BAB VIII

463 113 12
                                    

"cukup sakit ya Git, kena come back begini" senyum getir tercetak jelas diwajah Freyan.

Gita yang tentunya sudah paham meski Freya berusaha menutupinya pun tersenyum tipis lalu duduk disebelah Freya, merangkul pundaknya berharap itu bisa memberi sedikit semangat bagi pria disampingnya ini.

"Terus kalo sakit harus gimana? Ya mungkin ini cara agar lo tau rasanya, permainan kalian udah bagus kok gue yakin jika kalian konsisten bakal bisa menangin pertandingan next matchnya" ucap Gita menunduk sambil menatap wajah Freya yang terlihat manis.

Meski begitu ucapan Gita tak langsung membuat Freya merasa lega rasa bersalah masih bersarang dihatinya saat ini, namun elusan lengan Gita dipunggungnya sedikit menenangkan bagi Freya.

"Udah ya gak usah sedih...." Ujar Gita lalu beralih mengusap air mata dari mata Freya yang turun.

Lalu dirinya sedikit berjongkok dihadapan Freya yang membuat Freya menatapnya,
"Kekalahan hari ini adalah langkah awal untuk kemenangan yang akan dicapai, jadi rasakan dan simpan itu baik baik" ujar Gita menunjuk dada Freya.

"Dan perbaiki esok hari lalu berikan rasa bangga bagi semua yang ngedukung kamu" lanjut Gita.

Freya terdiam sejenak lalu menatap ban kapten yang masih ada dilengan kirinya melingkar kuat dengan huruf C.

Mengulas senyum rasa dihatinya pun sedikit mereda,
"Lo bener Git!! Gue janji next pertandingan dan seterusnya kita bakal menangin itu dan jadi juara" ucap Freya sambil menggenggam tangan Gita yang masih ada didadanya.

"Nah!! Itu baru Freya Wardhana yang Gita selalu kenal" balas Gita mencolek hidung Freya.

"Ekhh...ekhemmm!!"

Deheman itu membuat Gita dan Freya menoleh,
"Udah bucinnya?" Tanya Aldo dengan wajah datarnya.

Bersama dengan Floran keduanya bersender pada daun pintu dengan tangan yang saling mendekap pada dada melihat dua insan itu.

"DIH!! kata gue mah Dih! Masa iya bucin ama Freya?" Spontan Gita sambil mendatarkan wajahnya dan sedikit menjauh dari Freya.

Freya pun juga sama langsung merubah ekspresinya menjadi datar sambil menatap kedua temannya itu,
"Udah berapa lama lo disini?" Tanya Freya menunjuk mereka dengan dagunya.

"Akhh!! Lo gak perlu tau deh yang terpenting sekarang, kita harus latian lagi" ujar Aldo.

"Coach tadi agak kurang puas ama permainan kita apalagi dimenit menit terakhir tuh, jadinya deh kita harus over latihan lagi" timpal Floran dengan muka malasnya.

Freya pun terkekeh mendengarnya meski terlihat malas namun yang paling semangat ikut ekskul sepak bola adalah Floran sendiri.

"Yaudah trus ngapain kalian disini? Kita ke lapangan lagi dong latian" ujar Freya.

Aldo pun berdecak sambil menurunkan tangannya,
"Kita nunggu lo daritadi ya cuk!! Udah ayo keburu coach darah tinggi lagi" ujar Aldo lalu menepuk Floran.

Keduanya berjalan terlebih dahulu untuk menuju lapangan untuk kembali berlatih setelah selesai bertanding, Freya pun menatap Gita yang masih terdiam memperhatikan mereka sedari tadi.

"Makasih ya Git! Gue latian dulu" ucap Freyan lalu menyusul Aldo dan Floran.

Sebelum itu Freya menggenggam telapak tangan Gita sebelum benar benar beranjak,
"Yang penting lo bahagia Fre" benak Gita memandangi telapaknya.

Dikelas

Saat ini Marsha sudah sampai dikelasnya dengan Zean yang masih berdiri disampingnya saat ini, Marsha pun memutar tubuhnya untuk menatap Zean yang masih terdiam dengan senyum tentunya.

Cinta Dua BersaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang