Di sebuah bangku yang ada di taman hotel, terlihat ahyeon yang sedang duduk disana. Ia memilih menangis dan mengeluarkan rasa sakit yang menyesakkan hatinya seoarang diri.Bentakan dan sikap kasar Dain benar-benar membuat hatinya sakit, sejak awal mereka kenal. Dain tidak pernah membentaknya, kecuali sekedar menghentikan tindakan buruk yang sering ia lakukan.
Tapi malam ini? Dain membentaknya hanya karena ia menahan dan ingin mengajaknya ikut menginap bersama dengan yang lain. Tapi bukan sekedar omelan atau sikap dingin yang ia dapatkan, melainkan sikap kasar, bentakan dan tatapan,,,, kebencian?
Mengingat itu semua kembali membuat perasaan Ahyeon sakit, ia kembali terisak. Udara dingin yang begitu menusuk kulit tidak mampu membuat sakit di hatinya teralihkan.
Hingga waktu menunjukkan pukul 1 dini hari, ahyeon masih betah ditempatnya. Air matanya tidak lagi menetes, namun mata sembab dan wajah memerah jelas menunjukkan bahwa idol itu baru saja menangis.
"Come on Jung Ahyeon, sakit yang kamu rasakan sekarang ngga ada apa-apanya dengan sakit dan luka yang kamu kasih ke Dain dulu. Anggap aja ini karma, dan kamu harus melewati. Semangat" Monolog ahyeon dengan dirinya sendiri.
Menyemangati dan meyakinkan diri dan hatinya, kalau semuanya akan segera berlalu. Ahyeon sangat yakin perasaan Dain masih untuknya, hanya saja luka dan mungkin trauma yang ia rasakan, membuat perasaan hangat itu membeku, dan ia harus kembali berjuang untuk mencairkan perasaan itu kembali.
Setelah merasa dirinya sudah lebih tenang, ahyeon memutuskan kembali ke dalam hotel. Menuju lantai yang seluruh kamarnya sudah di booking untuk mereka yang ingin menginap, sepanjang jalan menuju kamarnya yang ia tempati sendiri, karena Asa tidur bersama Chiki. Dan tentu saja Rami tidur bersama pacarnya, Hyein. Ahyeon terus menyemangati dirinya sendiri.
"Ahyeon. Astaga, lo darimana aja? Kita kawatirin lo yang tiba-tiba ngilang, dan ngga bisa di hubungi." Ujar Asa yang ternyata menunggunya di kamar bersama Chiki.
"Ah. Maaf, Sa. Aku,,"
"Lo nangis? Kenapa? Lo baik-baik aja kan? Ada yang nyakitin atau jahatin lo? Siapa? Lo luka? Dimana?" Ujar Asa dengan panik, memotong omongan Ahyeon, dengan banyaknya pertanyaan.
"Aku baik-baik aja, Sa. Ngga ada yang nyakitin apalagi jahatin aku, mata aku kelilipan tadi, pas cari udara segar diluar." Jawab Ahyeon berbohong.
Namun sangat jelas sahabatnya itu tidak percaya, terlihat dari caranya menatap ke arahnya. Tatapan tajam dan memicing, seolah-olah sedang menyelidiki.
"Dain?" Tanya Asa
Hanya mendengar nama itu, di ucapkan sahabatnya. Tubuh ahyeon tersentak, namun masih berusaha menyembunyikan yang sebenarnya.
"Kenapa nuduh Dain sih? Aku baik-baik aja, lagian kita berdua baik-baik aja. Walaupun,,,"
"Setelah lo dan kita semua kehilangan Dain beberapa tahun, lo ngga pernah nangis. Sekalipun lo lagi sakit, kalaupun lo nangis itu pasti menyangkut dia. Dan sekarang pasti gitu juga, bedanya lo nangis bukan karena kangen dia, tapi pasti ada yang udah terjadi, dan gue ngga tau. Apa itu, Yeon?"
Begitulah Asa, walaupun dia tidak selembut Pharita. Tapi Asa sangatlah peka dan paling tau mengenai perasaan ahyeon, sejak dulu kalau menyangkut perasaan Ahyeon selalu gagal kalau ingin membohongi Asa.
"Ngga, Sa. Aku baik-baik aja. Aku capek, kamu juga pasti capek. Balik ke kamar gih, kasihan tuh si Chiki sampai ketiduran di sofa." Ujar Ahyeon sekaligus mengalihkan pembicaraan mereka.
Mau tak mau, Asa mengalah dan membangunkan kekasihnya yang sudah ketiduran di sofa yang ada di kamar hotel ahyeon. Memaksa Ahyeon bercerita sekarang bukanlah ide yang baik, apalagi Asa sangat tau, sahabatnya baru saja selesai menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet Up in TOKYO (SIL S2) - ROYEON [Babymonster]
RomanceSebelum baca cerita ini, sebaiknya baca terlebih dahulu Stubbornly in love 🐼🦋 setelah itu baru pindah ke sini biar ngga bingung☺ ‼️FIKSI‼️ ‼️GxG‼️