Part 1 - She Will Do Her Best

571 69 26
                                    

Di sebuah kantor yang modern dengan gedung pencakar langit di pusat kota, terlihat seorang wanita sibuk di depan laptopnya, beberapa cangkir kopi sudah ia habiskan. Dengan ekspresi serius, Ruby mencermati stiap slide, memastikan bahwa content dalam slide tersebut sudah tersusun sempurna. Sesekali ia mencatat beberapa poin tambahan, berhenti sejenak untuk merenung, lalu menghapusnya dan mengulang dari awal.

 Sesekali ia mencatat beberapa poin tambahan, berhenti sejenak untuk merenung, lalu menghapusnya dan mengulang dari awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia melihat ke smartwatch yang melilit cantik di tangannya. Ternyata, waktu menunjukkan pukul Sembilan malam tetapi ia enggan beranjak dari ruangan. Dia melepas kaca mata dan menyadarkan dirinya di kursi yang ia duduki. Ia memejamkan mata sebentar, mengistirahatkan matanya yang sudah lelah.

Plok plok plok...

Suara hentakan sepatu yang kian terdengar membuatnya segera melihat, siapa yang masuk ke dalam ruangan. Rekan kerjanya masuk, menghampiri Ruby dengan heran.

"Rub, ini sudah malam. Besok pagi ada rapat, kamu yakin masih di sini?"

Ruby tersenyum singkat sambil tangan mulai menyentuh mouse lagi, tanda bahwa ia akan melanjutkan pekerjaannya.

"Yakin, Mas David. Aku mau pastikan presentasi besok harus sempurna. Aku enggak mau kalau besok mengecewakan, apalagi produk baru ini pasarannya enggak hanya Indonesia saja tetapi luar negeri juga. Jadi, aku enggak mau main-main"

David hanya menngangguk, mengagumi sosok Ruby yang sangat well prepared dan semua yang dikerjakan selalu luar biasa.

"Kalau gitu, kamu pulangnya hati-hati ya. Gapapa kan aku pulang dulu?"

"Gapapa mas David"

David mengelus lembut kepala Ruby dan memastikan bahwa gadis itu tidak akan sampai larut malam di sana.

"Jangan sampai larut, sampai ketemu besok," Ruby hanya mengangguk sambil tangannya ke dada melambai mengisyaratkan memberi salam perpisahan hangat.

Waktu demi waktu berlalu, di dalam kantor hanya dia dan penjaga kantor saja. Baginya, lebih menakutkan presentasi yang kurang sempurna dari pada dia bertemu makhluk kasat mata.

Mata Ruby sudah sangat berat, ia menolak rasa kantuk yang menyerang. Berkali-kali ia menutup mulut karena menguap, berkali-kali juga dia memijat lehernya yang terasa pegal. Masih dengan kegiatan yang sama, ia mengecek bahan presentasinya lagi dengan teliti.

Pukul 10.10 dia menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa berharap presentasi besok berjalan lancar.

____________
Hai... Kalian suka tidak? Kalau suka please tinggalkan jejak berupa comment dan vote supaya Cai semakain semangat buat lanjut part selanjutnya.

Salam hangat

Evyn Cailyn🌹

Between Our WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang