"Zhiva nanti jangan lupa di minum ya susu nya sebelum berangkat"
Zhevanya melihat sekilas kearah sang mamah yang baru saja menyodorkan gelas berisikan susu putih untuk saudara kembar nya.
"Punya aku mana mah?"
"Pah kamu mau berangkat kapan? mau bareng sama mamah atau engga?" tanya melati kepada sang suami tanpa menjawab pertanyaan dari anak sulung nya
Sudah terbiasa dengan keadaan yang seperti ini membuat Zhevanya mengerti, ia memilih bangkit dari kursi nya meninggalkan meja makan dirumah itu.
"Jangan pernah meninggalkan meja makan sebelum kamu selesai makan" Sebuah suara berat milik sang kepala keluarga terdengar membuat Zhevanya menghentikan langkahnya
"Aku udah selesai makan nya jadi aku mau berangkat dulu takut telat"
"Lagi pula aku harus berangkat naik bus jadi harus lebih cepat biar ga telat bukan diantar seperti Zhiva" sambung nya berisi kata sindiran di akhir kalimat nya
Disisi lain ada Zhivanya yang merasa tidak enak hati saat mendengar kalimat sindiran dari saudara kandung nya sendiri. Ia tau bahwa Zhevanya merasa iri atas perbedaan sikap orang tua nya terhadap keduanya.
"Maaf Zhe tapi ini yang terbaik buat kita"
Zhevanya dan Zhivanya merupakan saudara kembar yang berbeda tujuh menit. Zhevanya lahir lebih dulu dari pada Zhivanya, berbeda dengan Zhevanya yang diacuhkan oleh keluarganya justru Zhivanya lebih disayang dan dipedulikan oleh keluarganya.
Tiga puluh menit sudah Zhevanya berdiri di halte busway, ia melihat jam tangannya sekilas, sebentar lagi bel sekolah nya akan berbunyi. Jika saja papah nya mau mengantarkan dirinya ke sekolah sudah pasti ia tidak perlu berlama-lama membuang waktu seperti ini.
Matahari seperti nya mulai keluar dari tempat tidur nya, Zhevanya mulai mengeluarkan tisu lalu mengelap peluh keringat yang ada pada dahi nya.
"Ayo naik!" titah seorang pria yang duduk diatas motor nya
Zhevanya sedikit terkejut saat sebuah suara menyapa indra pendengaran nya. Wajahnya terlihat datar karena tidak mengenal sosok yang wajah nya masih tertutup oleh helm full face milik nya.
"Malah bengong, ayo naik"
"Lo siapa?" tanya nya masih berdiam diri ditempat nya
Pria yang masih duduk di motor itu tercengang, yang benar saja dia adalah teman satu kelas nya bahkan satu kelompok dengan nya, bisa bisa nya gadis itu bertanya siapa dirinya.
"Masih belum kenal gue?" tanya nya balik setelah membuka helm hitam milik nya
Zhevanya menggeleng pelan "gue inget tapi gue lupa"
"Lo Zhevanya kan? gue Nadhir temen satu kelas Lo bahkan kita satu kelompok"
Ah kini Zhevanya ingat, dia adalah Nadhir Abbas teman satu kelas dan satu kelompoknya, pantas saja dia kena dengan dirinya.
"udah kenal kan jadi ayo naik"
Zhevanya kembali menggeleng "Lo duluan aja gue lagi nungguin busway nya dateng"
Huh, Nadhir membuang nafas nya panjang, ia menggerakkan tubuhnya untuk turun dari motor nya lalu mengeluarkan handphone di saku jaket nya.
"Liat busway itu dateng nya jam 8.40 sedangkan sekarang jam 7.40 dan bel masuk sekolah kita itu jam 7.00, itu artinya butuh waktu satu jam lagi buat nunggu busway nya datang sedangkan 20 menit lagi kita bel masuk dan 30 menit lagi kuis dimulai, Lo mau point kita dikurangin karena telat?" jelas nya panjang lebar
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpa Titik Temu
Teen Fiction"Bukan gue yang harus nya Lo tembak, tapi adek gue" "Kenapa adek Lo? gue kan suka nya sama Lo" "Lo sayang kan sama gue? kalo Lo sayang sama gue, Lo juga harus sayangin adek gue dengan cara jadiin dia pacar Lo" "Ngaco Lo, gue bakal sayangin adek Lo...