Jika ada satu hal yang dibenci oleh Jake itu adalah kemiskinan.
“Pokoknya, apapun yang diminta oleh Chulyong - ssi nanti, kau turuti saja, jangan membantah okey….”
Jake menatap pada sosok ibunya - Namjoon yang membenarkan letak dasi kupu - kupu di pakaiannya, “Bagaimana kalau Chulyong - ssi meminta aku jadi istrinya? Eomma rela kalau menantu eomma usianya lebih tua dari eomma?”
Namjoon terdiam, menatap pada anaknya dengan tatap mata yang sulit untuk diartikan. Tentu saja ada ketidakrelaan tapi…
“Dengar baik - baik Jake sayang… ayahmu Jungkook tidak hanya diberi kepercayaan untuk mengurus perusahaan oleh Chulyong - ssi tapi juga diselamatkan nyawanya oleh Chulyong - ssi, begitu juga aku… kar…”
“Semua itu kan tidak ada hubungannya denganku,” Jake memotong ucapan ibunya, “Aku bahkan tidak minta lahir di keluarga ini…”
“JAKE!!! JAGA UCAPANMU!!!”
Jake terhentak kaget karena mendengar suara bentakan dari ayahnya.
“Yeobo jangan,” Namjoon menghalangi suaminya yang terlihat marah sekali pada anak mereka satu - satunya. Dia khawatir Jungkook akan menampar atau memukul Jake.
“Kau pikir selama ini hidupmu bisa lebih beruntung dari anak - anak lain ini karena siapa? Kalau bukan bantuan dari Chulyong - ssi kita semua tidak bisa hidup enak seperti ini,” kata Jungkook.
Ya, Jake setuju dengan ayahnya. Dia memang hidup enak di rumah besar 4 lantai dengan jumlah pelayan lebih dari 30 orang, koki 5 orang bahkan ada yang dari luar negeri, tukang kebun 20 orang dan supir lebih dari 10 orang yang bisa dia suruh untuk mengantarnya kemanapun. Ya… Jake setuju dengan ayahnya. Dia memang hidup nyaman, bisa membeli handphone terbaru mahal. Bisa membeli sepatu limited edition. Bisa bertemu dengan idol favoritnya secara private tanpa ada penolakan.
Dan kalian akan bertanya mengapa Jake membuka cerita ini dengan narasi membenci kemiskinan. Karena semua kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Jake ini, tidak ada sepersepuluh dari kekayaan yang dimiliki oleh bos dari ayahnya yaitu Bang Chulyong - ssi. Lebih menyedihkannya lagi, hubungan Chulyong dan Jungkook ini bukan hanya sekedar bos dan karyawan, tetapi lebih pada master dan budak. Ayah dan ibu Jake selalu menuruti apapun permintaan dan perintah dari Chulyong - ssi. Semuanya… semua anak buah di luar keluarga Bang, akan selalu menuruti apapun permintaan dan perintah dari Chulyong - ssi, dari keluarga Bang. Karena itulah, kekayaan keluarga Jake tidak ada gunanya sama sekali di hadapan kekayaan keluarga Bang. Jadi bagi keluarga Bang, Jake hanya salah satu orang miskin yang bisa dikendalikan. Dan karena itulah Jake benci keadaan ini. Jake benci miskin.
“Sudah ayo berangkat, Jake… jangan bicara yang bukan - bukan dan menyinggung Chulyong - ssi,” kata Namjoon yang menggandeng tangan anaknya dan menariknya dengan cukup memaksa.
Jake menghela nafas panjang, pasrah saja sepertinya adalah hal yang paling bagus untuknya. Sepertinya tidak terlalu buruk juga punya daddy sugar berusia 48 tahun.
@@@@@
Jake duduk dengan tegang dihadapan Chulyong. Ia menatap pada laki - laki berambut cokelat kemerahan yang sedang menuangkan teh dengan daun - daun aneh dan juga beberapa helai bunga melati. Harum dari teh yang baru diseduh itu terasa cukup menyengat tetapi tentu saja Jake tidak akan protes dan untungnya dia diperbolehkan memesan apapun di Restoran Paradise. Jake memesan es cokelat yang menjadi favoritnya. Restoran yang merupakan salah satu usaha milik keluarga Bang ini memiliki rasa yang begitu luar biasa enak, baik makanan, minuman, dessert, makanan pendamping, semuanya sangat enak.
“Silahkan dimakan tidak usah terlalu tegang,” kata Chulyong setelah meminum sedikit teh.
Jake hanya menganggukkan kepala dan meminum es cokelat di hadapannya.
“Aku dengar kau takut ya kalau aku jadikan istri….”
Jake tersedak minumannya sendiri, dia sampai terbatuk - batuk karena mendengar ucapan Chulyong. Jake buru - buru mengambil tisu dan membersihkan sekitar mulutnya. Dia juga mengambil air putih dan meminumnya untuk menetralkan rasa tidak enak karena tersedak.
