Pagi itu, Ruby terbangun dengan bunyi alarm di waktu masih gelap. Jam di samping tempat tidurnya menunjukkan pukul 4.00 pagi. Dia biasanya bangun sekitar pukul 5.30 tetapi hari ini berbeda, dia akan melakukan presentasi penting di kantor yang sudah dipersiapkan selama seminggu dengan jam lembur selama hari kerja.
Ruby duduk di tepi tempat tidur, menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dari sedikit rasa gugup yang sudah mulai muncul. Setelah beberapa saat, dia bangkit, berjalan menuju dapur, dan membuat secangkir kopi. Sambil menunggu air mendidih, pikirannya berputar tentang materi yang akan disampaikan nanti. Menanyakan kepada dirinya sendiri 'apakah sudah menguasai semuanya atau mungkin ada yang terlewat'
Setelah itu, dia duduk di meja kerjanya, membuka laptop, dan meninjau kembali presentasi yang akan dibawakan. Di layar, slide demi slide sudah tertata rapi, penuh dengan data dan visual yang siap mengesankan para petinggi perusahaan. Sesekali ia membaca catatan kecil yang sudah ia tulis sebelumnya, memastikan bahwa setiap poin utama akan tersampaikan dengan jelas.
Saat jam menunjukkan pukul 6.00, Ruby bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia melihat ke cermin, menarik napas dalam-dalam lagi sambil mengucapkan afirmasi positif untuk dirinya sendiri. " You can do it. Everything is well prepared."
Dengan percaya diri yang semakin kuat, Ruby berangkat meninggalkan rumah, siap memberikan yang terbaik di presentasi pentingnya hari ini.
Sesampainya di kantor, bangunan menjulang tinggi ini masih sangat sepi. Hanya ada satpam dan office boy yang berada di sana.
"Pagi, Bu Ruby," sapa salah satu office boy yang bekerja.
"Pagi" ucapnya dengan ramah.
Terhitung sudah ada tujuh sapaan untuknya pagi ini. Banyak pegawai di sana yang mengenal Ruby. Dia wanita yang ramah, ambisius, tekun, teratur, dan cantik. Banyak sekali yang mengagumi sosoknya. Dan banyak juga yang mengetahui dirinya dari mulut ke mulut dengan kalimat pujian. Itu sebabnya ia mudah dikenal oleh banyak orang.
***
Di dalam sebuah ruangan rapat modern dengan dinding kaca, Ruby berdiri di depan layar proyektor. Ruby adalah seorang desainer grafis yang sangat berdedikasi, dikenal dengan ide-idenya yang kreatif dan inovatif. Hari ini, ia mempresentasikan konsep branding baru untuk proyek besar perusahaan.
Ruby mengenakan blazer hitam yang rapi dengan sentuhan gaya kasual yang memperlihatkan sisi kreatifnya. Di tangannya ada remote untuk mengontrol slide, dan di meja terdapat laptopnya yang telah dipersiapkan sejak pagi. Sambil tersenyum, Ruby memulai presentasinya dengan percaya diri.
"Selamat pagi, semuanya," ucap Ruby, suaranya tegas tetapi ramah. "Hari ini saya ingin memperkenalkan konsep desain yang akan memberikan karakter dan daya tarik yang kuat bagi brand perusahaan kita."
Slide pertama menunjukkan palet warna yang telah ia pilih, dengan skema warna yang bold tetapi elegan. Ruby menjelaskan pemikirannya di balik setiap pilihan warna dan elemen desain.
Di setiap slide, Ruby tampak antusias berbicara tentang logonya yang unik dan konsep visual lainnya yang ia susun. Dalam beberapa momen, ia berhenti untuk menerima pertanyaan atau tanggapan dari para manajer yang duduk mengamati. Ruby tetap tenang dan mampu menjelaskan setiap detail desainnya dengan baik, bahkan saat beberapa orang menanyakan perubahan tertentu.
Pada bagian akhir presentasi, Ruby memperlihatkan mockup yang memperlihatkan tampilan desain ini pada produk nyata. Semua orang di ruangan tampak terpukau, dan beberapa mulai tersenyum kagum.
"Jadi, itulah konsep branding baru kita," tutup Ruby dengan senyum. "Saya berharap desain ini dapat membawa citra baru yang kuat untuk produk terbaru Perusahaan kita nanti dan dapat diterima baik tidak hanya dari konsumen Indonesia tetapi sampai mancanegara."
Semua mata tertuju padanya. Ruby mengatur napasnya, jantungnya berdebar kencang. Kemudian, satu per satu tepuk tangan mulai terdengar. Suara itu perlahan membesar, menjadi gemuruh tepuk tangan yang meriah. Senyum lebar terukir di wajah Ruby. Managernya berdiri dan menghampirinya. "Ruby, presentasi yang luar biasa! Idemu sangat inovatif dan presentasimu sangat jelas. Kamu benar-benar membuat kami terkesan".
***
Setelah persentasi, rasa lapar menyerang perutnya. Dia segera membuka bekal yang dibawa, terlihat ada nashi yang dilengkapi tumis pakcoy, sosis dan telur puyuh kecap, tidak lupa dia membawa buah naga sebagai pelengkap. Makanannya sangat sederhana tetapi sangat menggugah selera.
David yang melihat Ruby duduk sendirian segera menghampiri gadis itu "By, kamu keren banget tadi! Aku sampai merinding dengar presentasimu," ujar David sambil mengambil kursi lain dan duduk di hadapan Ruby. Ruby hanya tersenyum malu. "Ah, biasa aja kok, kak" jawabnya. "Enggak deh, kamu harus percaya diri. Kamu tuh keren," sahut David.
Ruby membuka handphone, dia tersenyum melihat banyak notifikasi yang masuk.
"Kasmaran ya?" goda David
"Ihh kak David sotoy. Nih banyak notifikasi masuk," ucapnya dengan senyum.
Ruby, presentasimu tadi bikin aku langsung semangat kerja!
Setuju banget! Idemu itu lho, bener-benar out of the box.
Aku yakin presentasi kamu bakal jadi pembicaraan hangat di kantor hari ini.
Ruby tersenyum membaca pesan-pesan pujian dari rekan-rekannya. Rasa lelah dan gugup yang ia rasakan sebelumnya seketika sirna.
***
Langit jingga sore perlahan berubah menjadi gelap. Menandakan bahwa jam kepulangan tiba. Ruby sangat senang bisa pulang pukul 5.00. Dia merapikan meja kerja dan bergegas pulang.
"Tumben Rub dah pulang?" tanya salah satu rekan kerjanya.
"Hahaha... pekerjaan dah selesai," jawabnya enteng.
Setelah pulang ia akan membersihkan diri lalu pergi ke Cafe untuk me time. Memberi reward atas pencapaiannya yang telah dilakukan.
__________
Kita mengenal lebih dekat dengan sosok Ruby terlebih dahulu. Ambil sisi positif Ruby yang dapat kalian contoh.
Apakah kalian sudah tidak sabar bertemu dengan sosok pemeran utama lain?
Please tinggalkan jejak berupa comment dan vote supaya Cai semakin semangat buat meneruskan part selanjutnya.
Salam hangat
Evyn Cailyn🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Our World
Romance"Aku tidak percaya akan cinta pada pandangan pertama tetapi saat bertemu dengannya rasanya berbeda" --- Ruby Velentina "Gue masih belum percaya dengan adanya cinta tulus dari wanita. Aaaargghh muak" --- Aslan "Kalau kamu menganggapku cintaku ini tid...