Pacaran.

153 13 1
                                    

Disini, di kamar mansion utama milik keluarga Romsaithong, keduanya saling telanjang bulat. Memandangi satu sama lain.

"Ah...gak nyangka, tubuh kamu enak banget," ucap Mile sembari menyeringai sensual sembari tangan kanannya menjadi bantal Apo.

Apo pun mencubit kecil dada bidang Mile. "KAN KAMU UDAH NYOBA TERUS MENERUS!," teriak Apo.

"Sttt...maksud aku, lebih enak kalau pas udah jadi pacarku."

"H...hah?...."

"Hah, heh, hoh, aku bikin kamu ah ah ah, mau?"

"PALAMU PEANG!"

"Eh ya ampun, bisa gak sih jangan teriak-teriak gitu? Mau aku cium biar diem, hah?"

"Pengen ku gedik asli."

Mile pun dengan gesit mencium pipi Apo, mengigitnya dengan perasaan gemas.

"Udah, jangan marah-marah. Kamu makin lucu deh."

"Basi!"

"Ish...aku beneran, sayang..."

Seketika Apo terdiam. Wajahnya memerah. Ia sangat tak terfikir bahwa Mile akan memanggilnya dengan kata sayang.

"Kenapa diem?," tanya Mile karena ia heran.

"Ha...hah?," jawab Apo gugup.

"Kamu kenapa gugup, sayangku?"

"Eee...gapapa, sok tau!"

"Yah...emang tau. Salah tingkah ya? Pesona aku begitu besar ya?"

"Dih najis! Narsis!"

"Biarin aja. Kan di depan pacar sendiri."

"Dih...aneh."

"Aneh-aneh gini, kamu mau kan?"

"Ck!"

"HEHEHE!"

Apo pun tanpa sebab langsung memandangi mata Mile dengan dalam. Seketika, Mile terdiam, ia kebingunggan, ekspresi polos seketika terukir.

"Kenapa?," tanya Mile dengan nada anak-anaknya ketika sedang manja.

"Kenapa? Apo marai ya sama Mai?," lanjut Mile.

"Apoooo?"

Apo seketika menyeringai tipis, ia sangat suka ketika Mile berlagak seperti anak-anak. Ia sangat geli ketika Mile yang gagah menyebut dirinya sebagai Mai.

"Haha..."

"Malah ketawa...Apo kenapa?"

"Aku ngga kenapa-kenapa."

"Terus, kenapa natap Mai kayai gitu?"

"Ya gapapa. Emang gak boleh? Kan mandang pacar sendiri."

"..."

"Kok diem?"

"Ehnmm...a...anuuu..."

Sekali lagi, Apo menyeringai, wajah Mile tampak merah, bahkam lebih merah darinya.

"Salah tingkah ya?"

"APOOO! DIAMMM!!! MAI MALUUUU!," teriak Mile sembari bersembunyi di antara leher Apo.

Apo seketika mendonggak, mengusap rambut Mile dengan lembut.

"Maaf, ngga sengaja. Mai mau kan maafin?"

Mile mengangguk dengan perlahan, tangannya masih asyik di antara pinggang ramping Apo.

"Mai sayang Apo."

Apo terkekeh. "Aku juga sayang kamu."

"Eh, engga. Mai cinta Apo"

"Aku juga cinta kamu, sayang."

"Beneran?"

"Iya."

"Apo janji nda akan ninggalin Mai?"

"Iya, Apo janji."

"Terima kasih, Apo. Mai beruntung punya Apo."

"Aku juga beruntung punya kamu, sayang."

Dan itulah akhir dari kedua patner FWB. Mereka berakhir bahagia. Pesan moral yang dapat dipetik adalah, sebagai manusia kita tak dapat menghindari dari yang namanya jatuh cinta. Karena, itu adalah siklus alami milik manusia. Yang dapat manusia lakukan adalah melakukan tindakan, untuk menentukan hasilnya.



.



.




.




TBC.

MILEAPO || EROTIC 18+ [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang