Untuk cerita ini, aku gak make visual Vsoo. Tapi kalian boleh kok beranggapan cerita ini pake visual yg kalian mau, kita bayangin visual cerita ini sama kemauan kita masing masing.
Bukan gak mau lagi pake visual Vsoo, tapi aku lagi kepengen aja visual lain. Yang lebih masuk sama ceritanya.
BAB SATU DI ROMBAK YA!
Gesha kembali kesiangan, dengan heboh ia bolak balik mencari benda benda yang ia butuhkan. Gadis itu berlari menuruni tangga, tak peduli teriakkan ibundanya yang memperingati Gesha untuk berhati-hati."Bunda kenapa gak bangunin sih?" Todong Gesha saat tiba di meja makan.
Kara, wanita paruh baya itu menatap jengah putrinya. "Kamu udah berapa kali Bunda bangunin, tapi bilangnya ' Joe Frazier, lo enak banget dipeluk' ya Bunda bodo amatin aja lagi. Susah di bangunin!"
Gesha cemberut mendengarnya. "Tapi emang tadi Gesha lagi mimpi meluk Joe, Bun. Kapan lagi coba mimpi meluk Joe,"
Kara mendengus. "Terserah, tuh cepet makan. Habis itu telfon si Max, Bunda rasa dia juga kesiangan. Kan kamu sama dia sebelas duabelas."
"Terus, bawa ini. Bekel buat kamu sama Max, Raka tadi udah kesini. Tapi dia pamit duluan, katanya kalau nunggu kamu bisa telat. Raka kan anak teladan," lanjut Kara dengan menekan kalimat terakhir.
Gesha tak merasa tersinggung, nyatanya Raka memang anak teladan. Jauh berbeda dengan Gesha dan Max. Keduanya sering kesiangan juga disekolah pun hanya numpang tidur dan makan. Terkadang jika sedang tidak diberi uang yang cukup oleh Kara, Gesha pasti mengajak Max untuk memalaki warga sekolah.
"Kenapa gak Raka aja ya yang jadi anak Bunda sama Ayah." Ucap Kara.
"Bunda ih! Apa sih, harusnya bersyukur punya anak secantik, seseksi, dan sebahenol, Gesha!" Kesal gadis itu.
"Bahenol ndas mu! Pantatmu aja mendatar koyok aspal gitu, dari mananya bahenol?"
Bibir Gesha mengerucut mendengarnya, Kara memang paling bisa meroasting orang. Tak salah jika Gesha juga seperti Kara, wong buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.
Gesha sudah habis memakan roti bakar dan segelas susu, gadis itu bangkit dan berpamitan pada Kara. Sebelum beranjak, panggilan dari pintu utama terdengar. Max datang dan berlari menuju dapur.
"Pagi tante Kara yang cantik," sapa Max.
Kara tersenyum cerah, ketampanan Max memang bisa mencuci mata Kara yang sempat berdebu karna melihat wajah Gesha. "Pagi Max, aduh ganteng amat sih?" Pujinya bernada gemas.
Max tersipu malu, "Ah tante. Om Regan ada dirumah gak?" Bisiknya sambil celingak celinguk.
Kata terkikik. "Gak ada, pergi kerja dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA's
Novela Juvenil"She is my girl, bro." Gesha tak paham mengapa dirinya tak pernah memiliki kekasih padahal banyak yang mengatakan jika Gesha menjadi dambaan banyak kaum adam. Memang banyak yang mengajaknya berkenalan, atau menyapanya. Namun keesokan harinya mereka...