“Tenang saja, aku tidak akan melakukan hal itu,” kata Chulyong, “Walaupun hal yang akan aku lakukan sebenarnya kurang lebih hampir sama.”
Jake menatap dengan begitu serius pada Chulyong, “Jangan - jangan anda mau menjodohkanku dengan salah satu anakmu?”
Chulyong menganggukkan kepala dengan senyuman lebar, “Kau memang pintar, tidak salah aku setuju dengan permintaan bocah nakal itu.”
Jake mengerutkan kening, dia mau dijodohkan dengan siapa, “Bukannya anak - anakmu sudah punya pacar Chulyong - nim?”
“Belum semuanya,” jawab Chulyong, “Mingi belum punya pacar sampai sekarang, aku curiga dia enggak punya perasaan cinta makanya enggak pacaran sama sekali.”
Dari jawaban Chulyong sepertinya bukan Mingi yang akan dijodohkan dengan Jake. Dan sepertinya bukan Yeonjun juga karena anak kedua dari keluarga Bang itu sudah punya kekasih, mana cantik dan manis banget lagi jadi tidak mungkin pindah ke Jake sampai minta ayahnya turun tangan.
“Kau penasaran ya,” Chulyong tersenyum tipis menatap pada Jake sambil menikmati sushi tuna.
“Tidak bisakah kau beritahu saja langsung siapa, aku penasaran,” kata Jake.
“Sebentar lagi datang kok,” kata Chulyong yang kembali mengambil potongan sushi lainnya.
Jake yang penasarannya sudah tidak bisa dibendung menatap ke arah pintu geser pada ruang VVIP. Rasanya agak tidak mungkin kalau tiba - tiba muncul tap… Jake terkejut dan menjerit keras ketika tiba - tiba saja pintu terbuka.
Jake menjerit untuk kedua kalinya saat melihat sosok dibalik pintu. Dia bangkit berdiri dan menudingkan jarinya pada sosok anak laki - laki seusianya yang berdiri dihadapannya dengan senyuman lebar.
“YA!!!! Kenapa kau ada disini Sunghoon???” jerit Jake yang kesal melihat sosok teman sekelasnya yang suka sekali mengganggunya jika di sekolah.
“Aku mau ikut makan siang, lapar,” kata Sunghoon yang melangkah masuk dan duduk disamping Jake.
Jake yang masih berdiri kemudian menatap pada Sunghoon dan menatap pada Chulyong.
“Duduklah… ini anakku Sunghoon yang mau aku jodohkan denganmu,” kata Chulyong.
@@@@@
“Tidak ada paksaan, kalau memang tidak cocok Jake boleh menolak…”
Tapi Jake tahu dia akan dimarahi habis - habisan oleh ayah dan ibunya jika menolak dijadikan calon menantu keluarga Bang. Jake menolehkan kepala menatap pada Sunghoon yang malah memakan jajangmyeon dengan begitu tenang dan seolah tidak memperdulikannya.
“Aku beri waktu 1 bulan untuk Jake sebelum memberikan jawaban mau atau tidak menjadi kekasih Sunghoon,” lanjut Chulyong.
Jake menarik nafas dalam - dalam kemudian menghembuskannya perlahan, “Kalau aku menolak… apakah ada akibatnya untuk keluargaku?”
Chulyong menatap pada Jake dengan begitu serius, sementara itu Sunghoon menghentikan makannya dan ikut menatap pada Jake.
“Maksudmu?” tanya Chulyong.
“Kalau aku menolak, apakah ayahku akan dipecat atau yang lebih parah… keluargaku akan dibunuh?” tanya Jake dengan takut - takut. Dia memang bodoh, seharusnya tidak dia tanyakan kalau dia takut bukan.
Jake kembali menoleh menatap pada Sunghoon ketika mendengar suara tawa dari Sunghoon.
“Memangnya semenakutkan itu keluarga kami ya?” tanya Sunghoon.
Jake menatap ragu pada Chulyong dan juga Sunghoon, bagaimana dia menjawabnya. Bagi dia yang sedari kecil sudah tahu siapa sebenarnya keluarga Bang saja seringkali dia merasa takut, apalagi bagi orang lain yang belum tahu.
“Tenang saja, tidak akan ada akibat apapun,” Chulyong menatap pada Sunghoon, “Iya kan anakku sayang… di tolak pun tidak masalah kan.”
Sunghoon mendengus kesal, “Apa gunanya aku minta tolong ayah kalau ditolak juga akhirnya.”
Jake sudah bilang dari awal, dia benci kemiskinan, dia benci keluarga Bang dan dia benci Sunghoon.
BERSAMBUNG
Update tiap hari Jumat
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Blood
FanfictionJake benci kemiskinan yang membuatnya terbelenggu sunghoon benci penolakan yang membuatnya lepas kendali warning!! boys love story!! gay story adegan sex tidak disensor adegan kekerasan tidak disensor tanda 🔞🔞🔞 untuk adegan kekerasan dan adegan...