan Bas, menjelaskan satu hal. Eva dan Bas menyabotase kamar. Malang sekali nasib pria itu.

"Teman-temanmu yang lain juga nggak punya?"

Raya mengernyit. Heran saja karena Jagad banyak tanya. "Emi sama Oliv udah tidur. Nggak enak mau bangunin cuma buat nanya nggak penting."

Kedua temannya itu juga kebo. Kalau sudah bertemu kasur, akan sulit dibangunkan. Daripada lelah sendiri, Raya memilih untuk keluar saja sekalian untuk membeli kebutuhannya.

Tanpa bicara apa-apa, Jagad meraih kunci mobil. Mengikuti Raya yang sudah lebih dulu melangkah ke luar.

"Aku bisa pesan ojol," kata Raya. Tidak menolak secara tegas, tetapi juga tak ingin merepotkan.

Jagad menaikkan alis. Bingung. "Aku pikir tadi kamu mau bawa mobil. Ada empat mobil di sini, tinggal pilih mau pakai yang mana."

Raya hanya tersenyum tipis. Ia tak punya kewajiban untuk bercerita kalau dirinya agak trauma menyetir mobil, bukan? Itu hanya akan membuat suasana menjadi canggung. Sementara Raya sedang tidak ingin menambah ketidaknyamanan. Perut Raya sudah terasa kurang baik sejak mereka berkumpul di ruang tengah dan bermain game tadi, semakin parah saat berusaha untuk tidur.

Sejak dokter mengumumkan kabar buruk kepada Raya tentang kehilangan janin yang tak bisa terelakkan, juga setelah proses kuretase yang terlalu menyakitkan untuk diingat, tubuh Raya tidak pernah lagi baik-baik saja setiap kali mendapatkan tamu bulanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mantan with Benefits - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang