3

18 5 4
                                    

Jake terburu - buru berlari kelapangan basket. Setelah keributan yang terjadi tadi dia benar - benar tidak mau ada seseorang yang mati. Jake menghentikan langkah larinya begitu sampai di pinggir lapangan basket, dia melangkah pelan menuju kursi penonton tetapi ketika mengamati lapangan dia tidak menemukan sama sekali sosok Sunghoon.

“Cari siapa?”

Jake menolehkan kepala, menatap pada Sunoo yang tersenyum lebar padanya.

“Sunghoon mana? Katanya tadi mau latihan basket,” kata Jake.

“Setelah kau buat bad mood di kantin, dia tidak mau latihan,” jawab Sunoo, “Tahu deh pergi kemana.”

Jake mengerutkan kening, dia merogoh saku celana, mengeluarkan handphonenya dan mencoba menghubungi Sunghoon, tapi teleponnya malah di tolak begitu saja oleh Sunghoon.

Jake melangkahkan kaki keluar dari area lapangan basket, dia mencoba menghubungi Sunghoon lagi untuk kedua kalinya tetapi masih saja ditolak. Dia justru mendapatkan pesan singkat dari Sunghoon berupa link sebuah lokasi.

Jake mengerutkan kening, tetapi tetap saja membuka link lokasi yang dikirimkan. Sepertinya Sunghoon ada di lokasi yang dikirimkan ini. Meski tidak mendapat perintah apapun, Jake akan pergi ke tempat Sunghoon.

@@@@@

Sunghoon berdiri di depan meja besi dengan memakai jas hujan berwarna putih yang sebagian sudah kotor karena darah. Matanya menatap pada sosok yang terbaring diatas meja besi. Sosok Taehyun yang tubuhnya penuh dengan isi staples yang dibenamkan Sunghoon.

Bibir Sunghoon menyungging lebar ketika mendengar suara rintihan kesakitan dari bibir Taehyun.

“Maaf… maafkan aku,” ucap Taehyun.

“Enak sekali kau bilang maaf setelah membuatku malu,” kata Sunghoon yang meletakkan alat staples dengan ukuran besar diatas meja. Ia mengambil sebuah pisau dengan ukuran tidak terlalu besar.

Sunghoon kembali mendekat pada Taehyun, menyelipkan ujung pisau dibawah isi staples yang ada di tubuh Taehyun dan dia congkel begitu saja sampai daging Taehyun ikut tercabik.

Taehyun menjerit keras, rasa sakit luar biasa membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak.

Sunghoon tidak memperdulikan teriakan dari Taehyun, dia menggerakkan tangannya, mencongkel isi staples dari tubuh Taehyun hingga tubuh Taehyun kini penuh dengan darah dengan lubang - lubang menjijikkan karena dagingnya tercongkel.

“Ya!!! Hentikan!!!”

Sunghoon menolehkan kepala, ia melihat Jake yang berlari panik kearahnya.

Dengan cepat tubuh kecil Jake ditahan oleh salah seorang anak buah Keluarga Bang.

“Hentikan!!! Kau mau minta apa aku akan menurutimu.. tapi lepaskan Taehyun,” kata Jake.

Sunghoon melangkah mendekat pada Jake sambil masih membawa pisau yang sudah kotor karena darah Taehyun.

Jake menahan nafasnya sejenak ketika Sunghoon mengarahkan ujung pisau di depan wajahnya.

“Segitu berharganya Taehyun itu, sampai kau mau merendahkan diri seperti itu,” kata Sunghoon.

Jake terdiam sejenak, dia harus berhati - hati memilih kalimat agar Sunghoon tidak semakin marah.

“Bukan begitu… maafkan aku… maafkan Taehyun… kami menyesal,” kata Jake.

Sunghoon tersenyum lebar, dia mengulurkan tangan yang tidak memegangi pisau dan mengelus lembut pada kepala Jake, “Diam saja disini dan lihat apa yang akan aku lakukan pada semua laki - laki yang berani mendekatimu.”

Jake balas menatap pada Sunghoon dengan mata bergetar nanar. Dia menelan salivanya yang terasa pahit sekali.

“Dian saja disini dan lihat apa yang akan aku lakukan pada semua laki - laki yang menjadi penghalang cinta kita,” kata Sunghoon yang kemudian membalikkan badan dan kembali ke depan meja besi.

Sunghoon melanjutkan kegiatannya mencongkeli isi staples di tubuh Taehyun. Dia terus mencongkeli isi staples walaupun dengan backsound teriakan kesakitan Taehyun dan jeritan Jake yang meminta berhenti.

Sunghoon meletakkan pisau diatas meja. Ia menatap pada senjata tajam dan beberapa peralatan yang ada diatas meja, memilih apa yang akan dia gunakan untuk menyiksa Taehyun berikutnya. Tetapi tidak ada yang membuat Sunghoon puas. Kepala Sunghoon menatap kearah yang lain pada ruangan berukuran 10 x 10 ini, cukup luas untuk ruangan yang dikhususkan sebagai tempat penyiksaan. Mata Sunghoon menatap pada sebuah lemari yang menyimpan berbagai cairan.

Dengan senyuman lebar Sunghoon melangkahkan kaki menuju pada lemari berisi cairan. Langkah kaki Sunghoon terhenti dengan cepat ketika tiba - tiba saja Jake sudah ada di depannya. Sunghoon menatap pada Jake yang kemudian bersimpuh di hadapannya.

“Sudah cukup Sunghoon.. aku mohon… jangan dilanjutkan lagi…” pinta Jake dengan airmata yang sudah berderai.

Sunghoon menolehkan kepala, memberikan kode pada anak buah keluarganya yang kemudian langsung bergerak dan memegangi tubuh Jake. Sunghoon menatap pada Jake yang dibawa menjauh darinya. Dia kembali melangkahkan kaki dan mengambil sebuah botol plastik berukuran cukup besar yang berisi air keras.

Sunghoon membawa air keras pada meja besi dimana Taehyun berbaring dengan tidak berdaya. Tangan Sunghoon membuka tutup botol dan menumpahkannya pada tubuh Taehyun.

Sunghoon memundurkan tubuhnya, menikmati pemandangan Taehyun yang menggeliat kesakitan sambil berteriak keras. Senyuman Sunghoon tercipta begitu lebar, untuk beberapa saat dia menikmati Taehyun yang menderita karena rasa sakit yang pastinya luar biasa. Sunghoon maju mendekat pada tubuh Taehyun lagi. kali ini dia mengambil sebuah alat seperti milik dokter gigi yang digunakan untuk membuka mulut Taehyun dengan lebih lebar.

“Jangan!!!” teriak Jake yang benar - benar merasa ngeri membayangkan apa yang akan dilakukan oleh Sunghoon.

Dan benar saja dugaan Jake, Sunghoon menumpahkan air keras ke dalam mulut Taehyun yang terbuka lebar.

Sunghoon meninggalkan Taehyun yang masih menggeliat kesakitan dan menggelepar menghadapi kematiannya. Sunghoon melepaskan jas hujannya dan mendekat pada Jake.

Jake benar - benar tidak berdaya ketika kemudian Sunghoon memegangi tangannya dan menarik untuk mengikuti langkah kaki Sunghoon.

“Ikut denganku…” kata Sunghoon yang memang tidak akan dibantah oleh Jake.

Jake terlalu lemas, terlalu kesal, terlalu marah sehingga tidak memiliki tenaga untuk menolak apapun yang diinginkan oleh Sunghoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang