chapter nine

98 14 2
                                    

"Kakek kenapa kita kesini?" Tanya sunghoon kebingungan ketika kakeknya membawanya ke tempat yang belum pernah ia kunjungi

"nanti kalau kangen ibu datang kesini ya, disini ada photo ibumu yang paling cantik" ucap kakeknya mendandani tangan sunghoon ke arah photo yang ia maksud

benar saja di dana ia melihat photo ibunya terpajang dengan sangat rapi di samping kondisi yang berwarna emas. ia juga melihat nama ibu nya tertulis disana

"nanti kalo kamu juga kangen kakek kamu bisa datang kesini, kakek akan berada di sebelah photo ibumu" ucap sang kakek membuat sunghoon kebingungan lagi

"kakek juga akan pergi?" Tanya sunghoon

"ia nak tapi tidak sekarang" jawabnya

"bicara lah pada ibumu nak" pinta si kakek

sunghoon pun melepaskan genggaman tangan kakeknya dan berjalan mendekat menuju photo ibunya. ia nampak tersenyum seperti bahagia namun juga sedih

"ibu hoon datang, ibu apa kabar? ibu tau sunghoon sekarang tinggal sama kakek karena ibu tidak mengajak sunghoon bersama ibu. sunghoon kesepian bu sunghoon rindu ibu" ucap sunghokng menyentuh photo ibunya

"kemarin ibu datang ke mimpi sunghoon bilang kalau aku anak kuat dan hebat karena aku bisa tinggal bersama kakek" ucapnya sembari menoleh ke arah sang kakek

"sunghoon mau ikut ibu apa itu tidak boleh bu? kakek sayang sunghoon tapi sunghoon mau sama ibu" ucap sunghoon dengan mata berkaca kaca

"sekarang ibu dimana? kenapa ibu tidak jemput sunghoon?" Tanya nya

kakek nya yang melihat itupun merasakan sesak yang luar biasa. bagaimana tidak seorang anak berusia hampir sepuluh tahun harus kehilangan separuh memori kehidupannya karena trauma yang menghantuinya

anak sekecil ini harus menghadapi jahatnya dunia yang merenggut ibunya, dan merenggut kebahagiaan masa kecilnya bersama sang ayah yang begitu kejam

"sudah ya nak nanti ibu akan datang lagi ke mimpi mu kok" ucap sang kakek berusaha menenangkan sunghoon

















begitulah kehidupan masa kecil sunghoon..
mulai dari di tinggal sang ibu dan ayah yang juga pergi melarikan diri setelah membunuh ibunya

tahun demi tahun berlalu sunghoon pun tumbuh menjadi remaja
namun sang kakek yang merawatnya semakin renta dan tidak bisa banyak beraktifitas hanya terbaring di tempat tidur

sang kakek berharap jika cucunya akan hidup dengan baik jika di tinggal pergi oleh nya namun rasa khawatir juga di rasakan nya kala ingat menyadari jika pertumbuhan sunghoon beranjak  remaja tidak seperti remaja pada umum nya

iyaa...

sifat nya sama seperti saat bagaimana terakhir kali ia menerima kekerasan dari sang ayah.

sunghoon melupakan setengah mempri hidupnya dan melupakan ayahnya namun akan takut saat ia melihat bayangan pria itu dan saat melihat poto pria itu

sifat anak anak sunghoon yang bertahun tahun lalu masih tertanam pada jiwanya hingga sekarang. seolah memiliki dua jiwa yang berbeda sunghoon terkadang  bersikap seperti anak kecil berusia 8 tahun bahkan terkadang ia bersikap seperti seorang pemuda pada umumnya ya gmembuat sang kakek takut untuk meninggalkan sunghoon sendirian di dunia yang kejam ini

"bagaimana caranya agar aku bisa tenang meninggalkan mu nak" lirih snag kakek saat melihat sunghoon sedang menyiapkan handuk hangat untuk sang kakek

ia menatap bagaimana sunghoon tersenyum seperti anak kecil yang sedang bermain. air matanya turun dengan sendirinya mengingat mendiang menantunya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang