satu

28 3 0
                                    

Di lorong sebuah gedung megah, tampak seseorang sedang melangkah santai, sesekali menoleh ke kamera imajiner seolah sedang berbicara pada penonton. “Hai, gue Ardhana, usia gue 28 tahun,” ucapnya dengan nada percaya diri.

“ gue bekerja di salah satu perusahaan besar. Sudah cukup lama sih di sini, besok genap tiga tahun,” lanjutnya dengan senyum kecil.

“Lingkungannya nyaman, kalian pasti betah kalau di sini,” tambahnya seraya menyunggingkan senyum ramah.

“Lingkungannya nyaman, kalian pasti betah kalau di sini,” tambahnya seraya menyunggingkan senyum ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardhana lalu melangkah masuk ke ruang kerja yang luas dan tertata rapi. Di sudut ruangan, ia menghampiri seseorang, memperkenalkan dengan nada santai, “Dan ini teman gue, namanya Naka.” Orang yang diperkenalkan, Naka, langsung menoleh dengan senyum lebar. “Hai sayang” ucap naka dengan nada bercanda yang sudah akrab di telinga ardhana.

Ardhana menggeleng kecil, sudah terbiasa dengan sikap naka yang selalu ceria dan sedikit usil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ardhana menggeleng kecil, sudah terbiasa dengan sikap naka yang selalu ceria dan sedikit usil. Tanpa terganggu, ia kembali berjalan-jalan sambil memperkenalkan beberapa rekan kerja lainnya, membuat ruangan terasa hidup dengan obrolannya. Sementara itu, Naka kembali tenggelam dalam pekerjaannya, jemarinya lincah di atas keyboard.

Ketika ardhana asyik mundur, melangkah sambil berceloteh, tiba-tiba. .

Brak!

Ia menabrak seseorang, membuat lirikan kaget muncul dari sekeliling. Bertepatan dengan itu, Naka tanpa sengaja menekan tombol ‘play’ pada musik favoritnya, memecah keheningan dengan dentuman irama bollywood yang ceria. Seketika, semua mata tertuju padanya.

Naka yang sadar dengan cepat mematikan musik, memasang wajah tak berdosa. Ardhana menatapnya dengan ekspresi datar, tak ada yang perlu diucapkan karena ini memang khas naka. Dengan cengiran lebar, Naka hanya mengangkat bahu, menikmati momen kecil yang tak disengaja ini.

Dan ardhana berbalik, suasana ruangan langsung berubah. Semua orang terdiam, bahkan beberapa rekan kerjanya terlihat menahan napas. Di depannya berdiri seorang pria dengan postur tegap dan pandangan tajam, Nalendra, bos mereka. Ardhana merasa dadanya sedikit berdebar, menyadari betapa cerobohnya ia sampai menabrak atasannya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I LOVE YOU MORE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang