Part 9

2 0 0
                                    


HAPPY READING GUYS!!!

_________________________________

Sore yang cerah, setelah pulang sekolah, Reyhan langsung membersihkan tubuhnya yang terasa lengket oleh keringat.

Beberapa menit kemudian, Reyhan keluar dari kamar mandi dengan kaos hitam dan celana pendek berwarna senada dengan bajunya.

Reyhan menduduki kursi meja belajar yang berada di samping pintu balkon. Saat Reyhan tengah asik bermain game, terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Dengan cepat Reyhan membukakannya, dan ternyata orang yang mengetuk pintu adalah Fares dan Sean. Mereka berdua tanpa di suruh, langsung memasuki kamar Reyhan tanpa izin. Membuat Reyhan mendengus kesal.

Dia pun menghampiri Fares dan Sean yang sedang duduk di samping tempat tidurnya.

"Ngapain?" tanya Reyhan dengan malas. Tidak biasanya mereka berdua datang ke kamarnya, kecuali kemarin malam saat Sean memintanya untuk mengajari bermain gitar.

"Main basket yuk," ajak Fares dengan semangat.

"Males," ucap Reyhan dengan santai, membuat Fares kesal.

"Ayolah, nanti yang kalah harus traktir di kantin besok." Fares dengan cepat menarik tangan Reyhan dengan kasar, saat Reyhan akan rebahan di tempat tidurnya.

"Ihh, apaan sih," geram Reyhan.

"Ayolah, ehh Sean bantuin bujuk dong jangan diem aja." Sean yang namanya dipanggil pun memutar bola matanya malas.

Tanpa aba-aba Fares dan Sean menarik tangan Reyhan untuk pergi keluar kamarnya. Reyhan pun hanya pasrah dan menuruti apa yang diinginkan oleh mereka berdua.


Tap


Tap

Tap

Suara langkah kaki sekaligus suara seseorang yang sedang tertawa terdengar dari arah tangga. Terlihat Fares, Sean, dan Reyhan yang turun dari tangga.

Mereka menuju ke ruang tamu, disana mereka melihat Elena yang sedang menonton televisi.

"Halo Bunda," sapa Reyhan dan langsung menduduki di sebelah Elena.

"Halo sayang," balas Elena.

"Bun, Bang Ziel mana?" tanya Fares yang sudah duduk di samping Reyhan, Sean pun melakukan hal yang sama dengan Fares.

"Tumben nyariin Abang kamu?" tanya Elena menatap mereka bertiga secara bergantian. Reyhan hanya tersenyum sambil memperlihatkan giginya yang rapi.

"Kita semua mau ngajakin Bang Ziel main, Bun." Bukan Reyhan yang menjawab melainkan Sean.

"Abang kamu lagi sibuk. Barusan dia berangkat ke rumah sakit." Jawaban Elena membuat mereka semua menghela napas.

"Tapi ada Bang Alka lho di kamar," ucap Elana lagi.

"Hah, serius, Bun?" Sean menatap Bundanya, dan dibalas anggukan dari Bundanya.

Mereka langsung pergi meninggalkan Elena yang masih menatap kepergian anak-anaknya. Dia hanya tersenyum dan kembali fokus dengan televisi.

Di sisi lain, Fares, Sean, dan Reyhan sudah berada di depan pintu kamar Abangnya. Tetapi, bukannya masuk atau memanggil Abangnya, mereka malah berdiam diri sambil ragu untuk mengetuk pintunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REYHAN KAIVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang