Secangkir Arabusta

6 0 0
                                        

"Franda, sepulang sekolah nanti, kita ngemall, yuk!"

"Iya, Frand. Gue yang traktir, mumpung hari ini ulang tahun gue."

"Abis itu kita have fu—"

BRAK!

Seisi kelas terlonjak, begitu pula ketiga gadis yang mengerumuni Franda. Setelah menggebrak meja, tanpa berkata apa-apa, Franda keluar dari kelas. Tidak peduli dengan tanggapan teman-teman sekelasnya yang pasti terkejut dengan sikapnya. Ngemall? Have fun? Traktir? Oh, Franda tidak akan tergoda. Franda cukup peka dengan sikap yang ditunjukkan orang-orang kepadanya, tak ada yang tulus dalam menjalin pertemanan. Franda sudah muak dengan mereka yang berusaha mendekati dirinya hanya untuk keuntungan sepihak.

Langkah tegas Franda membawa gadis itu ke kantin yang tampak ramai. Namun, atmosfer di sana begitu ganjil. Franda menyeruak ke pusat perhatian seisi pengunjung kantin, di mana seorang gadis dengan angkuh membombardir seseorang yang tertunduk takut dengan makian. Franda membulatkan mata ketika mengenali siapa yang sedang dibully, Iren. Pantas saja gadis itu belum kembali dari kantin.

"Lo tahu kan, tugas gue itu harus selesai hari ini? Bisa-bisanya sih lo lupa kerjain? Make otak gak sih!"

"Yang harusnya pakai otak itu lo, bukan Iren," sela Franda. Seketika semua orang mengalihkan pandangan yang semula dari Iren menuju Franda yang berdiri menjulang di belakang Angel. Angel yang terkejut langsung berbalik, merentang jarak beberapa jengkal dari musuh bebuyutannya. "Tidak malu menyuruh orang lain mengerjakan tugasmu?"

"Bukan urusan lo!" bentak Angel. Raut wajahnya merah padam karena kedatangan Franda. Kedua teman Angel yang sejak tadi tampak angkuh pun medadak mengkeret melihat Franda.

"Urusanku dong, Iren ini sahabatku. Apa pun yang menyangkut dirinya adalah urusanku."

Wajah Angel yang memerah tambah panas, sangat kesal dengan Franda yang selalu mencampuri urusannya.

"Kelakuan seperti ini yang membuatmu tergeser dari posisi kapten cheers."

Mata Angel melotot, murka mendengar perkataan Franda yang melukai harga dirinya. Dia menyambar minuman yang ada di dekatnya dan sedetik kemudian langsung membasahi seragam seseorang yang tiba-tiba berdiri di hadapan Franda. Semua orang terbelalak, menahan napas karena Angel salah sasaran. Niatnya menyiram Franda malah mengenai orang lain.

"Are you crazy?" desis lelaki yang terkena siraman Angel.

"Oh, so-sori. Gue enggak senga—"

"Nggak sengaja gimana? Lo jelas-jelas mau nyiram cewek di belakang gue, kan?" sergahnya. Dia lalu menoleh ke arah Franda. "Lo gak apa-apa, kan?"

Franda menggeleng, tidak tahu harus bereaksi apa. Ini pertama kalinya ada orang yang ikut campur dalam pertikaiannya dengan Angel. Vero yang sepupu kesayangan Angel bahkan tidak berani, entah siapa lelaki asing di hadapannya ini.

"Kalau gue nggak ada, pasti cewek in—"

"Cerewet banget sih lo!" Kekesalan Angel bertambah karena lelaki itu. Meski sempat membuat Angel gagal fokus karena ketampanannya, tetapi sikapnya yang membela Franda mau tidak mau membuat emosi Angel mencuat juga. "Minggir! Gue gak ada urusan sama lo!"

"Eh, ada dong!" Lelaki yang di nametag-nya tertulis Steven Carlein itu merentangkan sebelah tangan, menghadang Angel yang berusaha mendekati Franda. Steven lantas menunjuk seragamnya yang basah. "Ini hari pertama gue di sini dan lo sudah mengotori seragam gue."

Angel berdecak. "Kirim nomor rekening lo, gue transfer biaya laundry."

Steven mengibaskan tangan. "Nggak perlu. Lo cukup pergi dari sini."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FrandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang