HAPPY READING GUYS!!!______________________________
Reyhan melamun di balkon, kerena mimpi itu. Padahal sekarang sudah pukul 02.05 dini hari. Tetapi Reyhan sama sekali tidak bisa tidur.
Angin berhembus kencang membuatnya kedinginan, tapi enggan untuk pergi, Reyhan masih setia di sana, sesekali menghela napasnya.
"Gue mau tidur, tapi takut mimpi itu datang lagi. Kalau nggak tidur ngantuk. Serba salah, jirr."
Akhirnya Reyhan beranjak dan menuju tempat tidurnya, dia akan berusaha untuk kembali tidur. Tetapi, Reyhan sama sekali tidak bisa. Lalu dia mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur.
"Apa gue minum itu lagi ya, supaya bisa tidur lagi," monolog Reyhan.
"Tapi gue udah janji nggak akan minum lagi."
Reyhan membuka laci nakasnya, dan mengambil kantung plastik berwana hitam. Didalamnya terdapat obat yang bisa membuatnya tidur.
"Nggak apa apa, cuma satu butir doang."
Reyhan mengangguk mantap, dan langsung menelan obat itu. Beberapa menit setelah itu, Reyhan tertidur kembali dengan sangat pulas.
*****
"Rey, bangun sayang, sudah pagi." Elena menggoyang-goyangkan bahu anaknya dengan lembut. Tetapi Reyhan sama sekali tidak terusik, membuat Elena menghela napasnya.
Tok
Tok
Tok
Elena mengalihkan pandanganya ke arah pintu, terlihat seorang pemuda sedang bersandar di pintu.
"Kek nya harus Ares deh yang bangunin." Fares berjalan menuju tempat tidur adeknya.
"Jangan terlalu berlebihan, kasihan. Kalau gitu Bunda kebawah dulu, ya," ucap Elena sambil beranjak dan menuju kebawah.
Fares hanya mengangguk dan menatap adeknya yang masih tertidur pulas.
Tanpa aba-aba Fares menarik selimut Reyhan dengan sedikit kencang. Membuat Reyhan terlonjak kaget, membuat kepalanya pusing.
"Shhh." Reyhan memijat pelipisnya kerena pusing yang menyerang tiba-tiba.
"Eh, pusing, ya?" Fares langsung mendekati adeknya yang masih memejamkan mata sambil duduk.
Reyhan hanya mengangguk saja. Reyhan sama sekali tidak terbiasa dibangunkan seperti tadi. Membuat kepalanya akan pusing akibat terkejut.
"Sorry," ucap Fares sambil membantu menghilangkan pusing di kepala Reyhan.
Beberapa menit kemudian, Reyhan beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
"Eh, udah nggak apa apa?"
Reyhan mengangguk saja dan pergi tanpa melirik kearah Fares. Fares yang melihat itu pun, meninggalkan Reyhan, menuju meja makan yang letaknya di lantai satu.
*****
Semua anggota keluarga sudah berkumpul di ruang keluarga, mereka yang biasanya bekerja hari Sabtu, sekarang mengambil cuti, karena ada yang berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN KAIVANO
Fiksi RemajaKita memang tidak sedarah, tetapi aku bahagia bisa mengenal keluarga ini. -Reyhan- Dia memang sudah bagian dari keluargaku sekaligus Kakak angkat ku, tapi aku tidak suka dengan sikapnya yang selalu saja menyudutkan ku. -Sean- Di saat aku sudah nyama...