اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ♡
Jangan lupa vote sama komentarnya yaa!
Happy reading
***
Tiwi menatapku tak percaya setelah membaca surat dari Zaidan. Sore ini kamu sedang berada di kedai dekat kampus untuk menyegarkan otak dari kerumitan kegiatan magang hari ini.
"Serius ini dari Zaidan?"
"Apa wajahku terlihat bohong wahai Tiwi yang cantik," kataku meyakinkan.
"Aku percaya kok, Ja. Cuma kayak masih gak nyangka gitu. Zaidan kesannya so sweet banget. Jangan-jangan dia masih berharap sama kamu,"
Aku mengernyit heran. Ini sangat tidak mungkin. Kami dekat saat masih sekolah dulu dan setelah lulus kami jarang sekali berkomunikasi. Bagaimana bisa ada sebuah rasa yang muncul dalam hati jika kami saja tidak berkomunikasi?
"Gak mungkin, Wi. Kita deket kan udah lama. Masa iya dia tiba-tiba ada rasa,"
"Sekarang aku tanya deh sama kamu. Kamu masih suka kan sama Zaidan?" tanya Tiwi.
Aku terdiam sesaat. Sulit sekali untuk menjawab pertanyaan yang satu ini. Di bilang suka ya, jujur aku masih mengaguminya sama seperti dulu. Tapi untuk dekat kembali bahkan berharap dia pun memiliki perasaan padaku itu sangat tidak mungkin. Zaidan terlihat ramah pada semua orang. Jadi bagaimana bisa aku menyimpulkan jika ia suka padaku.
"Nah, diem kan. Berarti masih ada setitik harapan di hati kamu agar Zaidan bisa suka sama kamu. Aku lihat sekarang dia juga keliata peduli sama kamu. Ke timbang Harun atau Ajun, malah dia yang lebih peduli. Dari sekian banyak cerita yang aku denger, itu sangat berlainan dengan apa yang aku lihat. Meskipun kamu nyaman sama Harun atau Ajun, yang aku lihat Zaidan lebih dominan peduli sama kamu. Apa kamu gak sadar, Ja?" Tiwi berucap panjang lebar bak pakar cinta yang sedang menasihati pasiennya.
Aku menghela napas berat. "Aku juga gak tau, Wi. Sejak kejadian itu, Harun juga jadi keliatan beda sama aku. Kalau Ajun ya masih sama, tetep ramah aja."
"Fiks, si Harun tuh sebenarnya suka sama kamu. Tapi dia memilih mundur karena Zaidan," pungkas Tiwi.
"Ah, gak tau deh. Aku juga bingung sama perasaan aku sendiri,"
Tiwi hanya tersenyum sambil mengusap lenganku pelan. Beberapa menit ke depan kamu fokus pada laptop masing-masing untuk mengerjakan laporan individu saat kegiatan magang.
***
- Pondok Pesantren Al-Asy'ari -
Di lain tempat dalam waktu yang sama, Harun memilih untuk berdiam diri di gazebo depan asrama putra, di saat teman-temannya sedang asyik mengantri makanan di dapur umum. Harun sedang malas untuk bertemu dengan banyak orang. Itulah sebabnya ia memilih untuk menyendiri saja.
Di tengah kesendiriannya, seseorang datang menyapa Harun dan duduk di sampingnya. "Assalamu'alaikum, Kang."
Harun melirik ke samping dan mendapati Zayni. Masih ingat dengan Zayni? Siswa kelas 2 SMP yang merupakan adik dari Oliv, kakak kelasnya di sekolah. Ada apa gerangan anak ini datang ke sini?
"Tumben sendiri aja?" tanyanya.
"Lagi pengen menyendiri,"
"Oh, gitu. Aku mau ngasih titipan kakak buat Akang." Zayni memberikan sebuah paper bag yang entah apa isinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Bersamamu (END)
Teen Fiction⚠️Wajib follow sebelum baca ⚠️ Jangan lupa tinggalkan jejak, minimal vote *** "Senja selalu membuatku terus menyukainya. Karena dia selalu memberiku kehangatan dan ketenangan di saat dunia memberiku banyak masalah." - Harun Arrasyid - "Jika aku buk...